Cerita ini mengandung unsur dewasa, kata kasar, adegan bxb, sesama jenis yang mungkin tidak nyaman bagi sebagian pembaca. Diharapkan kesadaran dan kebijaksanaannya. Jika memang tidak suka, dimohon untuk segera meninggalkan cerita ini demi kenyamanan bersama.
Tolong jangan kaitkan cerita ini dengan cerita asli boboiboy. Boboiboy adalah milik monsta, author hanya meminjam karakter saja.
[male name] itu idola sekolah. Setiap hal yang dia buat entah kecil atau besar akan selalu menjadi perhatian. Setiap langkahnya, selalu ada mata yang mengawasi. [male name] itu idola sekolah, tak ada yang tak tahu dirinya. Semua orang mengetahuinya. Tentu saja, namanya serta wajahnya selalu ada di mading dan ia selalu dipanggil maju saat berbaris pagi untuk diberi pujian atas prestasi barunya.
[male name] itu idola sekolah, dan dia bangga akan hal itu. Tentu saja bangga. Semua pujian selalu datang padanya tiada henti, semua pandangan selalu tertuju padanya setiap saat, semua orang mengidolakannya. Ia populer. Ditambah wajahnya cukup cantik untuk ukuran anak laki laki, membuatnya semakin terkenal sepenjuru sekolah bahkan luar sekolah.
Sebegitu populernya [male name], namun dia selalu sendiri. Bukan karena tak ada yang mau menjadikannya teman--ini mustahil sekali--tapi karena [male name] yang sengaja menjauh. Dia bukanlah pribadi yang percaya dengan apa yang namanya 'teman'. Baginya teman hanyalah beban dan suatu hal yang merepotkan. Memangnya apa yang bisa teman beri disaat dirinya sendiri pasti bisa mendapatkannya. Ia lebih unggul dari mereka, ingat? Jadi tak perlu apa yang namanya itu teman.
Berbeda sekali dengan boboiboy yang sangat mempercayai apa itu teman. Baginya, teman itu segalanya. Orang yang akan ada disaat suka maupun duka. Tanpa teman rasanya hidup akan kurang, teman sudah seperti semangat hidup. Tanpa teman ia bukanlah apa apa. Teman lah tempatnya berbagi warna dalam hidup, teman lah yang menemaninya mengetahui banyak hal dalam hidup. Dengan teman, hidupnya akan lebih indah.
"Woah, [male name] dapat seratus lagi, hebat"
"Aku tidak heran lagi, [male name] kan pintar"
"Ajari aku dong, [male name]"
"Bangga aku punya teman sepintar [male name],"
Tersenyum kecil penuh keangkuhan akan pujian pujian teman temannya saat mengetahuinya mendapatkan nilai seratus lagi, [male name] tak perlu repot repot berterima kasih akan pujian itu. Ia memang pantas mendapatkannya. Melirik boboiboy yang mukanya masam. Pasti dapat nilai jelek, batinnya mengejek.
"Woi, boboiboy, kau dapat berapa?"
"Aku, dapat.. 49 hehe," boboiboy cengengesan menunjukkan kertas ujian bernilai 49.
Teman teman sekelas langsung berbondong menuju bangku boboiboy termasuk yang ada di bangku [male name]. Kini bangku boboiboy ramai sementara bangku [male name] sepi.
"Hahahaha bisa bisanya kau dapat 49,"
"Tidak apa boboiboy, aku saja dapat 40"
"Yes ada teman remidi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙏𝙤𝙜𝙚𝙩𝙝𝙚𝙧
Short Story[bbb x male reader] Apa yang terjadi jika musuh masa kecil bertemu lagi? Apa permusuhan itu akan berlanjut, atau justru hal lainnya yang akan muncul? Warn! bxb, harsh word, bahasa indonesia-malay, typo(s), fanfiction. boboiboy belong to monsta