Selama seharian penuh moodku sangat buruk. Biasanya aku akan mendengarkan atau tidur untuk menghilangkan mood jelekku. Tapi sampai sekarang tetap saja. Didalam kepalaku terus terbayang-bayang saat Joe tidur dipelukan laki-laki sialan itu.
Tch.. siapa dia sebenarnya? Seenaknya saja memeluk kekasih orang. Dan juga kenapa Joe mau dipeluk? Arghh sial, perutku mules memikirkan itu.
Mungkin aku sedikit kekanakan tapi masa bodoh aku sekarang benar-benar murka. Persetan dengan Joe yang akan marah nanti, lebih baik aku menghindarinya selama seharian. Daripada dia harus terkena ocehanku yang membuatnya sakit hati.
"Chandraaaaa gue lagii seneng. Akhirnya Hendrik nge-bbm gue. Aaaa" suara Halimah berteriak terdengar dari depan kelas.
Perempuan gila. Aku hanya mengerutkan alis membiarkan dia berteriak. Sampai akhirnya dia duduk disampingku dan mulai mengoceh yang tidak kumengerti.
Sebenarnya dia bukan perempuan yang menyebalkan. Dia baik, sangat. Satu-satunya sahabatku yang tahu aku mengalami kelainan. "Chan woi lu kenape sih? Badmood dari pagi gak selesai-selesai? Lagi dapet lu? Atau lagi ada masalah dirumah?" tanya Halimah dengan cepat.
Aku hanya memutar bola mataku jengah. "Berisik lu Mah. Mules perut gue dengerin lu ngomong"
"Idih. Bodo ah yang penting Hendrik nge-bbm gue. Aaaa Hendrik lu bikin gue melting"
"Gila. Lu aja jelas-jelas duduk disini. Gimana ceritanya melting coba."
"Rese lu Chan. Gue lagi bahagia juga"
"Iye, gue nya yang galau."
"HAA?? LU GALAU?? CHANDRA NASUTION GALAU? Gila."
"Iya, lu yang gila."
Kalau bisa aku bilang teman-teman sekelasku sudah biasa dengan keadaan seperti ini. Karena mereka tidak jauh berbeda dengan Halimah. Dan untungnya tempat dudukku dengan Halimah paling belakang. Jadi tidak terlalu terekspos saat bertengkar seperti ini.
.
Setelah sepulang sekolah aku memutuskan untuk pergi perpustakaan kota. Sebenarnya bukan untuk belajar, melainkan tidur. Aku terlalu malas untuk pulang kerumah, dan juga pasti rumahku sedang kosong. Membosankan.
Saat aku masuk, pertugas perpustakaan tersebut tersenyum ramah. "Eh lu Chan. Lama gak nongol diperpus." ucap Kak Irwan. Kebetulan aku dan Kak Irwan ini tetangga, dan ya karena dulu aku sering kesini jadilah sedikit akrab.
"Iye, gue mau numpang tidur disini." jawabku sambil tersenyum singkat dan berjalan kelantai paling atas.
Untungnya suasana disini sangat sepi, karena jarang yang mau kelantai teratas. Entahlah, banyak gosip beredar bahwa disini ada hantu atau penghuninya. Tapi setauku semua tempat juga ada hantunya. Menggelikan.
"Aish sial." ucapku pelan sambil menidurkan kepala dimeja. Aku merogoh saku jaket dan mengambil ponsel.
Memang dari tadi pagi aku sengaja menonaktifkannya. Dan sekarang saat aku hendak menyalakannya kembali, tiba-tiba saja bayangan saat Joe dipeluk muncul. "Anjing." umpatku sambil memukul meja.
Menggertakkan gigi tak suka, aku mulai mengatur nafasku. Lebih baik aku tidak menghubunginya, fikirku. "Maaf keberatan gak aku duduk disini" tiba-tiba saja terdengar suara yang begitu familiar ditelingaku.
Suara yang selalu membuatku tersenyum, suara yang bahkan sudah kuhafal diluar kepala. Aku menengadahkan kepala dan benar saja itu Joe. Di tanggannya terdapat banyak sekali tumpukkan buku dan ekspresi wajahnya sangat terkejut saat melihatku. "Channie?" ucapnya pelan. Sangat pelan. Sebenarnya aku tak mendengarnya, aku hanya membaca bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Beautiful Dream {BoyxBoy|LGBT}
Teen FictionJoe dan Chandra adalah salah satu pasangan yang memiliki umur terpaut jauh. Namun, bagi mereka berdua itu bukanlah menjadi penghalang. Disetiap harinya Chandra yang selalu menyayangi Joe berusaha untuk tidak pernah melukainya. Hingga akhirnya hari i...