EPISODE 2: Bertemu Kepala sekolah Wizard Academy

212 145 124
                                    

Setelah dua puluh menit, telah sampai ke gerbang wizard academy. Lalu gerbang itu berwarna putih bernuansa biru, kemudian aku kagum melihat keindahan wizard academy dari kejauhan.

"bagaimana dengan wizard academy nya, kak Elvira?" aku masih melihat keindahan wizard academy tersebut dan terkejut ada yang bertanya dan ternyata adikku azalea.

"bagus sekali! Ternyata wizard academy sebagus ini di banding di dongeng-dongeng." Kak aksa hanya melihat adik-adiknya yang senang

Kemudian, pak kusir turun dan membukakan pintu kereta kudanya,"hati-hati dalam melangkah, pangeran dan tuan putri."

"baiklah, terimakasih pak."

"sama-sama, tuan putri. Saya mohon pamit undur diri untuk kembali ke kerajaan silverlake." Pak kusir pun berjalan kembali ke kerajaan silverlake

Kami bertiga memasuki gedung wizard academy dan anak-anak mulai berdatangan satu per satu. Setelah beberapa meter berjalan ke gerbang sekolah wizard academy, Lalu ada yang menyapa kak aksa tapi kak aksa tidak menghiraukannya,"Pagi aksa." Ucap gadis itu dan berlari ke teman-temannya

Aku bertanya ke kak aksa, siapa yang barusan menyapa kak aksa,"siapa itu, kak aksa? Apakah kak aksa mengenalnya?"

"ah, itu temen kelas sebelah kak aksa. Yang barusan itu namanya Arabella Brianna, memang Arabella tertarik sama kak aksa, tapi kak aksa tidak menyukainya karena anaknya banyak tingkah di depan kak aksa."

Aku melihat ke arah kak aksa yang dari tadi diam aja,"oh begitu, jadi begitu sifatnya."

Dari tadi aksa diam saja, akhirnya pun berbicara,"ada apa adikku Elvira melihat kakak seperti itu? Apakah ada yang aneh dengan wajah kakak?"

"hmm, tidak ada yang aneh di wajah kak aksa."

Kak aksa berpikir sebentar, lalu berbicara lagi,"oh, untuk yang tadi tidak usah di bicarakan, kita harus menemui kepala sekolah wizard academy."

"memangnya ruang kepala sekolah ada di lantai berapa kak aksa?"

"ada di lantai 2 di sebelah ruang osis." Setelah membicarakan ruang kepala sekolah, akhirnya sampai di depan ruang kepala sekolah.

"ini dia ruang kepala sekolah, kak Elvira."Sambil menunjuk dan mengetuk pintu kepala sekolah.

Tok..tok..tok

Berjalan ke ruang kepala sekolah dan ternyata kepala sekolah lagi duduk santai,"oh ternyata aksa dan azalea, ada apa datang mencariku?"

"ini bu ada murid baru namanya Elvira maudy." Ucap azalea yang memperkenalkan kak Elvira ke kepala sekolah

"oh, ternyata kamu yang bernama Elvira. Yang mulia raja Ansell sudah menceritakan semuanya ke saya."

"benar bu. perkenalkan nama saya Elvira Maudy Silverlake." Hormat ke kepala sekolah yang di ajarkan oleh ayahanda. Kepala sekolah hanya mengangguk dan tersenyum.

"baiklah. aksa dan azalea bisa kembali ke kelas masing-masing, sementara Elvira bisa disini dulu soalnya akan ada pemeriksaan sihir." Ucap kepala sekolah, lalu mereka berdua hanya mengangguk dan berjalan ke kelas masing-masing.

"baik. Elvira sekarang ikut ibu ke ruang pemeriksaan sihir ruangan nya di sebelah perpustakaan." ucap kepala sekolah berjalan sejajar dengan Elvira

Setelah beberapa menit kemudian, telah sampai di ruangan pemeriksaan sihir. Elvira dan kepala sekolah telah berdiri di depan ruangan pemeriksaan sihir, lalu memasuki, ruangan pemeriksaan sihir di depan ada sebuah bola kaca. Setelah itu, kepala sekolah sudah berdiri di depan bola kaca dan kepala sekolah menyuruh Elvira mendekati bola kaca tersebut.

"Elvira, kemarilah ke bola kaca. lalu, taruhlah telapak kedua tanganmu di atas bola kaca."

Lalu Elvira menurut yang dikatakan kepala sekolah, menyentuh telapak kedua tangannya dan menutup matanya. Setelah beberapa detik kemudian, muncul sinar yang sangat terang. Kemudian, kepala sekolah terkejut melihat semua warna yang ada di bola kaca.

"hah! Ini tidak mungkin.. ini tidak mungkin! Kenapa bola kacanya mengeluarkan semua warna." Kepala sekolah terkejut sekali melihat semua warna. Murid wizard academy tidak ada yang punya semua sihir, hanya orang langka yang telah lama menghilang mempunyai semua sihir.

Lalu Elvira membuka matanya dan melihat kepala sekolah yang masih terkejut melihatnya. Elvira bertanya ke kepala sekolah,"sihir seperti apa yang punya milikku?"

"s-semua sihir, kamu mempunyai semua sihir yang ada di dunia ini. Sihirmu benar-benar sangat langka jadi harus berhati-hati memakainya. Oh ya, untuk kelas, sekelas sama azalea yaitu di moon star. Ada satu lagi, yang harus di beritahu kepadamu Elvira, sihir atribut kamu adalah sihir angin dan jangan menyebutkan semua sihir karena itu akan berbahaya untukmu dan banyak yang akan mengicarmu, jadi harus berhati-hati."

Aku pun mengangguk, lalu bungkuk hormat ke kepala sekolah dan meninggalkan ruangan pemeriksaan sihir.

Kring..kring..kring

Suara bel masuk sekolah berbunyi dan anak-anak memasuki kelasnya masing-masing.

Aku berjalan melewati lorong dan menuruni tangga, kelas moon star berada di lantai pertama. tepat bel masuk sekolah berbunyi, seorang guru masuk ke ruang kelas moon star, dan aku udah di depan kelas moon star untuk mempernalkan diriku ke yang lainnya.

"selamat pagi anak-anak, hari ini kedatangan murid baru. Silahkan masuk!" seisi kelas langsung berisik ada yang berbisik bisik ke temannya, ada yang tidak sabar melihat wajah teman barunya.

Aku pun membuka pintu kelas, berjalan ke depan kelas dan memperkenalkan diriku ke yang lain.

"silahkan memperkenalkan dirimu." Aku pun mengangguk dan mulai mempernalkan diriku

"baik, terimakasih ke bu guru. Perkenalkan nama saya Elvira Maudy Silverlake, salam kenal semuanya." Aku pun tersenyum melihat azalea dan yang lainnya

Tidak hanya itu laki-laki sekelas itu melihatku wajahnya bingung, seperti melihat malaikat yang jatuh dari langit.

"baik Elvira, silahkan duduk di sebelah Alana yang rambut panjang berwarna biru."

"apakah Alana keberatan duduk sebelah Elvira?" bu guru yang bernama alexa bertanya ke Alana dan Alana pun menjawabnya,"tidak apa-apa, bu. Saya tidak keberatan duduk dengannya." Lalu aku pun berjalan mendekati meja Alana dan aku pun duduk di bangku bersebelahan dengan Alana

"Perkenalkan nama aku Alana ketlovly Amberlynn. Salam kenal ya." Alana sambil menyalami tanganku dan aku pun membalasnya

"baiklah, anak-anak kita mulai pelajaran sejarah sihir." Aku pun memerhatikan selama pelajaran berlangsung.

ELVIRA (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang