Prolog

6 2 0
                                    

Bismillah..
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Sebagaimana pemula lainnya, aku bukan seorang penulis yang handal, dan suatu hal yang wajar jika nanti ditemukan banyak kesalahan dalam tulisanku.

Aku tidak memaksa untuk meninggalkan jejak di ceritaku, cukup baca dan ambil ilmu di dalamnya saja itu sudah lebih dari cukup.

Sesama manusia tentu harus saling mengingatkan, maka, ingatkan lah aku ketika aku tak sadar ataupun terdapat kekeliruan dalam tulisanku.

.
.
.

Selamat membaca

🌷🌷🌷

.
.
.

Hari ini aku Altha febiansyah malik melepasmu, ku jatuhkan talak 3 kepadamu Syahla Maulidina!

Deg

Kata-kata itu masih terekam jelas di ingatannya, sekarang ia sedang berada di kamar miliknya, tangannya sibuk memindahkan semua pakaian miliknya dari lemari ke dalam koper yang sudah berada didepannya. Tak dipungkiri air mata terus mengalir dari mata indahnya, ternyata 361 hari bersama tak menghasilkan apa-apa.

Kejadian 20 menit yang lalu masih menyisakan perih dihatinya, satu tahun bukan waktu yang singkat, perjuangan yang selama ini ia lakukan seakan sia-sia, tidak sesuai harapannya yang berharap kisah ini happy ending, namun malah sebaliknya.

20 menit yang lalu

"Saya tunggu dibawah"

Ucapan itu membuat perempuan yang baru saja membuka pintu kamarnya kaget, tentu saja! Dilihatnya seseorang yang berkata tadi sudah berjalan menjauh tanpa menunggu respon darinya, huh kebiasaan. Akhirnya ia pun mengikuti

Setibanya di ruang tamu, Laki-laki yang merupakan suaminya itu sudah duduk dengan nyaman di sofa single, kursi yang selalu dia duduki.

"Saya tidak berbicara dengan orang yang berdiri"

Lagi, suara itu menyadarkannya, segera ia duduk di sofa yang langsung berhadapan dengan suami

"Kamu tidak lupa perjanjian pra-nikah dulu bukan" Ucapnya membuat diriku tersentak, ku tatap dirinya sebentar melihat ekspresi apa yang ia keluarkan, tapi yang kudapat hanya tatapan datar, aku kembali menunduk bibirku bergetar rasanya tak mampu untuk sekedar menjawab iya, tidak aku harus bisa!

Bismillah "Ya, aku ingat" Hanya kata itu yang mampu ku ucapkan dulu

"Seperti perjanjian awal, dimana dalam waktu 360 hari kamu tidak bisa merubah apapun tandanya saya har-"

"Afwan mas, aku memotong ucapanmu, aku tau bahkan sangat tau, tolong jangan diperjelas"

Nyatanya, pernikahan ini hanya aku yang berusaha sendiri tidak dengan kamu mas, aku tau dirimu sudah menantikan hari ini sejak lama

"Baik, jika itu maumu, sesuai keinginanmu dulu hari ini aku akan melepaskan mu secara baik-baik-"

"Hari ini aku Altha febiansyah malik melepasmu Syahla Maulidina!

Deg

Tidak, aku tidak boleh menangis, jika ini sudah terjadi berarti ini takdir-Nya, kenapa aku harus menangisi takdir-Nya? Allah tau apa yang terbaik untuk hamba-Nya Mauli

" Alhamdulillah, terimakasih mas, kamu menepati janjimu untuk melepaskanku dengan cara baik-baik, maafkan semua kesalahanku selama satu tahun ini hidup denganmu, aku belum bisa jadi istri yang baik untuk mas, diriku jauh dari kata sempurna, aku meminta maaf dengan tulus, semoga maafku diterima agar kelak hisab ku sedikit teringankan. Satu yang harus kamu tau sejak dimana namaku disebut dengan lantang didepan ayahku saat itu aku sudah menyerahkan hatiku kepadamu sampai saat ini, perasaan itu tetap sama, satu tahun bukan waktu yang singkat untukku bisa mengambil hatimu, tapi ternyata takdir berkata lain, aku tak menyalahkan itu, walau usahaku selama ini, doa yang kupanjatkan selama ini seakan sia-sia, aku ikhlas mas, hidup denganmu memberiku banyak pelajaran. Doaku semoga Allah mengabulkan semua doamu mas, dan apa yang selama ini mungkin terhalang olehku, oleh pernikahan ini semoga Allah lancarkan urusanmu, aku ikhlas mas. Assalamu'alaikum"

Ia berbalik tak ingin melihatkan kesedihannya saat ini

Tes

Tes

Tes

Air mata itu jatuh tanpa diminta, ia mengalir dengan sendirinya, akhirnya ia bisa mengutarakan isi hatinya selama ini, lega itulah yang ia rasakan.

Tak

"Eh ini..."

Tangan yang tadinya sibuk dengan baju itu beralih sebentar mengambil benda yang jatuh dari atas nakas, figuranya tetap utuh tapi kacanya retak.
Foto pernikahan mereka, dan

Perjanjian di belakangnya

"Dalam 361 hari jika aku tidak bisa mengambil hatimu, maka aku siap mendengar kata talak dari bibirmu. Namun, satu pintaku ceraikan aku dengan cara baik-baik sebagaimana kamu memintaku dulu dengan cara baik-baik."

Sakit rasanya tapi ia harus ikhlas bukan, ia sudah berjanji

"Allah maafkan hamba-Mu ini, hampir tidak me epati janjinya kepada-Mu ya Rabb, aku mohon ampun jangan jadikan aku bagian dari hamba-Mu yang Engkau murkai"

















Syukron, jazakillah khairan buat para pembaca

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

361 hari (Bersamamu) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang