0.1 together

255 22 17
                                    

Cerita ini mengandung unsur dewasa, kata kasar, adegan bxb, sesama jenis yang mungkin tidak nyaman bagi sebagian pembaca. Diharapkan kesadaran dan kebijaksanaannya. Jika memang tidak suka, dimohon untuk segera meninggalkan cerita ini demi kenyamanan bersama.

Tolong jangan kaitkan cerita ini dengan cerita asli boboiboy. Boboiboy adalah milik monsta, author hanya meminjam karakter saja.

"Boboiboy cengeng!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Boboiboy cengeng!"

Di dalam sebuah kamar, dua anak laki laki berumur 5 tahun itu bermain─ah, tidak lebih tepatnya bertengkar dengan satu anak menangis karena topinya diambil dan diejek tanpa henti.

"Cengeng, cengeng, tidak bisa ambil topi saja menangis. Boboiboy cengeng,"

Mengoyangkan topi dino kebesaran boboiboy yang ada di tangannya, [male name] menjulurkan lidah mengejek boboiboy yang menangis. Tawa bahagianya mengeras seiring tangis boboiboy yang mengeras juga.

".. topiku," pinta boboiboy di sela sela tangisnya "kembalikan topiku!"

"Tidak mau wleee dasar cengeng!"

Kembali [male name] meneriakkan kata cengeng pada boboiboy, tak peduli jika tangis boboiboy ini bisa membawa dua laki laki dewasa di ruang tengah datang menghampiri mereka. Berlari ke setiap sudut kamar menghindari kejaran boboiboy, [male name] tertawa. Tangannya menunjuk boboiboy, mengejek anak laki laki itu.

"Cengeng lemah,"

"Aku tidak cengeng! Aku tidak lemah"

Dengan cepat, boboiboy menarik topinya yang [male name] pegang sehingga adegan tarik menarik pun terjadi. Dua anak itu sama sama tak mau mengalah. Topi yang tak bersalah itu pun jadi melar karena ditarik kencang dari kedua arah.

"Lepaskan topi aku!"

"Tidak mauu!"

"Lepas!"

"Tidak!"

Dan akhirnya, topi yang tak bersalah itu robek di tangan kedua anak itu. Boboiboy dan [male name] membeku. Bedanya [male name] membeku dengan raut wajah kaget, sedangkan boboiboy...

"T-topi aku... " sudut bibir melengkung ke bawah, "HUWAAAAAAA TOPIII!"

Menutup telinganya saat boboiboy menjerit disusul tangisan kencang, [male name] mendesis tak suka. Telinganya sakit karena itu.

"Cengeng! Diam!"

"Huwaaaa topi akuu... "

"Ishh cengeng! Diam!"

"Huwaaaa!"

Tangis boboiboy yang ada malah makin keras. [male name] cemberut, tak ingin lagi mendengar tangis boboiboy yang berisik.

"Cengeng, boboiboy cengeng. Laki laki kok cengeng, huuuuuuu" menyoraki boboiboy, [male name] mengacungkan ibu jarinya ke bawah untuk boboiboy.

"T-tidak aku tidak cengeng! HUWAAA HIKS... "

𝙏𝙤𝙜𝙚𝙩𝙝𝙚𝙧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang