6

5 1 0
                                    

Hari ini adalah hari keberangkatan syaluna kebelanda dan kedua orang tuanya sudah berusaha membagi waktu maraka dan memperdulikan syaluna sang putri namun luna gadis itu tetap dengan keputusannya akan pargi. Dan kedua orang tuanya pun menunda keberangkatan maraka ke Landon, dan ingin menghabiskan waktu bersama sang anak sebelum Hari keberangkatannya, Dikediaman mewah Williams luna sudah siap dan menatap diri dikaca cermin kamar
" Kenapa baru disaaat aku sudah tidak menunjukan ekspresiku, marah emosi kecewa ku rasakan aku ingin dipeluk kalian tempat ternyaman seorang anak bersandar tapi apa kelian malah membalikan punggung dingin untukku, sakit sangat sakit tapi entah kenapa aku sulit mengukapnya " gumam luna  entah kenapa luna hanya diam dengan wajah datar saja tidak ada mata berkaca kaca, emosi hanya datar mungkinlah sudah mati rasa, dan la akan mencari kebahagiaanya sendiri luna sudah muak mengejar cinta perhatian
Cinta laki-laki yang la cintai dan cinta kedua orang tuanya

                              ***
Sesampai di bandara luna menatap datar kedua orang tuanya tak ada lagi ucapan rindu, manja, yang maraka dengar dan mengeluarkan 2 amplop ditasnya " hmm ambil satu untuk kelian dan satu kagi kirim ke alamat yang ada di amplop itu setelah 1 bulan Kepergianku" Ujar luna datar dan memberikan amplop kepada sang ibu, dhaliana wanita baru itu sudah mengigit kukunya menahan tangis " Sampai kapan kamu disana princis " Ujar Gio yang memberanikan berbicara dengan nada selembut mungkin dan menetap sandu sang putri, la sangat sakit ketika melihat tatapan datar dan sinis dirinya dan sang istri, " Kalian tanya sampai kapan saya disana? entahlah yang pasti saya ingin menyembuhkan luka trauma yang kelian buat untukku dan yang pasti SAYA TIDAK AKAN MENGEMIS KASIH SAYANG! Sudah cukup! Dan saya akan mencari kebahagiaan tanpa mengejar cinta lagi " Ujar luna dan langsung pergi menyeret kopernya dan berjalan kearah pesawat
Deng
Setelah kepergian sang putri tangisan dhaliana pecah dan langsung dipeluk oleh gio sang suami
" hikss maaafin mommy nak maaf! " Lirih dhaliana bergumam,
"Mom ya sabar mungkin ini ujian Tuhan untuk kita, semoga kita diberi kesempatan untuk kedua kalinya menjadi dan mendidik anak kita " Lirih gio pelan. Setelah itu mareka meningalkan bandara

Love in silence ( hurt and regret) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang