" Five : Gue juga mau uang! "

215 12 4
                                    

"Ngihaaa! Terbayang-bayang kamuu, ku jatuh hati padamu~"

"Ku sakit hati karnamu!"

"Ku sayang kamu!"

"Lah, lo pada ga jelas, njing! Orang ku jatuh hat—"

"WELAH JANCOOKK!"

"Puyeng nih pala gue, sindrom tigtok loe pada!" kesal Rei sambil memijat keningnya.

Nggak di fyp Tiktok, nggak di reels Instragram, nggak di Snack video, nggak di Facebook, nggak di status, nggak di REAL LIVE, terbayang-bayang kamu mulu! Kan Rei pusing dengernya.

"Nyanyi boleh, tapi gak sampe tiap detik tiap menit lo nyanyiin nyet!"

"Diem napa diem! Gue sleding ke neraka, mampus lo pada. Dasar bangke!"

Pelaku utama si Nakala, Letnan, dan Ajiandy cengengesan, mereka kembali ke tempat asal, yaitu sofa. Mereka kembali menscroll fyp Tiktok, volume nya Nakala kecilin, takut si boncel ngamuk lagi, hihihi.

Selang beberapa menit, suara pagar di buka terdengar sampai ke dalam markas.

Welah cok, yang buka pager kesetanan kah? Dasar manusia tidak berperikepageran!

Bruk!

"Ayam ngajol!" Ajiandy terperanjat. Kaget, woi!

Pintu di buka sangat kencang, pelaku utama si Jaevan, Jaevan si otot besar.

"Weh, kalo buka pintu yang bener napa, sat! Gak elo gak mereka–" Rei menunjuk trio curut, si pengikut trend Tiktok. "Sama-sama bikin pusing!" teriak Rei dengan kesal.

Rei bangun dari tempat duduknya, dia berjalan ke arah kamar, Rei beneran pusing! Utang bank keliling nya nagih-nagih mulu. Wkwkw, becanda. Yakali Rei ngutang.

Rei lagi gak bertenaga, mungkin belom di kasih asupan duit sama Letnan.

"Arghhh, tai!" kesal Jaevan mendudukkan dirinya di sebelah Nakala.

"Kenapa si, njing?" tanya Nakala pada Jaevan.

"Gapapa, tadi ibu-ibu penjual ikan tolol banget! Gue udah bilang beli ikan aduan."

"B. E. L. I. I. K. A. N. A. D. U. A. N." ulang Jaevan menekan huruf di setiap kata nya.

"Dia malah bilang ikan cupang, ikan cupang. Welah, tai! Tolol banget, cupang, cupang. Mesum banget, kesel gue." ucap Jaevan dengan muka yang ditekuk karna kesal.

Nakala melongo tak percaya. "LO YANG TOLOL, KAMPRET!" kesal Nakala lalu melempar kan bantal sofa pada wajah tampan milik Jaevan.

•• (つ≧▽≦)つ ••

Siang ini ke tujuh anggota inti Black Venom berada di markas. Rei udah gak pusing, jadi tenang aja, ya! Mereka berkumpul bersama, Kalo kata si Ajiandy mah gini, " di rumah mulu gabut, mending main."

Suasana di markas sedikit canggung, karna Nakala dan Haizar masih bermusuhan. Tatapan nyalang selalu Haizar layangkan pada Nakala, Nakala gak enak hati, mau bilang maaf, tapi gengsi.

Rei berusaha mencairkan suasana yang canggung tersebut, dia menanyakan pemenang balap motor kemarin.

"Gue gatau nih yang kemarin menang balap, gak ada yang mau kasih tau gitu?" tanya Rei membuka obrolan.

Ajiandy yang sedang mengemil singkong goreng langsung menatap antusias Reinan. "Bang Haizar! Bang Haizar yang menang!" Ajiandy memberitahu dengan antusias.

Ajiandy menaruh singkong gorengnya di meja, dia menjilati jari yang di penuhi bumbu balado, lalu meneguk teh jus di depannya. "Gilak! Kemarin Bang Haizar keren banget, si Agus sampe ketinggalan, Bang!" Ajiandy mulai menceritakan kemenangan yang Haizar bawakan kemarin malam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HAIZAR NYA CACA || TOXICLOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang