16

292 21 2
                                    

Kaori baru keluar dari kamarnya karena dirasa lapar. Dia pergi ke dapur untuk mencari suatu hal yang bisa dimakan. Ternyata ada fried chicken tersimpan rapi di meja makan. Tiba-tiba Kaori teringat Sakura. "Pasti ini sensei yang beli..." Tiba-tiba perasaan bersalah menghampirinya.

Kaori menyesal telah mengucapkan suatu hal yang tidak baik pada sensei kesayangannya. Tapi dia juga takut dengan perasaan yang menghantuinya. Dia mengambil nasi dan makan di meja makan. Sendirian. "Lapar ya?" Sasuke muncul dari arah kamarnya.

Kaori menatap Sasuke sekilas, hanya menganggukan kepalanya. Sasuke duduk di sebrang Kaori. Dia menatap putri semata wayangnya, memastikan bahwa Kaori makan dengan baik. "Mau cerita pada tousan?"

Kaori menatap lama Sasuke. Dia menundukkan kepalanya. "Tousan..."

Sasuke diam menunggu Kaori berbicara padanya. Kaori menatap kembali Sasuke dengan wajah sedih. "Kaori senang bertemu dengan Karin kaasan. Tapi Kaori juga sedih..."

"Sedih kenapa?"

"Suami kaasan gak suka sama Kaori. Dia selalu kesal tiap liat Kaori sama kaasan. Kaori denger suami kaasan bilang Kaori ini ganggu!" Kaori menangis.

Sasuke mengepalkan tangannya kuat, mencoba mengendalikan emosinya yang hampir meledak. "Kamu paham kan kenapa tousan gak pernah mempertemukanmu dengan kaasan-mu itu?!"

Kaori hanya menganggukkan kepalanya merespon Sasuke. Kaori tiba-tiba menangis, dia mengusap air matanya yang keluar. "Ta-tapi Kaori ingin sesekali ketemu dengan Karin kaasan, tousan..."

"Nanti kita bicarakan lagi perihal ini. Kalau keputusannya sekarang, tousan jelas menolak! Apalagi mendengar Kaori diperlakukan seperti itu di lingkungan kaasan mu itu!"

Keduanya sibuk dengan pikiran sendiri. Sasuke diam dan menatap Kaori yang menangis. Kaori mencoba menghentikan tangisannya. Dia mencuci piring yang dia pakai. "Tousan..."

"Hn?"

"Kaori ada pr, minta bantuannya..."

Ah, hari ini dia tidak bertemu Sakura untuk belajar. Sasuke terkekeh, dia mendekat ke arah Kaori dan mengusap rambut putrinya. "Masih butuh bantuan Sakura-sensei yang 'so baik' itu ternyata anak tousan ini!" Sasuke menggoda Kaori.

"Tousan diem!" Kaori malu.

Sasuke dan Kaori mengobrol sambil berjalan menuju kamar Kaori. Setidaknya Sasuke sudah mengetahui mengapa Kaori bersikap begitu kepada Sakura.

.

"Ah jadi begitu ya..."

"Iya, sayang. Tidak apa, kita yakinkan Kaori bareng-bareng ya..."

Tidak ada respon dari Sakura. Sasuke agak heran, dia melihat handphone-nya. Masih tersambung. "Sakura?"

"I-iya, Sasuke-kun?"

"Kenapa?"

"Aku hanya terkejut dengan panggilan sa-sayang darimu, belum terbiasa..."

Sasuke terkekeh, terbayang wajah Sakura yang malu-malu. "Masih malu-malu saja ya..."

"Ehem, jadi besok apakah aku harus menemui Kao-chan?"

"Harus dong! Jangan nyerah karena gitu aja! Kamu masih mau menikah denganku, kan?"

"Mau!"

"Baguslah! Agak khawatir sebenarnya kamu tiba-tiba membatalkan karena ini..."

"Enggak kok, Sasuke-kun! Sudah dulu ya, kamu istirahat jangan lupa!"

Private Teacher! (SasuSaku) #ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang