Sudah seminggu Zeta pindah sekolah karena perkejaan ayahnya. Ia sudah akrab dengan teman sebangkunya 'Kobo'. Meski begitu, masih banyak murid yang belum ia kenal di sekolah barunya.
Bel berbunyi, sudah waktunya bagi para pelajar untuk beristirahat.
"Zet, lu mau ke kantin gak?" Tanya Kobo
"Ngak ah, malas."
"Hm ... Sekarang kantin ada pudding loh."
Mendengar itu, Zeta seketika berdiri dari kursinya. "Oke, Ayo kita ke kantin."
Kedua gadis itu berjalan ke kantin sembari mengobrol. namun, ketika mereka sampai ... Ah, kantin terlihat ramai seperti pasar.
"Duh, gimana nih Zet? Kita gak bakal kebagian pudding nya ..." Ucap Kobo
"Tenang bo, ini semua demi pudding! Kamu tunggu disini, ya?"
Kobo terharu. "Zeta ... I will support you. Oke?"
"Oke." Zeta mengganguk. Gadis itu kemudian pergi mendekati kerumunan orang-orang.
Di tengah kerumunan, Zeta sangat berjuang untuk mendapatkan pudding. Ia rela tergencet oleh kerumunan orang-orang dan pada akhirnya ia berhasil menemukan pudding yang tersisa dua.
Tangannya lalu mengambil pudding itu, tapi ada tangan lain yang mengincar nya juga sehingga membuat tangan mereka tidak sengaja bersentuhan.
Zeta menoleh dan melihat sosok siswi jangkung berambut pirang. "Oh? Ini, buat kamu aja." Ucap siswi itu
Zeta mulai merona "Eh? I-iya makasih ..." Entah mengapa suasana menjadi canggung.
"Siapa nama kamu?" Tanya siswi itu
"Ve-Vestia ..." Zeta berusaha membalas, suaranya menjadi pelan karena malu
"Siapa?" Tanya siswi itu lagi
"Vestia Zeta!" Ia tidak sengaja berteriak. karena malu, ia buru-buru pergi meninggalkan siswi itu.
Kobo melihat Zeta yang berlari sangat kencang ke arah nya. "Buset, lu ngapa dah?"
Zeta berhenti dan berusaha menjelaskan sesuatu. "Hosh ... hosh ... Tadi aku liat cewe cantik! dia tinggi, rambutnya pirang, matanya semerah mawar, dan ... dan suara nya setenang ombak laut ..." Rona merah muncul kembali di pipinya.
"Huh?" Kobo berusaha mencerna apa yang dimaksud temanya, lalu ia teringat dengan seseorang. "Oh! Kaela?!"
Zeta memiringkan kepalanya "Kaela?"
"Iya, Kaela. Dia anak dari kelas 10.B. dia emang cantik sih, dia juga cukup populer dan pandai bela diri dan gw juga salah satu temannya." ucap Kobo dengan bangga
"Wah, nanti aku mau kenalan lagi deh ... Kamu temenin aku ya?" ucap Zeta
"Iya, Zeta iyaa. btw, kok pudding nya satu?" balas kobo
"Hehe, tinggal satu. Barengan ya?" ujar Zeta
"Iya deh, makasih." balas kobo
____________________
Waktu terus berlalu, Zeta sudah naik ke kelas 11. Dan kali ini dia satu kelas dengan Kaela. hubungan mereka semakin dekat semenjak satu kelas, bahkan mereka terlihat seperti sudah pacaran.
Namun, semua itu berubah ketika ia melihat Kaela yang terluka parah akibat berkelahi.
"Ela?! Kenapa kayak gini sih?!" ujar Zeta dengan panik sembari membelai pipinya dengan lembut.
"Aku gapapa kok, jari ku cuma patah." bohong Kaela, padahal kakinya yang patah.
"Cuma patah ...? Cuma patah?! Kamu bodoh ya?! Aku gak suka kamu sok jago!" Sesuatu yang basah mengalir dari pipi nya. ia menangis tanpa ia sadari, mengingat teman nya dulu yang pernah meninggalkan akibat berkelahi.
Kaela seketika terkejut melihat Zeta yang menangis, ia tidak tahu harus berkata apa lagi. sampai ...
Plakk
Zeta menampar wajah Kaela dengan sangat keras. "Aku benci kamu!" Ia sangat kesal dengan kebodohan Kaela, lantas ia pergi dengan cepat secepatnya dan tidak menoleh sedikit pun.
Setelah kejadian itu, Zeta sudah jarang berkomunikasi dengan Kaela. Ia bahkan selalu menghindar meskipun satu kelas dengan nya.
Tapi, ada hal yang tidak Kaela mengerti, Zeta mungkin berkata bahwa dia membencinya tapi tidak dengan perasaan nya.
Saat masih kelas 10, ia sudah terpesona oleh Kaela namun kemudian, saat melihat dia terluka, Zeta menangis.
Zeta membenci Kaela karena dia merasa lebih mudah membencinya daripada menerima cinta nya.
Jika Zeta memilih 'benci', dia tidak akan terluka. Dia senang membencinya meskipun dia tahu itu salah, dia bisa mengendalikan rasa bencinya dan rasa cintanya.
[Bersambung]
KAMU SEDANG MEMBACA
Fantastic Three
RastgeleMoona, Reine dan Kaela sudah bersahabat sejak kecil. Mereka tumbuh di lingkungan yang sama, ketiga nya sangat pandai bela diri dan sering mengikuti kompetisi. Saat masuk SMA, kehidupan mereka tiba-tiba berubah menjadi ancaman. Suatu malam ketika mer...