bab 5

103 20 5
                                    

Beberapa hari sudah Tay menemani new, ternyata cukup menarik dan menyenangkan terlebih new bukan tipe anak yang terlalu rewel hanya sesekali seperti jika Tay meminta new meminum obat atau ketika new sedang asyik bermain maka dia akan lupa untuk makan.

Selebihnya Tay masih bisa mengatasi semua sifat dan keinginan new.
Tay sedari tadi sibuk di taman sedang mengatur ulang taman yang terlihat sudah tidak menarik.

Tay tak mendengar ocehan atau rengekan new, Tay penasaran proyek apa yang sedang new lakukan sehingga dirinya begitu tenang.

Tay mencari new ke seluruh ruangan namun tak dapat menemukan new, sampai lah Tay pada sebuah ruangan yang seperti nya ruang kerja ayah new semasa hidup.

Tay penasaran karna samar-samar terdengar alunan musik dari ruangan yang berada tepat di pojok rumah besar ini, Tay mengintip ruangan bernuansa putih yang terdapat beberapa rak buku tinggi dan penuh akan koleksi buku-buku yang entah Manusia mana yang akan rela menghabiskan waktunya untuk membaca buku tebal yang tidak memiliki gambar di dalam nya.

Tay terkejut karna ternyata ruangan ini terlihat begitu klasik dengan beberapa ornamen kayu jati yang masih terlihat begitu kokoh, meja kerja yang tersusun rapih.

Tiit triitt triit.
Terdengar seperti suara mesin dari balik rak buku, Tay yang penasaran pun segera menghampiri sumber suara namun alangkah betapa terkejutnya nya Tay saat melihat kertas berserakan dengan gambar new di dalam nya.

Pantas saja new tak mengganggu Tay seharian ternyata dirinya sedang sibuk mengambil gambar dirinya sendiri menggunakan mesin fotocopy milik ayahnya.

Tay menepuk jidat nya tak habis pikir dengan majikan nya saat ini , lucu, bingung ,kesal dan gemas meliputi perasaan Tay.

"Newwie, kakak nyariin tapi ternyata kamu disini, kamu ngapain?" Tay sudah tak mampu berkata-kata.

"Foto wajah new, Kaka liat deh lucu kan?" Tanya new dengan polosnya seolah tak menyadari bahwa Tay habis kelabakan mencari nya dan lagi sampah yang berserakan akibat ulah nya.

Tay mengambil lembaran kertas yang penuh dengan wajah new.
"Yang ini buat kakak, yang ini buat bibi emmm kakak kalo mau yang banyak boleh ko" ucap new sambil memberikan beberapa lembar Kertas tersebut.

Tay hanya mampu menghela nafasnya panjang, berdoa semoga tuhan lebih banyak memberikan kesabaran padanya, karna seperti perlahan kesabaran Tay menipis.

"Yaudah ayo keluar" ajak Tay.
"Ih kakak sini dulu, kakak bikin juga nanti gambar kakak newwie taro di kamar " new menunjuk mesin foto copy di depan nya.

"Gak mau, kalo new mau foto kakak besok kakak kasih yang besar" ucap Tay sambil menarik tangan new, namun new tak bergerak sedikit pun dari tempat nya.

Seperti senjata Andalan new pun memasang wajah sendu, Tay lagi-lagi hanya mempu menghela nafasnya dan mulai berjalan kedepan mesin.
Tay menaruh wajahnya dan membuat ekspresi konyol.
Trriit tiit triit mesin mulai menyala dan tay menyerahkan selembar gambar wajahnya pada new.
"Nih" ucap Tay
New tersenyum lebar
Melihat senyum new yang begitu merekah membuat hati tay yang seolah kesal menjadi menghangat, Tay pun kembali membuat gambar dengan berbagai macam ekspresi, new bahkan ikut dalam permainan, dan mereka saling berhadapan.

Tay menatap new yang begitu antusias dengan kelakuan kegiatan mereka seolah sedang melakukan proyek besar, Tay mengamati wajah new yang hanya berjarak beberapa centi dengan nya mengingat mesin fotocopy yang kecil, wajah tampan, kulit bersih putih, mata cantik dan bibir tebal milik New. Mata Tay tak henti-henti menatap lelaki di depan nya.

New yang tak bisa diam dengan terus bergerak kesana-kemari mengambil beberapa pose tanpa sadar mendekatkan tubuhnya pada Tay, Tay melirik sekilas tubuh new yang lumayan cukup berisi, bahkan akibat ulah new tanpa sengaja bibir mereka saling bersentuhan, Tay terkejut namun tidak dengan new yang seolah semua nya tidak terjadi apapun.

"Emm new udah yu, kita makan dulu" Tay mencoba menenangkan hati nya yang berdetak tak karuan, sentuhan yang new lakukan membangkitkan suhu tubuh Tay.

New mengangguk menuruti Tay, karna Tay sudah mengikuti permainan nya.
New mengambil beberapa kertas hasil kerja nya dan menaruhnya di meja, menata nya sambil mengunyah makanan nya.

Tay terkejut ternyata saat mereka tak sengaja berciuman pun ada di salah satu barisan gambar tersebut, karna new sedang sibuk memilah kertas nya Tay pun segera mengambil gambar tersebut dan melipat nya, new menatap Tay heran.
"Kakak mau yang ini ya?" Tanya Tay takut new marah.
New mengangguk dan tak mengerti apapun.

"Kakak ke kamar mandi dulu ya" ucap Tay yang tak di hiraukan oleh new.
Tay masuk kedalam kamar mandi di ruang tamu dan membuka kertas tersebut.
Jantung Tay rasanya geli seperti ada ribuan kupu-kupu berterbangan, Tay bahkan merekah kan senyuman nya melihat bibir mereka bertemu.

Tay mengusap bibir new dari gambarnya, hasrat Tay ingin merasakan kelembutan bibir new menjadi lebih besar, namun Tay menggeleng kan kepalanya untuk mengusir semua pikiran aneh nya.
Tay keluar seolah tak terjadi apapun dan duduk di samping new.

"Kakak mau yang mana lagi?" Tanya new menunjuk hasil karya nya.
Tay tersenyum karna melihat wajah Aneh mereka di kertas putih.

"Terserah kamu aja mau kasih kakak yang mana" ucap Tay.
"Hmm kalo gitu yang ini, ini sama ini ya,juga ini deh eh sama ini juga" new menunjuk setiap kertas yang di pilih nya, Tay hanya mengangguk.

"Kak new ngantuk" ucap new sambil mengucek matanya, ternyata proyek nya begitu melelahkan untuk new.

"Yaudah bobo tapi minum obat dulu ya" saran Tay, new menurut dan menjadi anak baik hari ini.

New masuk ke dalam kamarnya di antar Tay, Tay menyelimuti tubuh new, lalu beranjak pergi namun tangan Tay di genggam oleh new.
"Kenapa?" Tanya Tay sambil membenarkan rambut new yang berantakan.

"Sini kak" new menyuruh Tay untuk mendekatkan wajahnya.
Tay menurut lalu dengan santai nya new mengecup pipi Tay , Tay bahkan tak mampu menggerakkan tubuhnya karena terkejut.
"Makasih ya ka udah mau nemenin newwie main" ucap new.
Tay menatap new, menatap bibir new dan entah keberanian dari mana Tay pun mengecup bibir new sekilas untuk menghilangkan rasa penasaran di hati nya.

New tak memberontak, Tay merasakan bibir new begitu lembut dan manis. Tay lalu tersenyum dan mengusap wajah new.

New memejamkan matanya dan Tay pergi meninggalkan kamar new, deruan nafas Tay menggebu, Tay menginginkan lebih.

Entah perasaan apa yang meliputi Tay, Tay pun masuk kedalam kamar nya dan memeluk gambar new dalam dekapan nya, Tay ikut terpejam.

*
*
*
*
*
*
Ternyata bikin cerita doang bisa bikin ngos ngosan yaa, Heppy ready sayang akuu 🥰🥰🥰🥰

My PolabearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang