40

1.6K 118 16
                                        

Malam itu begitu sunyi, bulan purnama menyala terang, memberikan aksen warna perak indah di daratan

Suara hewan malam juga terdengar dengan deruan angin yang lembut, menciptakan gemerisik daun yang berada di pohon

Kazuha duduk bersandar di pohon besar, dengan tangan di silangkan dan mata yang tertutup, namun walau begitu dia tidaklah tidur, tapi setidaknya menenangkan sedikit mata nya bukanlah hal buruk

Dia membuka mata tiba tiba ketika melihat Wanderer keluar dari tenda miliknya, merasa khawatir namun dia tidak bertindak karena memaklumi mungkin ada alasan pribadi yang tidak ingin di beritahu oleh Wanderer jika dia bertanya

Mengingat Wanderer hanya peduli pada anaknya, mungkin akan ada waktu dimana dia memiliki celah untuk mendekati Wanderer, tapi tidak sekarang

Hal ini juga membuat Kazuha mengurungkan niat untuk bersama dengan Wanderer di satu tenda, beralasan akan menjaga sekitar, Kazuha memutuskan untuk duduk sendiri di bawah pohon ini

Sudah lama waktu berlalu, tapi Wanderer belum terlihat kembali ke tendanya, dan juga aroma lezat serta asap yang ada di belakang tenda itu, membuat Kazuha keheranan akan apa yang dilakukan oleh Wanderer malam malam begini

Merasa kekhawatiran ini tidak bisa lagi di bendung, Kazuha memutuskan untuk menyusul Wanderer, dan saat dirinya mendekat ke arah itu, dia melihat Wanderer yang kebetulan berjalan ke arahnya

Dengan ikan bakar yang tertata rapi, beberapa sayuran serta tercium aroma lezat dan segar yang berasal dari perasan lemon, Kazuha terkejut ketika Wanderer memberikan ikan itu kepadanya

"Makanlah, kau belum makan dari tadi siang"

Wanderer berkata tanpa aba aba, kebaikan secara tiba tiba ini membuat Kazuha sedikit terheran, tapi suara perut itu meminta agar Kazuha memakan makanan yang sudah di sediakan oleh Wanderer, membuatnya tersadar bahwa dia memang kelaparan

Duduk dengan ikan bakar yang dia makan, Kazuha terkejut ketika merasa bahwa makanan ini begitu terasa familiar, bumbu, tekstur semua terasa nikmat dan menari di lidahnya

Kazuha tersenyum ketika Wanderer yang dia kenal juga memberikan bentuk kasih sayang seperti ini padanya, bahkan Wanderer duduk di dekatnya seakan menemani dia di malam ini ketika semua orang sudah tidur

Sungguh, seseorang seperti Kazuha merasa bersyukur ketika tau Wanderer lah yang menemaninya di masa depan nanti

Ikan yang sekarang hanya tersisa tulang diletakan Kazuha di sebelah, netra merah nya menatap lekat ke Wanderer

Sinar perak dari rembulan membuat wajah Wanderer terlihat begitu indah, kulit putih bagai porselen, mata dan bibir menawan, seakan membuat jantung Kazuha berdetak begitu kencang, senyuman indah dari Wanderer adalah hal yang pertama kali dia lihat, yang di peruntukkan oleh Wanderer padanya

Dinginnya malam ini terasa hangat ketika Wanderer di sebelahnya, aliran darah yang naik karena nya, seakan membuat Kazuha merasa tidak bisa mengontrol dirinya

Wajah Kazuha yang semakin mendekat dan berhasil mencium bibirnya, membuat Wanderer terkejut bukan main, tapi ada hal yang dirasakan oleh Wanderer, perasaan manis, hangat seakan mengalir dari Kazuha melalui ciuman itu seakan mengalir ke hatinya

"Terima Kasih"

Kazuha berucap, menyudahi ciuman di bibir itu, senyuman Kazuha sukses membuat Wanderer terpesona, suara lembut, serta wajah tampan itu adalah hal yang membuat Wanderer tidak bisa bereaksi

Dia sangat menyukai hal yang ada di diri Kazuha

Sadar dia sedari tadi menatap wajah Kazuha,  Wanderer menunduk, menatap tanah yang ada di bawah

Bagaimana ini bisa terjadi, hanya dengan kecupan hangat itu berhasil membawa kewarasannya hilang, berhasil membuat dirinya merasakan sesuatu yang belum pernah dia rasakan sebelumnya

Ciuman yang Kazuha berikan padanya, membuat dirinya merasakan lagi hal aneh, yang tiba tiba ada dalam dirinya saat ini

Lagi

Dia ingin merasakan ciuman itu lagi

Dari seseorang, yang tanpa dia sadari, sangat dia cintai

Kazuha memegang dagu Wanderer, dan di tuntunnya untuk menatap ke arah matanya, tangan lembut Kazuha sukses membuat Wanderer tidak bisa bergerak, seakan dirinya menerima semua ini, hal yang dia inginkan

Kazuha kembali mendekatkan wajahnya ke arah Wanderer, sementara Wanderer hanya menutup matanya, dan kehangatan mulai kembali terjadi antara keduanya

Tapi

Kazuha terkejut mendapati dirinya yang semakin diluar kendali, mungkin benar suatu saat mereka adalah pasangan, tapi dia tidak ingin Wanderer merasa tidak nyaman akan yang dia lakukan

Lantas dia memundurkan wajahnya dan melepaskan jemarinya dari Wanderer

"Maaf, aku-

" Lagi"

"Huh!? Apa? "

"Aku mau lagi"

Wanderer berkata dengan wajah menunduk, seakan menahan malu yang dimana hal ini membuat Kazuha merasa bahwa dia sedang melihat hal yang begitu imut yang pernah ada

"K-kau yakin? " Kazuha memastikan, tentu jantungnya berdegup kencang ketika mendengar apa yang dikatakan Wanderer

"Aku tak akan mengulanginya lagi"

Kazuha menatap lekat mata Wanderer, begitu pula dengan Wanderer yang menatap Kazuha

Tangan kanan Kazuha menyentuh bagian belakang rambut Wanderer yang saat itu tidak mengenakan topi, dan membawa wajahnya mendekat ke arah Wanderer

Hingga bibir itu kembali bertemu, sekali lagi, perasaan hangat, manis serta hal yang belum dimengerti Wanderer terasa tercampur aduk dalam dirinya, ciuman yang diberikan Kazuha seakan adalah hal yang sangat dia inginkan saat ini

Mungkinkah dia mencintai Kazuha? Begitu pikirnya, hingga entah berapa lama ketika ciuman itu berakhir, kazuha terlihat menarik nafasnya cukup dalam

*

*

*

Didalam tenda itu, Eiko tersenyum melihat kedekatan kedua orang tuanya, hal yang sangat dia impikan ketika hal yang dia tunggu terjadi, dimana keduanya menerima satu sama lain, seterusnya dia hanya berharap pada Archon, agar kedua orang tuanya dapat bersatu

"Tak perlu khawatir, aku yakin mereka saat ini mulai saling membuka diri" Mona berucap pelan dengan suara lembut

Eiko berpaling, menatap ke arah Mona
"Maaf, sepertinya aku membangunkanmu"

"Tidak kok, aku saja yang kebetulan terbangun, sudahlah lebih baik kita tidur"

Eiko mengangguk dan berbaring di sebelah Mona, tapi tanpa lama Mona mengangkat tangannya ke atas, sembari membuat pelindung berbentuk setengah lingkaran yang mengelilingi mereka berdua

"Kak, kenapa buat pelindung? " Eiko bertanya keheranan

"Agar tidur kita tak terganggu, pelindung ini juga berfungsi untuk meredam suara dari luar, karena...aku...eh aku mudah terbangun jika ada suara berisik, iya begitu" Mona mengangguk meyakini eiko "Dan merasa aman dari hewan buas, karena besok kita akan melanjutkan perjalanan"

Mona menjelaskan sedikit terbata seakan sedang memikirkan alasan dibalik dirinya yang membuat pelindung, Eiko hanya mengangguk dan memejamkan matanya, menunggu hari esok yang akan datang

過去を変える || KazuScaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang