Chapter 3

499 73 3
                                    

Chapter ini full narasi, mungkin agak membosankan.

Hinata berhenti berlari setelah agak jauh dari tempatnya bertemu dengan Sasuke. Pertemuan yang tidak terduga itu cukup merubah moodnya.

Hari ini dia tidak punya kegiatan apapun setelah timnya kembali dari misi tadi malam. Seharusnya dia menggunakan waktunya untuk beristirahat, tapi rasa bosan tiba-tiba menyerangnya. Hinata pun memutuskan untuk berjalan-jalan.

Dia tidak bisa mengajak Kiba dan Shino karena tidak ingin mengganggu waktu istirahat mereka.

Tadi malam setelah melapor di kantor Hokage, mereka bertemu Shikamaru.

Mereka berbincang cukup lama setelah Shikamaru mengabarkan keluarnya Sasuke dari tahanan. Tentu saja berita itu cukup mengejutkan. Sebelum pamit, Shikamaru memberitahu rencana penyambutan Sasuke bersama nakama rookie 12.

Memikirkan acara tersebut, Hinata merasa bersemangat. Para nakama akan berkumpul lagi setelah sekian lama, karena mereka sibuk dengan misi masing-masing.

Akan tetapi, teringat suatu hal Hinata menjadi bimbang. Dia akan bertemu Naruto di acara itu, sampai sekarang dia belum bisa menghilangkan perasaannya pada laki-laki itu. Itu sangat sulit, sekeras apapun Hinata menjauh.

Ya. Setelah perang dunia shinobi yang menewaskan Hyuga Neji, Hinata perlahan mengurangi interaksi dengan Naruto. Neji memutuskan jalannya sendiri, yaitu memilih melindunginya dengan mengorbankan nyawa.

Setiap Hinata memikirkan itu, rasa bersalah pada Neji selalu muncul. Dia tidak bisa menghilangkan fakta bahwa Neji mati karena melindunginya di saat dia melindungi Naruto.

Hinata belum sempat berterima kasih pada Neji yang selalu mendukungnya di saat Hyuga yang lain meremehkannya. Ketika ayahnya hanya melatih Neji dan Hanabi, Neji meluangkan waktunya untuk melatih Hinata.

Karena itu kematian kakak sepupunya itu sangat membuatnya terpukul. Hinata bahkan belum melakukan apapun untuk Neji.

Oleh karena itu, saat ini Hinata memutuskan untuk lebih fokus pada dirinya sendiri. Neji selalu mengatakan kalau Hinata harus lebih memikirkan dirinya sendiri.

Dia tidak bisa menggantungkan harapan pada hal yang tidak pasti, hatinya berharga, perasaannya berharga.

Selama ini Hinata terlalu fokus pada orang lain hingga lupa jika perasaannya juga penting.

Tentu saja ini bukan salah Naruto, sebagaimana Hinata yang menaruh hati padanya, Naruto juga berhak menyukai siapa pun.

Saat Hinata tengah melamun, dia hampir saja menabrak seseorang. Karena kaget dia menjatuhkan belanjaannya. Hinata meminta maaf lalu memungut belanjaannya hingga dia melihat seseorang yang tampak familiar. Dia Uchiha Sasuke.

***

Mengingat pertemuannya dengan Sasuke tadi, Hinata merutuki dirinya sendiri. Seharusnya Hinata mengabaikannya saja, toh Sasuke juga tidak mengingatnya atau bahkan tidak mengenalnya.

Hinata menghela nafas, selain memikirkan bagaimana bersikap pada Naruto nanti dia juga memikirkan bagaimana bersikap pada Sasuke. Bisa-bisanya Sasuke menjuluki Hinata sebagai tukang intip? Betapa memalukannya mengingat kejadian itu.

Tidak, tunggu! Untuk apa dia repot-repot memikirkan Sasuke? Sasuke pasti sudah melupakan kejadian tadi hanya dalam hitungan menit. Lagipula dia tidak akan menyadari eksistensi Hinata, Sasuke bahkan tidak mengenalnya.

Baiklah, tidak usaha memikirkan hal yang belum pasti terjadi. Lebih baik dia bergegas pulang untuk menyiapkan makan siang, hari ini dia berencana memasak bersama Hanabi.

Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang