PROLOG

136 16 0
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam, darah terlihat berceceran dimana-mana dengan beberapa orang yang tumbang dihadapan tiga gadis.

"Hosh ... Hosh ... Udah beres nih?" Tanya Reine

"Kurasa sudah, mereka semua pingsan." Balas Kaela

"Sepuluh kok lawan tiga? Pengecut." Ucap Moona, sembari menyeka bibirnya yang berdarah.

"Ah, Cape nih! Balik yuk?" Ujar Reine

"Gak mau nginep? Kita bisa lanjut main game." Tanya Kaela

"Ayo!" Balas Reine dan Moona, mereka berdua sangat bersemangat ketika diajak menginap di apart nya Kaela.

Pada akhirnya, mereka bertiga melanjutkan perjalanan mereka menuju pulang. Tanpa mereka ketahui akan ada masalah besar yang akan muncul.

__________________

Besok

Cuaca sedang hujan, dan mereka terjebak di sebuah halte saat ingin berangkat ke sekolah. Tak lama, hujan pun berhenti.

"Eh, hujan udah berhenti." Ucap Kaela

"Ini kayaknya cuma reda sebentar deh, langit nya masih mendung." Sahut Moona

"Ah, jalanan nya terendam banjir nih. Hmm ... Tapi, kayaknya cuma sampe telapak kaki. Gimana kalo kita hompimpah? Yang kalah harus gotong yang lain sampai ke sekolah." Ucap Reine, dengan percaya diri menantang mereka berdua.

Moona dan Kaela saling menatap lalu mengangguk. mereka bertiga sepakat untuk hompimpah dan pada akhirnya Reine yang kalah.

"Yah aku kalah ... Ok! Ayo semuanya penggangan!" Ucap Reine, entah mengapa dia sangat percaya diri untuk menggendong mereka berdua.

Mereka berdua digendong oleh Reine dengan sangat percaya diri. Tubuhnya mulai gemetar karena menahan berat.

"Eum ... Lu yakin mau kesekolah kayak gini?" Tanya Moona, dengan terheran-heran. Ia mengira, awalnya Reine hanya bercanda.

"Haha, udah kalian diem aja ..." jawab Reine sembari berusaha menahan beban yang ia bawa.

Sementara Kaela, ia tampak tidak bisa berkata-kata. Ia hanya terdiam mempertanyakan kewarasan dirinya sendiri.

Moona mengerutkan keningnya. "Haah ... gw kira lu cuma bercanda. nyesel, udah ikut."

"Haha, kalian udah telat untuk menyesal!" Ujar Reine, Ia membayangkan Anya yang akan kagum dan memuji dirinya. 'Dia pasti kagum kepada ku!' Dia tidak berhenti tersenyum saat membayangkan nya lalu mulai melangkah. Hingga ...

Brukk!

Baru satu langkah, Reine sudah hilang keseimbangan dan membuat mereka bertiga jatuh sempai basah kuyup.

"Reine, lu murni G*blok!" Cibir Moona

Pada akhirnya, mereka bertiga berjalan ke sekolah dengan keadaan basah kuyup.

___________________

Setelah sampai

Guru bk memergoki mereka bertiga yang telat. Mereka yang kepergok hanya bisa nyengir, guru hanya bisa menghela nafas sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

Guru lalu menyuruh mereka untuk segera masuk ruang ganti dan mengganti pakaian.

"Haah ... Kalian habis kehujanan atau habis berenang?" Tanya Guru, sembari mengerutkan keningnya.

"Hehe, habis nyelem pak." jawab Reine dengan senyuman khas nya.

"Setelah ini kalian bertiga ikut saya ke ruang bk, lalu baru boleh ke kelas." Ujar guru

"Baik." Mereka bertiga menjawab nya dengan kompak. Tak perlu dibuktikan lagi, mereka benar-benar sahabat.

____________________

Habis dari ruang bk mereka bertiga berjalan menuju kelas.

"Haah ... Kita jadi dihukum bersihin wc ..." Keluh Reine

"Mikir lah, ini semua juga salah lu tau gak?!" Ucap Moona

"..." Kaela hanya diam, memikirkan kejadian tadi. 'Apa yang telah kulakukan tadi pagi?!!' Kini, kewarasan nya sudah kembali.

Kringg

Ponsel berbunyi dan muncul sebuah notifikasi dari nomor tak dikenal, Kaela melihat sebuah pesan misterius yang tampak sebuah ancaman.

'Pesan apa ini?'

[Bersambung]

Fantastic ThreeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang