bab1

215 17 0
                                    

Tay Tawan seorang pria berumur hampir 30 tahun sedang duduk di sebuah taman sambil terus mengutak-atik Ponsel nya.

"Kemana lagi gue nyari kerja, mana kos gue belom bayar" Tay berbicara seorang diri.

Tay menghubungi off teman satu-satunya yang dia miliki.

"Hallo peng" ucap off dengan suara khas bangun tidur.
"Enak Lo jam segini masih tidur, tolongin gue off kayanya gue butuh tempat tinggal baru nih" ucap Tay.
"Kenapa? Di usir lagi lo dari kosan?" Tanya off.

"Belom, tapi kayanya pasti soalnya gue udah tiga bulan nunggak hehehe" ucap Tay.

"Hadeehh peng, gue izin gun dulu ya,Lo tau kan gue juga numpang sama dia hehehe" ucap off.

"Yaudah, BRUKH" belum selesai Tay berbicara handphone nya terjatuh akibat bola seseorang yang keluar kencang dari balik pagar rumah besar di depan taman tempat dia beristirahat tadi.

"Anjirrr, woy siapa sih yang maen bola sampe keluar begini?? Jatoh nih hp gue aduhh" Tay mendumel sendiri.

Tak lama keluar seorang lelaki menggunakan kaos dan celana pendek bermotif beruang.

"Ka maaf new gak sengaja" ucap seorang laki-laki tersebut, laki-laki manis dengan sisiran rambut rapih dan gaya seperti bocah berumur 5 tahun.

"I-iya gapapa" jawab Tay sambil celingukan, pasalnya Tay tak mengerti siapa orang yang di panggil kakak olehnya, karna meskipun tak begitu terlihat namun dapat di pastikan jika umur Tay dan laki-laki di depan nya tak begitu jauh jaraknya.

"Newwie, kan bibi udah bilang kalo nendang bola jangan kenceng nanti kena orang, udah minta maaf belum?" Tanya seorang wanita paruh baya pada lelaki tersebut.

"Udah bi, newwie udah minta maaf sama kakak ini" ucap new sambil menunjuk Tay
Tay melotot, sedikit tak terima dirinya di panggil kakak, apakah dirinya terlihat begitu tua? Dan juga mengapa anak seumuran lelaki di depan nya di jaga begitu ketat oleh seorang pengasuh??

"Bi, newwie boleh ya main disini sebentar? Janji deh gak lama-lama" ucap new sambil membuat tangan memohon.

"Duuh, yaudah tapi sambil makan ya? New kan belum makan dari pagi" ucap sang bibi yang membuat Tay tersenyum geli.

"Anak mami ternyata" bisik Tay dalam hati.
"Yeeeee" new bersorak kegirangan seperti seorang anak kecil yang di izinkan makan permen kesukaan nya.

New berlari kesana kemari sambil mengejar kupu-kupu yang berterbangan di taman, sambil sesekali terdengar aduan dari new.
"Bi, kupu-kupu nya cantik warnanya, bi yang ini besar banget"
Atau sesekali terdengar bibi begitu hati-hati dengan new yang sedikit ceroboh.

"New jangan lari, pelan aja nanti jatoh" seperti menjaga bocah yang baru bisa berjalan.

Tay hanya menatap kebingungan dengan situasi ini, apakah benar masih ada orang yang di jaga sebegitu ketatnya di umur seperti nya??.

Tay menatap wanita paruh baya di samping nya yang memandang new dengan begitu tulus.

Sesekali wanita tersebut menyuapi new layaknya bayi, sementara new sibuk berlari kesana kemari.

Dddrrrtt dddrrrtt suara ponsel Tay berbunyi, Tay segera mengangkat nya.

"Hallo off, gimana?" Ucap Tay semangat kemudian wajahnya kembali lesu.

"Iya gapapa, gue ngerti ko... Lo kalo ada info lowongan apapun kasih tau gue ya" ucap Tay lalu memutuskan sambungan telponnya.

"Lagi butuh kerjaan" tanya wanita di samping Tay.
Tay menoleh dan mengangguk semangat.
"Apapun?" Tanya wanita itu lagi.
"Apapun, saya bisa nyupir atau jadi tukang kebun, beres-beres rumah juga gapapa yang penting saya bisa melanjutkan hidup" jawab Tay.

"Ngejagain dia bisa?" Tanya wanita itu sambil menunjuk new
Tay menganga mendengar ucapan wanita itu.
"Jagain dia?" Tanya Tay.

"Iyaa" jawab sang wanita.
"Udah gak usah di jawab sekarang, kamu pikir-pikir aja dulu nanti kalau sudah dapat jawaban kamu bisa datang ke rumah itu" ucap Sang wanita sambil menunjuk rumah besar di hadapan Tay.

"Tapi saya gak bisa lama-lama, kalau dalam seminggu ini gak ada jawaban saya anggap kamu gak setuju dan saya mau cari pengganti yang lain" ucap nya lagi.
Tay tak menjawab sama sekali, Tay butuh kerja namun mengurus bayi besar seperti new pasti sangat merepotkan, apalagi Tay belum pernah merawat orang lain sebelumnya.
Merawat dirinya sendiri saja tidak becus.
Tay manatap new dan wanita itu secara bergantian,

"Newwie ayo masuk udah siang panas, nanti sore kita main lagi ya" ucap wanita tadi pada new.
"Iya bi, dadah kakak" ucap new melambaikan tangan pada Tay, yang secara refleks Tay melambaikan tangan nya pula sambil terus menatap kearah new yang perlahan masuk kedalam rumah besar di hadapan nya.

"Gaji nya pasti gede, rumah nya gede gitu,. orang kaya ini mah" ucap Tay pada dirinya sendiri.

Tay menggelengkan kepala nya , fikiran nya berkecamuk, bingung harus bagaimana.
Ini rejeki atau bencana batinnya.

*
*
*
*
*
*
*
*

My PolabearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang