20

11.4K 592 41
                                    


haiii gays

ada yang nungguin gk yaa cerita ini

yasudah lahhh happy reading gays

🪷
🪷
🪷




Malam hari nya ,jarum jam menujukan angka dua dini hari , Arik yang belum tidur , mengecek kamar Alam dan Tian.

Arik melihat tidur Tian dan Alam yang gelisah ,saat ia menyentuh kening Tian  dan Alam Alangkah terkejut nya ia ,kedua anaknya demam , ia langsung menghubungi Reyhan dan membangun kan yang lain.

Mereka semua sudah berkumpul di kamar Tian dan Alam, dan dokter Reyhan yang sedang memeriksa Alam dan Tian, mereka sangat terkejut saat di bangun kan oleh Arik .

" Mereka demam karna kelelahan " ucap Reyhan setelah memeriksa Tian dan Alam.

" Besok pagi aku akan ke sini lagi , untuk melepas infus " ucap dokter Reyhan.

Sesaat kemudian Tian  yang merasa tidak nyaman bergerak hingga infus nya tertarik sedikit.

" Akhsssttt" ringis Tian saat meresakan sakit di punggung tangan nya.

Tian pun sepenuhnya terbangun ,dan melihat tangan nya yang terinfus dan merasakan  dingin di kepala nya, saat ia menyentuh kening nya  terdapat plaster penurun panas yang seperti di gunakan bayi ,ia pun duduk dan memperhatikan keluarga nya sudah berkumpul di kamarnya , serta Alam yang masih tertidur di sampingnya dengan tangan yang terpasang infus juga dan juga kening yang terpasang plaster penurun panas juga .

" Kenapa Tian di infus ? " tanya Tian.

Arik langsung mendekat ke arah anaknya , " Kamu demam baby , oleh sebab itu kamu di infus" ucap Arik menjelaskan.

" Lepasinn" ucap pelan Tian menyodorkan tangannya ke arah Papah Arik.

" Tunggu infus nya habis dulu yaa , besok baru di lepas " ucap lembut Papah Arik seraya mengelus kepala Tian.

Tian yang mendengar itu menunduk, dan sesaat kemudian ia ingin menurunkan kakinya  tapi langsung di tahan oleh Papah Arik.

" Mau ngapain? " tanya Papah Arik.

" Mau buang air kecil " jawab Tian.

Arik langsung mengendong Tian, dan Andra yang membantu membawakan infus nya Tian.

Tian sebenarnya tidak ingin di gendong oleh Papah, tapi apa boleh buat pasti ujung nya tetap ia di gendong lagi pun ia sekarang sedang lemas, jadi biar kan saja untuk kali ini .

Sesaat kemudian Alam juga terbangun dari tidurnya karna merasa tidak nyaman di punggung tangan nya.

" Sttt" lirin Alam perlahan lahan membuka matanya hingga sadar sepenuhnya .

" Lepasin " ucap Alam saat melihat tangan terinfus kepada Daddy Alaric yang berada di samping nya.

" Besok yaa  tunggu infus habis dulu"bujuk  Daddy Alaric.

"Lepasin dad, tangan Alam sakit " lirih Alam.

Aezar mendekat ke Alam , " besok yaa lepasin nya , nanti Abang beliin apa yang baby minta" bujuk Aezar sembari megelus tangan Alam yang terinfus dengan sesekali meniup nya.

" Janji yaa " ucap Alam menyodorkan jari kelingking nya di depan Aezar.

" Iyaa , tapi harus sembuh dulu " ucap Aezar seraya mengaitkan jari kelingking dengan Alam.

Tian pun sudah kembali berbaring di tempat tidurnya , setelah selesai dari kamar mandi.

" Sudah kalian kembali ke kamar " ucap Opa.

Alam and the story ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang