44

701 69 7
                                        

Bagaimana Myer bisa mengetahui tentang Eiko yang tak lain adalah anak dari Kazuha dan Kuni, itu karena Monalah yang memberitahunya. Tidak mengherankan juga dibalik sikap Albedo dan Myer yang sudah terbiasa saat melihat kedekatan Kazuha, Eiko, dan Kuni.

Berkat itupun Eikopun tidak menutup kemungkinan memanggil orang tuanya dengan leluasa.

Setelah mereka beristirahat dengan cukup, merekapun memulai perjalanannya kembali menuju Fontaine.

Saat ini Mona memperlambat langkahnya dan menyamakan mengikuti Eiko di barisan paling belakang.

"Kenapa kakak tidak bersama yang lain di depan? " Tanya Eiko kebingungan

"Kamu sendiri bagaimana? " Tanya Mona balik.

"Aku... "

Eiko tak bisa berkata, saat ini dirinya Eiko dipenuhi dengan berbagai macam pertanyaan yang memenuhi pikirannya

"Kau tau, aku merasa. Dirimu sedang memikirkan sesuatu. Kalau boleh tau apa yang kau pikirkan? "

Eiko tidak menjawab

"Aku tau kau tak berani mengungkapkannya didepan kedua orang tuamu" Tambah Mona.

Seakan terbaca, Eiko melirik kearah Mona.

"Terlihat dari wajahku ya? "

Mona hanya mengangguk.

"Aku hanya berpikir, bagaimana aku bisa kembali ke masa depan saat semuanya sudah berakhir" Ucap Eiko dengan senyuman kecut di wajahnya.

" Mengapa kau tidak disini aja?, maksud ku, lihat! Saat ini kau sudah bahagia bisa bertemu dengan keluargamu"

" Tidak bisa, aku di masa ini hanyalah manusia yang seharusnya belum terlahir. Kak Mona pasti tau akan hal itu bukan?"

Mona menyadari perkataan Eiko, eksistensi yang tidak seharusnya ada akan di anggap anomali dan dapat memungkin hidup Eiko tidak akan bertahan lama. Mona lalu mendunduk.

"Oh iya, kak Mona ketika memakai ilmu kakak kepadaku. Apa yang kakak lihat ? "

Eiko mengingat bahwa Mona dapat melihat kejadian yang akan datang. Dirinya penasaran. Strategi yang ia pakai akankah berhasil?

" Kau memenangkan pertempuran dan kembali pulang" Dengan suara kecil

Eiko senang dan perasaannya lega.

"Begitukah? Syukurlah "

Mona hanya mengangguk, Eiko melirik gelagat Mona yang gelisah. Dirinya merasa ada yang aneh dengan mona, tetapi ia menepis pikiran negatifnya. Tak lama Kazuha memanggil Eiko dan Mona, karena mereka berjalan terlalu lambat.

"Apa yang kalian lakukan di belakang? "

"Kami hanya mengobrol, iya kan Eiko? " Ucap Mona, Eiko mengangguk setuju

Eiko berjalan pelan seperti biasa, entah mengapa perasaannya masih terasa kosong. Ia melihat Kazuha yang mengobrol santai dengan Kuni, kadang sesekali jahil.

"Apa mungkin karena aku masih belum terbiasa ya? " Batin eiko. Meskipun beberapa tahun Eiko berpisah dengan Sora, ia tak pernah merasa sekosong ini.

Sesekali eiko memfokus pandangan ke bawah, melihat kakinya yang berjalan mengikuti langkah didepannya

Ia sesekali menghela nafas.

"Sora, aku janji. Aku akan menyelesaikan misimu dan kembali dengan selamat. Aku, tidak ingin kematianmu menjadi sia-sia". Batin Eiko menyemangati dirinya sendiri.

Kuni melirik ke arah Eiko yang masih menundukkan kepalanya, Kazuha sadar dengan Kuni yang mengkhawatirkan Eiko. Ia bertanya untuk memastikan

" Kau tak apa? "

"Aku tidak apa-apa. Hanya saja...Eiko"

"Apakah dirinya baik-baik saja? Setelah tau bahwa saudaranya telah tiada" Tambahnya

"Aku paham, saat ini kita hanya bisa berusaha membuat Eiko tidak berlarut dalam kesedihannya. Tentang Sora, saat di sumeru nanti, boleh kita menghampirinya sebentar? Aku ingin bertemu dengannya" Ucap Kazuha dengan nada pelan, sambil membuat Kuni agar tidak begitu gelisah. Kuni mengangguk menyetujui.

Kazuha memelankan jalannya menyamakan langkah Eiko, Eiko terkejut lalu melirik kearah Kazuha yang sudah berada di samping kirinya.

"Apa yang harus kulakukan, agar anakku tidak sedih? " Tanya Kazuha ke Eiko.

"Ah...Papa... Tidak perlu, aku tidak sedih kok. Hanya..." Tolak Eiko dengan halus.

"Tidak apa-apa, beritahu apa yang membebani pikiranmu. Kami akan menjadi pendengarmu, agar perasaanmu lebih baik" Tambah Kuni yang juga berada di sebelah kanan Eiko.

Eiko tersenyum tipis, ia ingat sekarang bersama kedua orang tua yang ia sayang, dirinya tidak boleh berlarut dalam kesedihan.

"Tidak apa-apa. Papa... Mama..., aku hanya terlalu memikirkan cara untuk mengalahkan Dottore agar kita bisa menang dan membalas dendam Sora" Ucap Eiko dengan nada semangat sambil memegang kedua tangan orang tuanya.

Kazuha dan Kuni saling berpandangan, tersenyum kecil memaklumi sifat Eiko.

Sepanjang perjalanan, Kazuha Eiko dan Kuni mengobrol banyak hal. Eiko memberitahu tentang kebiasaan kedua orang tuanya dari masa depan, Kuni cukup tersentuh dengan beberapa kenangan Eiko.

Sampai di sumeru, Kazuha meminta ijin ke Albedo, Mona, dan Myer untuk pergi ke suatu tempat tentu saja bersama Kuni dan Eiko.

"Baiklah, Kita akan bertemu lagi di tempat ini" Ucap Albedo. Merekapun berpisah.

Karena Kuni yang sudah terbiasa di sumeru, saat ini ia menjadi penunjuk jalan menuju sebuah jurang. Di dasarnya jurang adalah tempat dimana Sora di makamkan.

Sesampai disana, terdapat gundukan pasir beserta penutup mata berada tepat di atas gundukan tersebut. Mata Eiko yang berkaca-kaca sambil menahan tangisannya, Kuni hanya mencoba untuk menenangkan dengan membelai rambut halus Eiko, lalu Kazuha yang duduk sambil berdoa untuk anaknya.

Setelah itu, mereka kembali ke tempat sebelumnya yang sekarang sudah berdiri beberapa tenda.

Seperti biasa, Eiko bersama mona di tenda pertama.

Sebelum Mona menghampiri Eiko di tenda, dirinya sempat berjalan menuju tenda Kazuha dan Kuni.

"Apa pelindungku akan di butuhkan lagi?" Tanya mona. Kazuha dan kini terkejut sambil memandang satu sama lain.

" Mungkin" Ucap kazuha tersenyum canggung.

"Baiklah,  kalau begitu selamat bersenang-senang" Ucap mona sambil berjalan menuju tendanya.

Kazuha dan kuni masuk kedalam tenda.

"Kau... Sengaja? " Tanya kuni.

過去を変える || KazuScaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang