1. Dany For Daenerys

34 5 1
                                    

Manusia memang diciptakan dari tanah, memang begitu seharusnya tapi agaknya bukan hanya dari tanah saja seorang wanita diciptakan. Mungkin dicampur dengan marshmellow karena hatinya pun gampang melow.

Jika laki-laki seringnya mengandalkan pikiran dan logika maka berbeda dengan perempuan, perasaan dan hatinyalah yang utama dalam setiap pengambilan keputusan. Bukan semua wanita, maybe 75 persen wanita. Tetapi Daenerys atau Dany merupakan salah satunya.

Makan mie ayam ingat mantan.

Makan cilok ingat mantan.

Mau tidur, mau mandi, mau buang air pun ingat mantan. Intinya Dany gagal move on, oh atau memang tidak pernah berniat untuk move on? Itu beda cerita lagi. Hidup sudah berjalan dua puluh dua tahun, sudah delapan tahun berlalu kenapa cinta masa remajanya pun tidak kunjung hilang?

"Really? Lo sungguh mengenaskan Dany cantik," kata Nabel, sahabatnya yang pertama. Tetapi bukan hanya Nabel, sahabatnya yang lain pun mengatakan hal dengan makna yang kurang lebih sama.

"Orang belum move on sungguh orang-orang yang merugi," ujar Vee, si playgirl nomor satu diantara mereka berempat.

Tidak lupa Sisya yang menggeleng-gelengkan kepalanya sekarang, "Padahal banyak yang ganteng loh, orang yang ninggalin kok masih dipikirin terus."

Dany yang menerima semua perkataan itu hanya bisa memanyunkan bibirnya tanda tidak bisa menjawab apa-apa. "Kalian tau kenapa Taylor Swift nyiptain lagu Encanted?" Tanya Dany kemudian.

Vee menggelengkan kepalanya bukan karena tidak tau tapi karena akan mencibir segala perkataan yang keluar dari mulut Dany, "Kenapa?" Tanyanya dengan nada mencibir yang khas.

"Cause It was enchanting to meet you. All I know is, I was enchanted to meet you makanya susah move on karena gue emang tergila-gila waktu itu," jelas Dany kemudian.

Sisya mengangguk-anggukkan kepalanya, "Setuju tapi ada lagunya Harry Styles yang As It Was. You know it's not the same as it was. Lagian udah berapa tahun kalian gak ketemu? Come on, lo bakal menemukan the one waktu ke kantor besok," ucapnya santai.

"Jangan percaya, lo terlalu banyak baca novel romance office tanpa tau kenyataan gimana kejamnya di kantor bagi fresh graduate macam kita," sahut Nabel sambil bergidik ngeri.

"Oh yeah senior," jawab Sisya malas-malasan.

"Tapi gue yakin kalau ID Corp bukan sejenis itu, gue pernah punya pacar orang sana dan dia bener-bener kelihatan enjoy walaupun kata dia foundernya ngeri parah waktu ada rapat besar tapi kan jarang bersinggungan langsung. Perfeksionis, workaholic, misterius, dan gila! Itu sih kata dia." Cerita Vee dengan menggebu.

Dany mengerutkan keningnya, "Gue bener-bener buta sama founder aslinya, kalau gue pernah dengar gosipnya sih yang diperkenalkan ke kita cuma tangan kanan? Ya pokoknya itulah, nah waktu keterima baru tau founder aslinya," jelasnya. Mendengar gosip-gosip itu di toilet membuat Dany ketar-ketir, tapi kan dia tidak bakal berhubungan langsung dengan si tuan misterius itu kan?

"Biasa sih kalau begituan ya, tapi gue pernah denger mantan nyebutin satu nama dan dalam pikiran gue udah bisa membayangkan siapa dia," Vee melaimbaikan tangannya, menyuruh ketiga temannya untuk mendekat. "Dany, ini info penting," lanjutnya karena Dany hanya memandangnya skeptis.

Dany pun tidak punya pilihan lain selain mendekat. Mendengarkan Vee yang berbisik pelan, "Handsome, gorgeous, tall, smart, berwibawa, pelit senyum, mata tajam, dan paling penting adalah matanya yang berwarna ocean blue eyes alias bule itu mengingatkan gue ke satu orang—" Vee membasahi bibirnya terlebih dahulu sebelum melanjutkan, "Ivander."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bury Me, My DarlingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang