𝗖𝗛. 𝟬𝟬𝟯 - Entrance Exam

130 23 8
                                    

8:46

*Tap, tap, tap, tap*

Surai pendek itu berayun-ayun kala pemiliknya harus terpaksa untuk berlari maraton sekalian menanjak permukaan tanah tinggi yang menjadi lokasi berlangsungnya ujian penentu hidup dan matinya ini.

"Shimatta!! Pakai segala terlambat lagi!"

"Selain itu..."

"HARUS NAIK BUKIT DULU!!"

"Sial kalau aja aku nggak sibuk adu hoki dengan Paman tua, nasib ku pasti tak begini."

Benar, adu catur dengan tetangga erat. Dia dan seorang Paman sibuk menghabiskan malam untuk adu catur dengan taruhan 30 ribu yen di teras rumah pria tua itu. Mengapa di rumahnya? Pilihan yang cocok untuk sorok-sorok agar tak diciduk orang lain, terutama Ibunya karena saat itu (Name) kabur dari kamarnya lewat balkon setelah mengetahui Ibunya telah pulas di alam mimpi. Ia tengah melakukan judi kecil-kecilan bersama si Paman rupanya. Hasilnya? Betul sekali, otak cerdasnya menggiring pada ketewasan. (Name) tak sekali pun menang darinya sebab gadis itu amat pintar untuk bermain catur. Entah pintar atau kelewat percaya diri, (Name) kekeuh menantangnya lagi setelah ia menang 20 ribu yen saat bermain kartu dengannya dua hari sebelumnya. Paman itu mengusulkan untuk bermain catur. Sifat impulsif (Name) mengiyakannya spontan. Dan kini ia harus merugikan 20 ribu yen nya.

Sebenarnya, terbesit di pikirannya untuk menggunakan quirk nya saat ini. Teleport atau berlari dengan kecepatan supersonik. Diurungkan niatnya dengan alasan tak ingin calon murid lainnya mengetahui quirknya, tidak membocorkan quirk itu penting bagi pahlawan agar tidak dikejar sana sini oleh musuh, taktik ini rahasia negara!

.
.
.

(Lokasi ujian masuk SMA U.A)

Gerbang U.A di depan mata, dia hanya perlu sedikit berlari masuk ke dalam bangunan. Selain itu matanya menangkap rambut lumut keriting, Midoriya Izuku.

"Oi!! Izukuuuu!!!"

Remaja bersurai hijau itu tak kunjung membalikkan badannya, membuat (Name) terpaksa mengerahkan niat segenap jiwa untuk berlari menghampirinya.

"Hah...hah... Kampret! Untung masih sempat, ya." (Name) bernafas dengan ngos-ngosan, menumpu badan pada lutut sebelum ia kembali berdiri tegak dan bersitatap dengan kawan karibnya.

"Ngomong-ngomong di mana-" "wajahmu kenapa woi?!"

"(Name)-chan... Aku-"

"Hm?" (Name) memasang wajah penasaran yang sedikit absurd, sebelah alisnya tertukik tajam bak wajah familiar dari meme The Rock.

"Hm?" (Name) memasang wajah penasaran yang sedikit absurd, sebelah alisnya tertukik tajam bak wajah familiar dari meme The Rock

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Name): "Hayoloh..."

Apa yang membuat pemuda ini begitu senang selain bisa menjejakkan kaki di sini. Midoriya sigap mengadahkan kepalanya ke lawan bicaranya dengan tetap menahan air muka yang sama.

𝗧𝗛𝗘 𝗘𝗡𝗗 - My Hero Academia x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang