06. Mael Day

2.2K 224 7
                                    

Vote, komen and happy reading 💚
.
.


Ada yang aneh hari ini. Biasanya ditengah hiruk pikuk keramaian kantin yang diisi oleh para cogan teknik akan ada Hema yang akan menarik perhatian mereka. Tapi hari ini Hema justru anteng memakan seblak tanpa menoleh sedikitpun pada orang-orang yang berniat menggodanya.

Nathan, Regi dan Yabel saling bertanya-tanya satu sama lain. Apa temannya ini sudah tobat? Tapi kenapa, rasanya aneh. Takutnya Hema tadi ketempelan sebelum datang ke kampus.

"Hem, disitu ada cowok ganteng." Regina mencoba memancing, siapa tahu Hema memang belum beraksi saja. Tapi nihil pemuda manis itu justru menatap Regi sekilas, dan kembali fokus pada makanannya.

"Hem, itu presiden mahasiswa diujung Hem!" seru Yabel ikutan. Tapi lagi-lagi respon yang diberi Hema tak minat.

Tiba-tiba Regi menepuk kepala Hema, menahan rambut coklat pemuda dihadapannya. "Na, baca-bacain air putihnya Hema kita kesurupan." Nathan sontak langsung menuang air putih dari teko dan membaca mantra Harry Potter yang ia ingat.

"Woi! Woi! Sakit anjer! Arrggh." Hema merintih.

"Bener kesurupan maung. Keluar sia! " Regi dengan logat sundanya menekan ubun-ubun kepala Hema.

"Anjir Re! Gue nggak kesurupan! Lepasin bangsat!" Hema menepis tangan Regi, gadis itu tampak masih takut-takut begitupun dengan Nathan. Sedangkan Yabel mendadak mentertawakan kegoblokan dua temannya.

Hema memberengut, mengusap kepalanya yang terasa perih. Bagaimana tidak Regi tiba-tiba menarik rambutnya. "Gue aduin sama Mael lo," dengus Hema.

"Maaf-maaf jangan diaduin dong. Kita khawatir doang Hem, abisnya lo kalem banget hari ini." Nathan dan Yabel kompak mengangguk, membenarkan perkataan Regi.

"Serba salah hidup gue. Godain orang salah, kalem juga salah." Hema mendramatisir perkataannya.

"Lo centil emang salah, Hem, tapi kalau kalem lebih masalah lagi," ujar Nathan. Hema mengerdikkan bahu acuh, ia menoleh ke arah pintu masuk kantin, mendapati Mael dan Jeano yang baru datang. Sedangkan Gafa dan Revan beda jadwal hari ini.

"Mael!! Kangen!" Mael tampak tersentak ketika Hema tiba-tiba menghampiri dan memeluknya. Kening Mael pun berkerut kala melihat pakaian Hema yang tampak berbeda. Kali ini pemuda manis itu memakai kaos lengan panjang, dan celana longgar. Bukan seperti penampilan biasanya.

"Tumben?" balas Mael.

"Kangen aku nggak dibales? Kok nyebelin sih?" Hema menjauhkan dirinya dari Mael, sebal aksinya disambut biasa saja oleh Mael.

"Maaf sayang, abisnya kamu ngagetin. Soal kangen, kan kamu tahu kalau aku selalu kangen sama kamu," balas Mael, menahan lengan Hema dan menautkan jemari mereka disana.

Jean yang melihat aksi bucin abangnya ditengah kantin mendadak ingin muntah. Ah tepatnya iri sih, soalnya ia belum juga pacaran sama Nathan.

Dua orang itu menyusul meja Regi diiringi desahan kecewa beberapa orang yang berkunjung ke kantin teknik. Mereka sedang mengharapkan Hema tiba-tiba centil ke mereka. Tapi harapan pupus ketika Mael sudah datang. Mana ada yang berani kalau pawang si manis itu sudah datang.

"Mau makan apa?" tanya Hema.

"Mau nasi goreng dong."

"Abang lo Je, bukan lo. Kalau mau makan pesen sendiri," sebal Hema. Jeano mendadak kesal, kenapa temannya ini semakin menyebalkan ya?

"Mau seblak di mangkok kamu aja."

"Ini udah sisa, yang baru aja Mael." Mael menggeleng, seblak itu masih cukup banyak, mungkin karena Hema tadi belum selesai makan.

MaelHema | Markhyuck AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang