Happy Reading..Matahari pagi perlahan merangkak naik, menyelimuti halaman dengan sinar hangat yang memantul di kaca jendela. Namun, di salah satu kamar, seorang pemuda bernama Langga masih nyaman bergelung di kasur barunya. Jam sudah menunjukkan pukul 06.35, dan ia jelas akan terlambat ke sekolah.
Sementara itu, di ruang makan, semua anggota keluarga sudah berkumpul menunggu Langga untuk rutinitas sarapan pagi mereka.
"Ck, mana sih tuh anak?!" gerutu Aiden, memukul meja dengan kesal.
"Dad, mending kita sarapan duluan aja. Gaby takut telat," ucap Gaby dengan nada manis, tapi jelas ada ketidaksabaran di wajahnya.
"Iya, Dad! Aiden juga nggak mau dihukum gara-gara nungguin anak sial itu!" tambah Aiden, terang-terangan menyindir.
Seketika, Saka menatap Aiden tajam. "Jaga bicaramu, Aiden!" tegur Saka tegas.
"Apaan sih, Bang?" balas Aiden, mendengus tak peduli.
"Cukup!" suara Lucas memotong ketegangan di antara mereka. Ia bangkit dari kursinya dengan ekspresi serius.
"Mau ke mana, Dad?" tanya Aslan, sedikit bingung.
"Ke kamar Langga," jawab Lucas singkat, lalu berjalan keluar ruangan.
Sesampainya di depan kamar putranya, Lucas mengetuk pintu beberapa kali.
Tok.. Tok.. Tok
Tak ada sahutan. Lucas menghela napas panjang, lalu memutuskan untuk masuk. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah Langga, masih tertidur lelap dengan tubuhnya yang terbungkus selimut tebal.
"Wake up, Boy," ucap Lucas sambil berjalan mendekati kasur.
"5 menit lagi, Bu~," gumam Langga sambil membelakangi Lucas.
Lucas terkekeh pelan. Mungkin anak itu masih terbawa kebiasaan di panti, pikirnya. Bagaimanapun, ini pagi pertama Langga di mansion ini.
Tanpa berkata banyak, Lucas membuka tirai jendela, membiarkan sinar matahari pagi menyapa wajah lelap Langga.
"Engh," lenguh Langga, menggeliat tak nyaman.
"Wake up, Langga," ulang Lucas sambil menepuk pelan pipi anaknya.
Langga membuka matanya perlahan. Wajah tegas Lucas menyambutnya, mengingatkan bahwa ia tidak lagi berada di panti.
"Jam berapa sekarang?" tanya Langga sambil menguap, berusaha mengumpulkan kesadarannya.
"06.45," jawab Lucas santai.
"APAA?!" Langga langsung melompat dari kasur, matanya membelalak kaget. Tanpa pikir panjang, ia lari menuju kamar mandi, bahkan lupa membawa seragamnya.
Lucas hanya bisa menggelengkan kepala, menghela napas panjang. "Anak itu," gumamnya pelan, antara kesal dan geli.
Langga keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit rapi di pinggangnya. Ia mengambil seragam sekolahnya dan kembali masuk untuk berganti pakaian. Tak butuh waktu lama, kini ia sudah rapi dengan seragam sekolahnya.
"Kenapa nggak ada yang bangunin Langga, sih?" tanyanya sambil mengeringkan rambut dengan handuk.
"Sengaja," jawab Lucas santai.
"Sinting," gumam Langga pelan.
"Kau bicara sesuatu, Langga?" tanya Lucas sambil menatap tajam.
"Ng-nggak ada kok," jawab Langga gugup.
Lucas menyipitkan matanya. "Mengapa kau memakai seragam sekolah?"
"Ya, karena mau sekolah, lah! Gimana sih, Om?" jawab Langga.

KAMU SEDANG MEMBACA
ERLANGGA(Hiatus)
Teen Fiction[Brothership not BL] Erlangga Rahandika Bratajaya nama yang cukup indah tapi tidak seindah hidupnya. Ia lahir tidak diharapkan oleh kedua orang tuanya dan juga keluarganya. Hanya karena kesalahan yang dirinya sendiri pun tidak tau ia jadi dibeda-be...