Enam Belas

1.2K 96 8
                                    

Suasana kafe lumayan ramai karena ada komunitas motor yang datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana kafe lumayan ramai karena ada komunitas motor yang datang. Lavanya, Fero dan Nadila sedikit kalang-kabut karena tidak pernah mendapatkan pengunjung seramai ini. Biasanya yang datang hanya segelintir mahasiswa, itupun duduk berjam-jam menikmati Wi-fi.

"2 Americano, 3 Latte sama 5 Berry Squash." Nadila membacakan pesanan pada Fero. Detik berikutnya dia sudah berpindah ke outlet dessert untuk mengambil beberapa pesanan.

Berhubung belum ada yang membayar, Lavanya turun tangan untuk melayani. Sekitar 50 orang datang dalam sewaktu juga membuatnya pusing. Belum lagi persediaan yang dia beli tidak banyak, mengingat pengunjung rata-rata perhari hanya dibawah 100 orang.

"Lo telpon siapa?"

"Jay," sahut Lavanya dengan ponsel yang diapit antara bahu dengan pipi. Sebab dia sedang mengelap meja setelah pengunjung pergi.

Setelah 2 jam berlalu, komunitas motor itu pergi. Ternyata itu adalah kumpulan mahasiswa Teknik yang berkunjung ke kampus mereka, berencana keliling Indonesia dengan motor.

Lavanya dan Fero sudah tepar. Mereka bahkan belum membereskan apapun yang ada di meja, karena sudah lelah bolak-balik membawa pesanan. Namun, berbeda dengan Nadila yang tetap mengambil gelas-gelas untuk dibawa ke wastafel.

"Istirahat dulu, Nad. Lo nggak capek apa?" tanya Lavanya yang kini malah duduk selonjoran di lantai, terlalu lelah.

"Nggak apa-apa. Gue masih kuat. Lo istirahat aja."

Lavanya dan Fero saling berpandangan seolah berbicara lewat mata. Keduanya sadar jika akhir-akhir ini Nadila bekerja terlalu keras. Namun, saat ditanya gadis itu selalu mengatakan baik-baik saja.

Untungnya Jay datang diwaktu yang tepat. Laki-laki itu masih dengan tas di punggung, sepertinya baru keluar kelas. Lalu dia mengedarkan padangan ke sekeliling, melihat kafe sepupunya yang seperti baru saja diterjang badai. Kotor dengan kursi yang berserakan.

"Kenapa kafe lo? Habis di rampok?"

"Sembarangan! Justru gue dapat jackpot. Baru setengah hari tapi penjualan kayak seharian penuh." Lavanya bangun dari lantai. Gadis itu menghampiri Jay yang masih berdiri tak jauh dari pintu.

"Bantuin gue ya? Di sini nggak cukup tenaga."

"Kenapa, sih, nggak rekrut orang lagi? Lo keras kepala banget kalo di bilangin."

"Ya karna kejadian kayak gini cuma ada setahun sekali. Mana pernah kafe gue rame."

Keduanya masih memperdebatkan soal kafe Learn.tera dan juga manajemennya yang masih buruk menurut Jay. Namun, sang pemilik tetap kukuh untuk tidak mengubah apapun. Bahkan gadis itu membawa-bawa tentang pendidikannya yang berlatarbelakang Bisnis.

Sementara itu Nadila dalam diam masih mengambil gelas kotor dan membawanya ke wastafel, lalu mencucinya. Perdebatan Lavanya dan Jay sudah menjadi hal biasa baginya. Gadis itu juga sebisa mungkin bekerja dengan keras karena sudah beberapa kali mengambil cuti. Juga ... Dia ingin melupakan masalahnya dengan Kavi.

Interested [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang