BAB 11

15 4 0
                                    

          Sesampainya di kantor kepolisian daerah Jakarta Pusat, tempat Harris bekerja. Ia sudah dihadapi dengan empat manusia seklek bernama; Nick Roland Maxwell, Jeff Hansen, Renald Zikri, dan Athar Bachtera. Harris, Renald dan Athar sebenarnya masih waras tetapi berteman dengan Nick dan Jeff membuat mereka menjadi “geser” sedikit. Mereka berempat adalah sahabat Harris ditempat kerja, tidak pernah terpisahkan sekalipun. Nick dan Athar sudah cukup mengenal sifat dan wataknya Harris karena, dulu sama-sama berteman sewaktu di AKPOL.
         
          Selain bersahabat dengan empat manusia seklek tersebut, Harris juga mempunyai sahabat, yang disebutnya sahabat cafe karena, ketemunya saat di cafe saja. Namanya Teddy Amirullah, teman sebangku Harris waktu yang SMA. Semua sahabat-sahabat Harris selalu memberinya saran dan selalu mendukung Harris apapun itu. Seperti sekarang ini, bukannya bekerja Harris malah meminta saran dari Nick, Jeff, Renald, dan Athar.
         
“Assalamu’alaikum bro!” panggil Harris menyapa Nick, Jeff, Renald dan Athar

“Wa'alaikumussalam. Tumben telat lo” jawab Athar

“Mau ambil charger sama bokap eh, bokap malah telponan” jelas Harris

“Heh Ris! Lo lupa ya kalau gue sama Jeff Kristen?” tanya Nick yang blak-blakan

Mendengar pertanyaan Nick tersebut, sontak membuat Harris, Athar dan Renald tertawa bersamaan

“Hahahaha, iya lupa gue kalau ada temen Kristen” jawab Harris seraya tertawa

“Dasar lu?!” ucap Jeff jengkel

“Bercanda kali ah!” balas Harris seraya menyikut Jeff.

          Ditengah-tengah mereka lagi asyik bercanda, Harris teringat akan informasi Syafira yang sudah putus dengan Rafael dan, ucapan papanya yang tadi.
         
“Oh iya bro, sampai lupa mau ngasih tahunya” ujar Harris

“Kenapa bro?” tanya Renald bingung

“Kasih tau apaan Ris?” tanya Jeff bingung

Semuanya bingung dengan omongan Harris yang ngambang di tengah-tengah

“Syafira udah putus sama Rafael” sambung Harris yang seketika saat itu juga empat sahabatnya terkejut

“HAH?! SERIUS LU RIS?” tanya Athar tak percaya

“ALHAMDULILLAH!!!” ucap Renald bersyukur

“Tuhan Yesus memberkati kau Ris” ucap Nick dan Jeff bersyukur secara bersamaan.

          Semua sahabat-sahabatnya memang sudah dari lama mengetahui kegilaan seorang Harris kepada Syafira. Ditunggu-tunggu selama sembilan tahun, pantas kan mereka bersuka cita seperti ini?
         
“Serius gue Thar, bokapnya sendiri yang cerita” jawab Harris

“YAUDAHLAH GASSSS RISSSS!!!” ucap Jeff dengan nada yang bersemangat sampai lupa ada senior didepannya

“Heh, noh!” kata Renald mengingatkan Jeff. Ia langsung salah tingkah

“Saat yang bagus tuh Ris untuk lo deketin dia” sambung Renald

“Tapi bro, ya masa gue langsung tembak dia gitu aja. Sekarang dia lagi broken heart bro! Kerjaan sama bokap gue aja ditunda” balas Harris

“Yaelah Ris!! PDKT dulu lah. Keliatan banget nih gapernah pacarannya” ucap Nick kesal dengan sikap Harris

“Misalnya, nawarin tumpangan terus ajak makan makanan kesukaan dia terus pergi ketempat yang dia suka terus.... apalagi ya? Ya pokoknya gitu deh” sambung Nick lagi

“Bener tuh Ris yang dibilang sama Nick. Tumben nyambung lo hahaha” ucap Renald seraya tertawa mengejek

“Kalau lo takut Syafira ga nerima lo, ikhlas aja Ris, mungkin bukan jodohnya” ujar Jeff yang sontak membuat Nick, Athar dan Renald naik pitam

“EH WOI!! Baru juga Harris minta saran, lo langsung bilang ikhlas aja” marah Athar

“Tapi ada benernya Thar. Kalau ga jodoh mau diapain?” tanya Harris dan membenarkan ucapan Jeff

“Yaaa maksud gue kan jangan langsung ngomong gitu lah, ibaratnya kayak mau matahin semangat lo” jawab Athar

“HEH THAR! Gue ga ada niatan mau matahin semangat Harris ya!” kesal Jeff

“Udah ah lo berdua. Harris tu minta saran gimana caranya dia ngedeketin Syafira bukan sekedar stalk di sosmed aja” lerai Renald

“Tau tu si Jeff sama Athar” ucap Nick setuju

“Dah dah intinya Ris, lo jangan kaku depan Syafira. Nanti Syafira lihatnya kayak apaan lagi. Ngalir ajaaaa slow~ udah itu jangan keliatan banget kalau lo suka sama dia, ngejar-ngejar dia, takutnya dia ilfeel, cewek kan gampang ilfeel” sambung Renald memberikan saran

“Betul! Dan juga lo cari saat yang tepat dan harus nyatain semua perasaan lo ke dia tanpa tersisa sedikitpun, jangan lama-lama lah ngungkapinnya, mana tau dia udah baper hahaha” saran dari Athar

“Apapun itu, kuncinya adalah berdoa kepada Tuhan Yesus supaya diringankan jalannya” saran dari Nick yang selalu lupa bahwa Harris beragama Islam

“Gue Islam Nickkkk!” ucap Harris pasrah seraya tepok jidat

“Makasih yaa bro atas semua sarannya, ga nyesel gue punya sahabat geser kek kalian” sambung Harris berterimakasih kepada sahabat-sahabatnya tersebut.

          Hari ini adalah tepat tiga hari Syafira mengurungkan diri didalam kamar, ia sama sekali tidak melakukan aktivitas apapun. Merasa harapan telah hilang, tidak ada lagi cinta yang dirasa.
Sekarang, Adi dan Meysha sedang pergi menuju rumah Syafira untuk menanyakan perihal job dia sebagai model kafe Meysha. Lima belas menit berlalu, merekapun sampai dikediaman rumah Syafira.

“Assalamu’alaikum bi, Syafira ada?” tanya Meysha yang sudah akrab dengan bi Asih

Bi Asih yang sedang menyiram tanaman pun sontak menoleh,

“Eh! Non Meysha hehe. Ada non, dikamar” jawab bi Asih

“Makasih ya bi” ucap Meysha berterimakasih seraya meninggalkan bi Asih disana.

          Meysha pun pergi menaiki anak tangga satu persatu sedangkan Adi hanya menunggu di ruang tamu. Sesampainya dikamar, Meysha masih tak percaya keadaan Syafira seperti ini. Kasur yang penuh sampah tisu, seprei yang sudah lepas sana lepas sini, rambut dia yang acak-acakan keras seperti ijuk, kira-kira seperti itulah gambaran keadaan Syafira sekarang.
         
“Ya Allah Fira!” ujar Meysha terkejut

“Rafael? Kamu balik ke Indo? Iya? Kamu pasti kangen sama aku kan” ucap Syafira tak sadar jika yang datang adalah sahabatnya

“Heh Fir! Sadarrrr heyyy!!” ucap Meysha seraya menggoyangkan badan Syafira dan sedikit menampar pipinya

Syafira pun tersadar karena pipinya sakit padahal, Meysha hanya menampar kecil saja. Syafira benar-benar kehilangan sosok Rafael, cinta matinya.

“Meysha? Ngapain lo kesini?” tanya Syafira ketus karena masih teringat kejadian beberapa hari yang lalu

“Gue kesini cuma mau lo sadar Fira” jawab Meysha prihatin terhadap Syafira

“Lo masih marah ya sama gue perihal kemarin?” tanya Meysha dengan nada yang rendah

“Menurut lo?” tanya Syafira balik yang masih ketus

“Gue minta maaf pasal kemarin ya, gue hanya mau lo sadar, ga berlarut-larut dalam kesedihan kayak gini, udah itu aja Fir” ucap Meysha meminta maaf

“Lo gatau tentang kesedihan gue Mey! Lo gatau rasanya dibohongi dan ditinggal nikah di waktu yang bersamaan! Lo gatau karena Adi memperlakukan lo dengan sempurna!”  tangis Syafira pecah

“Gue tau Fir, gue tau semua tentang kesedihan lo sekarang. Lo ga pantes nangisin Rafael sedangkan dia di Belanda udah bahagia sama istrinya” jawab Meysha dengan nada yang sedikit meninggi

“Iya! Emang! Lebih baik gue mati aja daripada, liat dia bahagia disana” sambung Syafira dan pergi berlari keluar kamar.

—BERSAMBUNG

Petualangan Menggapai Cinta SejatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang