Chapter 1

811 70 1
                                    

Ternyata ada yang baca padahal cuma latar belakang, rasanya agak malu 🤭

Saya belum terlalu mengerti tentang penggunaan Point of View jadi ceritanya mengalir saja, mudah-mudahan dapat dimengerti.

Cr Picture : Pinterest

2 tahun setelah Perang Dunia Shinobi, kondisi desa Konoha telah kembali pulih bahkan semakin berkembang dibawah kepemimpinan Hokage ke-6 yakni Hatake Kakashi. Kakashi mengemban tanggung jawab tersebut karena Tsunade mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Hokage tepat setelah perang. Disamping itu, Naruto pun mulai dipersiapkan untuk menjadi Hokage selanjutnya. Walau terasa merepotkan, Kakashi akan menjabat sebagai Hokage sampai Naruto siap mengambil alih tanggung jawab itu. Katakan saja dia mengamankan posisi Hokage untuk muridnya, karena sejak awal tidak pernah terlintas dalam pikirannya untuk menjadi Hokage. Tapi apa daya, Hokage sebelumnya serta para tetua dan jounin telah mengambil keputusan.

Saat ini di ruangan Hokage, Kakashi terlihat sibuk dengan dokumen yg menumpuk dimejanya. Tidak lama kemudian terlihat Naruto dan Shikamaru yg baru saja memasuki ruangan. "Kau terlihat kewalahan, Sensei," ujar Naruto membuka pembicaraan.

Kakashi menatap mereka berdua. "Yahh seperti yang kalian lihat." Shikamaru kemudian menimpali dengan nada malasnya, "Rokudaime, ini sudah sore tapi tumpukan kertas itu masih sama banyaknya dengan yang saya lihat tadi pagi. Apa kau benar-benar mengerjakannya?"

"Hei, jangan asal menyimpulkan seperti itu," Kakashi berseru tidak terima. "Kau tahu, setiap aku menyelesaikan beberapa dokumen maka beberapa dokumen baru akan datang, ini benar-benar tidak ada habisnya."

"Itu terdengar seperti alasan Kakashi Sensei, bilang saja kau malas mengerjakannya-ttebayo."

Mendengar itu Kakashi menghela nafas, "katakan itu setelah kau menjadi Hokage, Naruto. Kau akan mengerti setelah merasakannya sendiri."

Kakashi bersandar di kursi kebesarannya sambil menatap langit-langit ruangannya. "Aku benar-benar rindu suasana menjalankan misi, setidaknya itu lebih menyenangkan daripada duduk dibelakang meja sepanjang hari."

"Baiklah, jadi ada apa kau menyuruhku memanggil Naruto? Kurasa itu adalah sesuatu yang penting, Kakashi Sensei," Shikamaru kemudian menghentikan perdebatan mereka.

Mendengar hal itu Naruto memusatkan perhatiannya pada Kakashi yang berubah menjadi serius. Dia memandang Naruto beberapa saat sambil tersenyum meskipun hanya dapat dilihat melalui matanya, karena masker hitam yang tak pernah lepas dari wajahnya. "Sasuke akan segera dibebaskan besok pagi, kurasa aku harus memberi tahu hal ini kepadamu lebih dulu."

"Wahh... apakah benar yang kau katakan Sensei? Sasuke benar-benar akan bebas? Kau serius kan?" Naruto menunjukkan raut senangnya diiringi pertanyaan beruntun. Ini seperti mimpi, teman sekaligus rivalnya akhirnya dibebaskan. Kakashi cuma mengangguk mengiyakan pertanyaan Naruto. "Kalau begitu aku harus memberitahu Sakura-chan berita ini, dia pasti sangat senang mendengarnya," Naruto bersiap keluar ruangan untuk mencari sahabat pinknya itu.

Melihat Naruto segera beranjak, Shikamaru menahannya untuk keluar. " Sebaiknya kau memberitahu Sakura nanti saja dia-" Naruto memotong perkataan Shikamaru dan menyahut tidak terima, "apa yang kau maksud-ttebayo? Sakura-chan harus segera mengetahui hal ini, Sasuke adalah teman satu tim kami. Akhirnya setelah sekian lama tim 7 akan lengkap kembali."

"Hahh... mendokusai, aku tau kau sangat bersemangat memberitahunya tapi waktunya tidak tepat. Sekarang dia sedang sibuk di rumah sakit, Shizune san yang mengatakannya. Jika kau memberitahunya sekarang dia bisa saja tidak fokus pada kerjaannya." Shikamaru berujar malas, rasanya sangat melelahkan berbicara terlalu panjang.

Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang