Hiraeth - 01

7 1 1
                                    

Hari demi hari kini terasa hampa bagi gadis yang kini sedang menatap hujan lewat jenda kamarnya. Varessa yang kerap di sapa Eca saat ini tengah mengasihani dirinya yang terasa malang.

Di rumah yang tempat ia tinggal bukan rumah bagi Varessa, melainkan sumber dari apa yang Varessa alami saat ini. Rumah yang bagaikan neraka.

"Eca! Varessa! Buka pintunya! Dasar anak ga tau diri!"

Dibalik pintu kayu seorang wanita yang Varessa kenal sebagai seorang ibu, mengetuk atau bahkan memukul pintu dengan sangat keras.

Varessa bukan dari keluarga kalangan atas. Varessa hidup pas-pasan di lingkungan terpencil. Rumah yang ia tempati juga terbilang sangat sederhana. Di keluarganya saat ini hanya ada ibunya, Varessa dan Bima abangnya. Ayah Varessa sudah meninggal 7 tahun yang lalu akibat terkena serangan jantung dan tak sempat dibawa kerumah sakit.

Varessa mengabaikan panggilan ibunya. Telinganya seperti sudah kebal akan teriakan ibunya. Tapi yang pasti, kini Varessa tengah meneteskan air matanya.

"Gua malu punya anak ga tau diri kaya elu! Udah gua kasih makan! Gua kasih tempat tinggal! Bukannya nurut sama gua malah kabur! Gua rugi gara gara elu! anak ga tau diri!"

Varessa sudah tidak mendengar teriakan ibunya setelah ibunya menendang pintunya dengan sangat keras.

Ia tau ibunya kini sedang marah besar terhadapnya. Karena Varessa baru saja kabur dari Pria tua yang katanya sudah menyewanya melalui seseorang yang ia sebut ibu. Ini bukan yang pertamakali, melainkan sudah sejak ia berumur 12 tahun. Yang Varessa syukuri, sampai saat ini dia bisa kabur dari Pria-pria itu.

Dulu ada seseorang lelaki yang menyelamatkannya. Seorang lelaki yang rela membantunya bersembunyi dari ibunya. Namun, tiba-tiba lelaki tersebut menghilang, bahkan Varessa tidak tahu dimana ia sekarang.

Varessa sudah cukup lama menatap air hujan sambil meneteskan air mata.Ia menatap kearah jam dinding yang ternyata sudah pukul setengah dua belas malam. Ia berjalan ke arah kasur. Ia sudah sangat lelah hari ini, kakinya sudah seperti hampir mati rasa. Ia harus pergi sekolah pagi pagi sekali.

***

Ini baru pukul lima. Namun, Varessa sudah rapih dengan seragam sekolahnya. Ia bergegas untuk keluar rumah dengan hati hati agar ibunya tak terbangun. Ibunya biasa bangun pukul 6 pagi, jika sampai bertemu ibunya, mungkin ia tak akan bisa sekolah.

Jalanan kini masih gelap, namun Varessa tak perduli dengan itu, bahkan Varessa sama sekali tak takut. Asalkan ia keluar dan tak bertemu ibunya di rumah.

Varessa pergi sekolah dengan jalan kaki, karena menurutnya menaiki kendaraan umum akan menghambur hamburkan uang, lebih baik uangnya ia simpan untuk membeli roti di kantin nanti. Varessa mendapatkan uang karena diam-diam ia bekerja menjadi pelayan disuatu cafe. Ia mengambil shift malam karena ia bersekolah sampai sore. Bahkan untuk berjaga jaga agar tak ada yang mengenalinya, ia bekerja menggunakan masker untuk menutupi wajahnya.

Tak terasa kini Varessa sudah sampai gerbang sekolahnya. Sepi, hanya ada pak amat satpam yang ada di sekolahnya. Karena memang sekolah mulai pukul 7 pagi, sedangkan saat ini masih pukul 6 pagi. Masih ada sejam lagi sekolah mulai.

"Eh neng Eca udah nyampe, sebentar neng mang amat bukain dulu ni gerbang."

"Makasih ya mang." Jawab Varessa dengan tersenyum tulus. Mang amat ini sangat baik padanya. Bahkan mang amat sudah Varessa anggap sebagai keluarga.

"Siap neng."

Varessa bersekolah di sekolah yang cukup terkenal, yaitu SMA Cakrawala Bangsa atau anak murid disini sebut ESCEBE. Ia bisa masuk ke sekolah ini karena beasiswa. Varessa ini anak pintar.

Di ESCEBE tak ada yang tahu kondisinya saat ini seperti apa. Karena Varessa sendiri jarang berinteraksi dengan murid murid di ESCEBE. Bukan ia tak mau berinteraksi, Varessa hanya terlalu malas memulai percakapan.

Saat ini kantin sekolah belum buka, jadi ia memilih untuk menuju ke kelasnya untuk tidur sebentar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HIRAETH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang