Sadar dari koma

98 12 0
                                    

Maaf jika ada persamaan dalam, karakter, tokoh, alur, dll. Karena cerita ini murni bikinan saya sendiri dan murni imajinasi saya.

Wajib follow author dulu sebelum membac, ya! storyzaaa

Selamat membaca semua!!!





Setelah Adnan membersihkan tubuhnya, keluarga Akira dan keluarga Adnan pun pulang. Adnan tetap menunggu di dalam ruangan, merasakan suasana rumah sakit yang begitu sunyi. Hanya terdengar suara mesin monitor yang berdetak pelan di dalam ruangan Akira.

Adnan duduk di kursi samping tempat tidur Akira, tak sedikit pun mengalihkan pandangannya dari wajah istrinya yang masih terbaring lemah. Ia merasa cemas, tetapi juga berusaha untuk tetap tenang.

"Akira, saya setiap hari mengajar di pesantren Abi. Banyak santri di sana yang kagum dengan saya, tahu? Tapi yang akhirnya bisa dapetin saya, ya kamu," kata Adnan, berusaha menyelipkan senyuman di tengah kesedihannya.

Ia menggenggam tangan Akira yang dingin dan terus berbicara seolah-olah Akira sedang mendengarkan.

"Ra, nanti kamu tinggal sama saya, ya. Tenang aja, saya udah punya rumah sendiri. Jadi kamu nggak perlu khawatir harus tinggal sama mertua. Saya akan pastikan kamu nyaman dan bahagia."

Adnan menghela napas panjang, berusaha menguatkan dirinya. Ia mengusap lembut pipi Akira dan menatapnya dengan penuh cinta.

"Kamu tidurnya nyenyak banget, ya? Tapi bangunlah, humairahku. Saya sangat ingin sekali melihat senyuman manismu, sayang." ujar Adnan pelan.

Dengan perlahan, Adnan mendekatkan wajahnya ke kening Akira, lalu menciumnya dengan lembut. Air mata mengalir tanpa bisa ia tahan.

"Ya Allah, hanya Engkau yang Maha Kuasa. Sembuhkanlah istriku, sadarkanlah ia, dan berikan kami kesempatan untuk menjalani hidup bersama sebagai pasangan yang saling menguatkan di jalan-Mu."

Suara tangisnya tertahan di tenggorokan. Meski hatinya terasa begitu berat, ia tetap menggenggam keyakinan bahwa Allah mendengar setiap doanya.

Tak sadar Adnan pun tertidur disamping Akira, Adnan yang masih setengah mengantuk ia merasakan gerakan kecil di ujung jari Akira. Matanya langsung terbuka lebar, dan ia menyadari apa yang baru saja terjadi.

"Akira?" ucapnya dengan suara pelan.

Ia langsung bangkit dari kursinya dan berlari keluar ruangan, mencari dokter yang sedang berjaga.

"Dok, istri saya tangannya bergerak!" katanya panik.

Dokter segera bergegas menuju kamar Akira bersama Adnan. Setelah memeriksa kondisi Akira dengan teliti, dokter tersenyum tipis dan berkata, "Alhamdulillah, sepertinya Akira sebentar lagi akan sadar. Denyut nadinya sudah normal kembali."

Ucapan itu membuat hati Adnan seolah lega.

"Alhamdulillah, ya Rabb," bisiknya penuh rasa syukur.

"Terima kasih, Dok," katanya tulus.

"Sama-sama, Pak. Kita tunggu perkembangannya, ya," ujar dokter sebelum keluar ruangan.

Adnan kembali duduk di samping Akira. Ia menggenggam tangan istrinya dengan erat, mencium punggung tangan itu sambil matanya berkaca-kaca.

"Akira, saya di sini, sayang. Saya nggak akan ke mana-mana. Buka matamu, saya yakin kamu bisa."

*****

My sweet heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang