Ceklek
Plak
"Dari mana saja kau anak sialan?! Mau jadi berandalan Kau?!"
wajah varo tertoleh ke samping setelah itu mengubah ekspresi jadi datar, melihat siapa yang menamparnya, damian
"Bukan urusan Lo sialan!" balas varo langsung berjalan ke arah kamar nya
"huh~ capek juga menghadapi mereka, gue aja segini udah pengen nyerah apalagi Lo Al" gumam varo
"mending gue mandi baru tidur" monolog varo
lalu pergi ke kamar mandi untuk ritualnya
👤: ritual apaan tuch?
author: ritual pesugihan puas Lo?!
~skip paginya~
kini varo sudah memakai seragam sekolahnya
"ck ck ck, ganteng banget gue" ucap varo meng-pede
"pede banget Lo njir"
"hah! sape tu?" varo celingak-celinguk mencari asal suara tersebut
"sampai mati pun Lo nggak bakalan bisa nemuin gue"
"bjir, sape Lo?" tanya varo
"Lo lupa sama gue?" tanya seseorang itu
"lah suara Lo kek familiar njir tapi siapa ya?" varo berpikir keras
"Elliot ozkan?" ucap varo setelah berpikir keras
"Yap" ucap Elliot ozkan yang kerap di panggil Lio
"lah? Lo kok bisa ngikut gue kesini bjir" tanya varo
"mana gue tau Cok" jawab Lio
"udahlah gue pingin berangkat" ujar varo dan melangkah ke sofa mengambil tasnya dan pergi ke bawah
tap
tap
tap
varo menuruni tangga dengan cool nya, bjir
"selamat pagi kak Al, yuk makan sini"
langkah varo terhenti dan melayangkan jari tengahnya ke arah cruela
"kaya suara tikus kejepit njir" batin varo dan melanjutkan langkah
sampainya depan pagar mansion varo sedang menunggu ojol
"huh~ capek juga nunggu ojol nanti balik sekolah beli motor aja lah" monolog varo
tin
tin
"dengan den varo?"tanya ojol
"iya, ke sekolah high school Apple pak" ujar varo dan memakai helm lalu duduk di jok belakang
~sampainya di school~
"ini uangnya pak" varo mengeluarkan uang warna merah
"eh ini kebanyakan den" ucap ojol yang melihat uang merah satu lembar
"udah ambil aja, anggap aja sedekah pak, yaudah saya masuk dulu" ujar varo
brruum
brruum
brruum
"Kyaaaa adit ganteng banget"
"aaaa nggak kuat sama pesona gala"
dll
"heleh bacot bener, itu yang teriak mana suaranya cempreng amat gila" julid varo
"WOI VARO SINII!" teriak Rion yang tak tau malu
"bukan temen gue sumpah" ucap Dean
"RION JANGAN TERIAK MALU TAU!!" balas varo dengan berteriak juga
varo berlari menuju rion dan lainnya
"haduh~ udah yok masuk dari pada di sini berisik" ajak Rion
" yok"
Vian dkk melangkah masuk ke dalam kelas, setalah bel berbunyi mereka belajar
Kriingg
"akhirnya istirahat pusing kepala gue" ucap Rion
"iya njir gue juga pusing sama ipa" timpal varo
"kantin kuy" ajak Dean
"kuyy" balas Rion/varo
~kantin~
"di sana aja kita duduk" tunjuk Rion
"wokey"
"eh sana Lo pesan" suruh Dean pada Rion
"kalian persen apa?" tanya Rion
"bakso sama es teh" ujar varo
"nasgor, mineral" ucap Nino
"gue samain sama var-
"Lo ikut gue, tangan gue nggak cukup" ucapan Dean terpotong karena Rion menyeretnya
~lima menit kemudian~
"nih pesenan kalian" Rion datang bersama Dean membawa pesanan mereka tadi
"thanks" ujar varo/Nino
"Yoi" balas Rion
mereka makan dengan khidmat
"eh kalian tau nggak Candra dirgantara?" tanya Dean
"gak" jawab varo di angguki oleh Rion dan nino
"emang siapa dia?" tanya Rion
"katanya ya, anaknya pindah ke sini coy. dan juga tuan Candra itu pria tersukses dan terkaya Cok" ujar Dean menjelaskan
"oh, terus? hubungannya sama kami apa?" tanya varo
"hehe nggak ada sih cuma beritahu kalian aja" ujar Dean cengesan
"hehe nggak idi sih cimi biritihi kiliin iji" ujar Rion mencibir
"yeuhh sialan" umpat Dean
Vero dan Nino hanya menonton mereka yang sedang berdebat
btw lama nih nggak update karena nggak mood hehe
jangan lupa vote nya biar semangat bikin kelanjutan aldevaro ya!^^
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDEVARO [slow update]
Novela Juvenil•Saya tegaskan cerita ini murni dari imajinasi saya!• Bagaimana aldevaro Leavardo sifatnya yang dingin, cuek , tapi kalau bersama orang terdekatnya bersifat pecicilan, dan cerewet bertransmigrasi ke tubuh aldevaro keyvi Alexander yang berpenampilan...