bab 5

851 49 1
                                    

Saat aku selesai menelfon Ledib sekitar pukul sepuluh malam aku pergi ke keluar untuk berjalan jalan karena ingin merilekskan diri, saat itu juga langit terlihat terang dengan sinar dari bulan dan dengan bintnang yang yang saling bertebaran di langit malam

Saat aku kembali ke rumah aku melihat ayahku yang sepertinya sedang menunggu ku dengan tangan terlipat di dada dan satu kaki bertumpu pada kaki lainnya. Senyumanku tadi langsung memudar ketika melihat ekspresi ayahku yang sepertinya sedang marah

Ayahku sudah bercerai dengan ibuku saat aku berumur 13 tahun. Aku sejujurnya tidak suka dangan ayahku karena dia itu kasar dan tidak sabaran, bahkan terkadang ia suka marah marah tanpa alasan yang jelas

Tetapi karena hak asuh ku dimenangkan oleh ayah mau tidak mau aku harus ikut dengannya, tapi aku juga sesekali bertemu dengan ibuku dan aku juga sering di beri uang jajan. Tidak seperti ayahku

Kembali ke sekarang, aku menunduk ketika ia mulai berjalan ke arahku "dasar bodoh"

Plakk!!

Dia menampar ku entah karena apa mungkin urusan bisnisnya atau urusannya dengan para perempuan perempuan itu. Aku tak menghiraukanannya dan langsung pergi ke kamar

"Kau pikir kau mau kemana" dia memegang tanganku lalu kembali menamparku

Plakk!!

Aku memegang pipiku lalu kembali menunduk, air mataku mulai menggenang lalu meluncur melalui sudut mataku hingga jatuh melewati pipiku dan daguku

"Kau ini!!" Ia kembali menamparku namun sebelum mengenai pipiku aku menghentikannya

"Cukup, ayah" aku mengepalkan tanganku lalu menatapnya
"Cukup!" Bentakku

"Siapa yang mengajarimu membantahku hah!" Ia menatapku dengan sangat marah lalu menendang perutku hingga aku terpental ke tembok di belakangku

Bug.. brukk..

Aku menyeka darah yang mengalir melalui sudut bibirku lalu memegangi perutku, bukan hanya perutku yang sakit tapi punggungku juga sangat sakit

"Hiks.." isak ku pelan kemudian air mataku mulai menetes kembali

Ia mencengkram tanganku dengan kasar lalu menarikku menuju ke kamarku. Ia membantingku ke kasur lalu mulai menindihku

Bruk.. sregg..

Ia mengikat tanganku ke atas kepalaku juga menutup mulutku dengan kain. Aku hanya diam ketakutan karena aku sudah tidak bisa memberontak

Aku takut jika hal seperti dulu terulang lagi..

Flashback off

"Jadi gitu.."

Kedua temannya ikut sedih mendengar kisahnya, ternyata Kevin memendam semua itu sendirian hingga sekarang. Air mata ketiganya tidak bisa terbenung lagi, mereka berdua merasa kasihan dengan teman kecilnya itu, ternyata di balik topeng cerianya itu tersimpan banyak luka yang mungkin tidak akan bisa hilang sampai kapan pun

Tiba tiba Nevin berdiri lalu berkata "ayo lapor polisi!" Katanya dengan marah namun Kevin segera mencegahnya dan menggelengkan kepalanya

"Gausah" tolaknya

"Tapi-"

"Aku paham perasaanmu vin" ledib segera memotong kalimat Nevin
"Kenapa dari dulu kamu gak cerita sama kita"

"Iya tuh, kenapa kamu malah pemdem sendiri"

"Aku gak bisa ngasih tau kalian, kalo aku kasih tau nanti ayah bakal tambah marah" kata Kevin dengan tersenyum pahit

"Kita obatin luka kamu dulu ya?" Tawar Ledib yang di balas anggukan kecil Kevin

Ledib segera mengambil kotak obat lalu mulai mengobati luka Kevin. Butuh 2 orang untuk mengobati luka Kevin karena terlalu banyak bekas lebam, goresan, dan gigitan

"Eh vin, btw ibu lo udah tau belom tentang masalah ini"
Tanya Nevin

"Belom sih"

"Lo harus kasih tau ke ibu lo biar dia laporin ke polisi terus hak asuh lo bakal pindah ke ibu lo"

"Hmm, iya juga sih, yaudah deh nanti aku bilangin ke ibu aku" kata Kevin dengan menyunggingkan senyum manisnya

"Nah gitu dong, senyum biar gak sedih lagi" celetus Ledib yang membuat mereka bertiga tertawa bersama sama

.

Tbc

Okelah segitu dulu untuk bab kali ini, jangan lupa tinggalkan jejak

Bay..

LOVE SEX [BL] Ayon X LedibTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang