bab 1 diajak jalan

2 0 0
                                    


Pagi ini cuaca sangat cerah kicauan burung diluar sana tak luput dari perhatian gadis manis yang sedang bersiap untuk berangkat ke sekolah

"Bulan, hari ini kamu ga usah kesekolah dulu ya ibu mau ngajak kamu kesuatu tempat!"

tiba-tiba ibu datang dan berjalan mendekat ke arahku sembari meletakkan sebuah kotak  berwarna merah, entah apa isi didalam kotak itu.

"Kita mau kemana Bu? Sebelumnya ibu tidak memberitahuku lagian hari ini aku ada ulangan matematika, lain kali saja ya Bu."

"Tidak bisa pokoknya kamu harus mau, lagian kamu bisa izin dulu kan nanti bisa minta ulangan susulan!" Ujarnya dengan tegas menandakan aku tidak boleh membantah.

Jika sudah begini aku bisa apa selain menuruti kemauan ibu jika tidak bisa-bisa aku akan mendapatkan tamparan seperti yang sering terjadi.

Meski agak terpaksa aku mengambil kotak yang tadi dibawah oleh ibu. Lumayan penasaran kira-kira apa isi didalam kotak ini.

"Jangan lupa kamu harus pakai baju itu dan dandan yang cantik jangan sampai kamu membuat ibu malu!"
Aku hanya tersenyum dan mengangguk tanda mengerti

"Cepetan ganti baju! Ibu kasih waktu 30 menit kamu harus sudah selesai. Awas jangan sampai telat."

Ibu melangkah keluar dan meninggalkan aku yang masih termenung sejenak

"ck, tak bisakah ibu memperlakukan aku layaknya anak kandung, memandang ku penuh cinta dan kasih sayang seperti seorang ibu pada umumnya" Bulan berseruh lirih

Usai menggati pakaian ia mulai memoleskan sedikit make up agar tampak lebih fresh, setelah itu terdiam sejenak memandang pantulan dirinya di depan cermin.

Cantik, itu yang ada dibenak Bulan saat ini yah dia terlihat sangat cantik menggenakan gaun berwarna putih. Setelah dirasa sudah cukup gadis manis ini berdiri dan melangkahkan menghampiri dimana sang ibu menunggu.

"Lamah amat sih kamu, ayok cepetan masuk ke dalam mobil" masih terdengar suara ibu mendumel dan mulai menyetir, entah kenapa perasaanku tiba-tiba tidak enak, entah kemana ibu akan membawaku.

Setelah perjalanan yang memakan waktu sekitar satu jam lebih mobil yang sedang dikendarai oleh ibu berbelok masuk ke sebuah rumah yang terlihat cukup banyak orang.

"ini kan rumah nenek kok ibu bawa aku ke sini? apa nenek sedang melangsungkan acara tapi kok aku ga tau." aku membatin sembari melihat ke arah luar jendela mobil

" Turun cepat jangan hanya bengong orang di dalam sudah menunggu dari tadi!" Ujar ibu dan melangkah keluar mobil

Kami pun melangkah masuk kedalam rumah dan disambut oleh nenek dan sepupu yang ternyata juga ada diantara orang-orang yang sebagian tidak aku kenal.

Ibu menarik tangan ku menuju ke depan dimana ada seorang penghulu lalu menekan pundakku dengan sedikit keras agar aku duduk di dekat seorang pria yang tidak aku kenal.

"Apakah sudah bisa kita laksanakan acara pernikahan ini atau masih ada keluarga yang di tunggu?" Ujar pak penghulu

"Semuanya sudah hadir pak...silahkan dimulai maaf sudah membuat bapak dan yang lainnya menunggu terlalu lama" timpal nenek sembari tersenyum lebar

Apa katanya? pernikahan? Siapa yang akan menikah dan siapa yang akan dinikahi, siapa pun itu tolong beritahu aku saat ini aku tidak bisa berpikir jernih. Jangan bilang aku yang akan menjadi pengantin perempuannya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MAAFKAN IBU NAK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang