Berubah

4 1 0
                                    

"Vino!" Panggil ku pada pria yang sedang membereskan buku kedalam tasnya. Dia hanya menatap ku sekilas, lalu kembali pada aktifitasnya.

"Ada apa dengan dia?" Batin ku penasaran. Tapi seperkian detik berikutnya aku langsung berlari mengejarnya yang tampak akan pergi.

Buru-buru ku raih tangan pria itu untuk menghentikan langkahnya saat satu langkah lagi meninggalkan kelas kami.

Dia hanya menatap ku malas dan itu terlihat seperti seseorang yang kesal dan merasa terganggu.

Dia ingin melepas tangan yang ku genggam, namun dengan cepat aku genggam lebih erat agar tidak terlepas.

"Apa lagi sih Key?" Tanyanya dengan muka masam.

Sungguh aku tidak habis fikir dengan sikapnya sekarang, tidak biasanya dia bersikap seperti ini kepada ku.

Seharusnya aku yang marah dan kesal dengan sikapnya, tapi lihat sekarang siapa yang berlaku seperti itu.

"Vin lo kenapa sih?" Tanya ku padanya.

Sudah beberapa hari ini pertanyaan itu selalu berputar-putar di kepala ku. Dan untuk kali ini sudah tak bisa aku tahan lagi.

"Emang gue kenapa?" Bukannya menjawab pertanyaan ku dia malah bertanya kembali. Ingin rasanya ku jambak tuh rambutnya sekarang, apalagi melihat mukanya yang tak bersahabat itu.

"Kenapa gue ngerasa lo jauhin gue Akhir-akhir ini. Kita gak lagi sama-sama kek dulu. Kalau gue ada salah sama lo, lo bilang aja gue bakal berusaha berubah. Tapi jangan kek gini Vin." Sudah berapa kali pun akau terus memikirkan apa salah ku pada pria satu ini, sahabat ku sejak kecil.

Kami sudah dekat mulai sejak kami bayi, dan sampai sekarang kami selalu bersama. Tapi Akhir-akhir ini dia tak lagi mau bermain dengan ku. Setiap kali kami bertemu dia akan menghindar. Hal yang paling parahnya adalah semua pesan dan panggilan telepon yang ku lakukan tak satupun yang dia balas.

Ku tatap matanya untuk menemukan jawaban dari semua pertanyaan ku. Entah kenapa mulutnya silit sekali kebuka sekarang.

"Viinn.. " Rengek ku padanya karena tak menemukan jawaban dari matanya itu. Namun tatapannya semakin tajam saat aku mencoba mencari jawaban disana.

"Apa sih Key, lo nya aja yang aneh. Gue gak ada berubah sama sekali!" Dia melepas dengan kasar tanganku. Jujur aku cukup tercengang dengan semua ini.

Baru kali ini, sungguh baru kali ini Vino kek gini sama aku. Selama ini dia tidak pernah bersikap kasar padaku, bahkan sekali pun aku ngejahilin dia.

Ku tatap tangan ku yang di paksa lepas dengan kasar oleh Vino. "Vi-Viin... " Gemetar suaraku menyebut namanya. Dada ini terasa sesak dan mataku terasa panas, bahkan buliran bening panas dapat ku rasakan mulai keluar dari ujung mataku.

"Vin gue ada salah apa sama lo? Udah beberapa hari ini Vin, lo selalu ngehindarin gue. Kasih gue jawaban Vin! Kasih! Jujur gue capek Vin, gue udah berusaha ngeingat semua sikap dan tingkah gue yang sekiranya buat lo marah atau tersinggung tapi gue gak nemu jawaban itu Vin."

"Lo ingat kan Vin apa janji kita, sebesar apapun salah atau masalah yang kita bikin, kita harus hadapi bersama-sama dan saling terbuka."

Akhirnya buliran bening yang terasa sedikit panas di ujung mata ku tak dapat lagi ku bendung. Tumpah sudah air mataku saat mengutarakan isi hatiku.

"Hahh!" Ku hembuskan nafasku dengan kasar. Saat dirinya masih tak memberiku jawaban.

Lagi, kali ini kembali ku tatap matanya. Namun tatapan itu sudah tak seperti tadi lagi.

Mulutku terasa keluh dan terkunci mendapat tatapan itu. Tatapan tajam dengan seribu anak panah siap menghusung dada seseorang.

Aku yang mendapat tatapan seperti itu dari Vino untuk yang pertama kalinya merasakan gemetar. Tubuhku terasa lemas dan tak berdaya dan seketika itu juga langsung melorot jatuh kelantai.

Friend's or DatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang