21. Kebohongan

174 11 0
                                    

Aldrian baru saja pulang dari kantor malam ini. Rencana mengajak Clara makan bersama di unitnya, pria itu sudah menenteng bungkus makanan yang sempat ia beli saat perjalanan pulang.

"Oke, aku sudah menuju unitku. Kutunggu di sana ya, hati-hati di jalan, Cla."

Aldrian menutup sambungan ponselnya dengan singgungan senyum senang usai mengetahui Clara sedang berada di perjalanan pulang. Niat awal Aldrian ingin menjemput Clara, tapi entah mengapa wanita itu menolak dan meminta mereka bertemu di apartement saja. Tidak berpikir macam-macam, Aldrian menuruti saja. Toh, mungkin Clara memang sedang tidak bisa dijemput atau masih sibuk mengajar.

Saat pintu lift terbuka, Aldrian segera melangkah keluar hendak menuju unitnya namun ternyata seseorang menahan Aldrian yang mana membuatnya menghentikan langkahnya.

"Maaf, apakah kau penghuni unit lantai ini?" tanya seorang pria yang Aldrian tebak berasal dari kewarganegaraan luar.

"Iya. Kau mencari siapa? Mungkin aku bisa bantu?" balas Aldrian melihat gelagat pria itu sedang mencari seseoranh.

"Oh. Aku mencari Clara! Kau mengenalnya? Setahuku dia tinggal di sini, tapi tidak yakin jika unitnya berada di lantai ini," jawab pria itu seketika membuat dahi Aldrian berkerut saat mendengar nama yang pria itu sebut.

"Clara? Maksudmu Clara Quinn?" tanya Aldrian memastikan ulang.

"Yah aku tidak tahu pasti nama panjangnya, tapi dia bekerja di kelab setiap malam. Aku ingin berpamitan dengannya sebelum pulang ke Istanbul," ujar pria itu lagi semakin menambah kebingungan dari Aldrian.

Bukan Clara kekasih Aldrian yang pria itu maksud, 'kan? Dan lagi, Clara tidak pernah berkerja di klub.

"Oh mungkin kau berada di lantai yang salah—"

"Aku punya fotonya!" potong pria itu seketika membuat Aldrian bungkam. Ia melihat pria blasteran itu merogoh saku dan mengambil ponselnya, men-scroll ponsel beberapa detik dan memperlihatkannya pada Aldrian.

"Ini foto pertama kali aku bertemu dengannya. Nah, apa kau tahu wanita ini?" tanyanya lagi seketika membuat Aldrian tercengang saat melihat foto di dalam ponsel itu.

"Kau yakin ia bekerja di sini?" Masih berbaik sangka, Aldrian akan memaklumi jika saat itu Clara hanya bermain di kelab tidak untuk bekerja.

"Well, aku tidak akan mengenal dia jika ia tidak bekerja di sana. Aku itu klientnya loh!" tuturnya semakin membuat Aldrian mematung hebat.

Lama terdiam, membuat Faruk kembali menegur Aldrian dengan pelan.

"H-hei, kau mengenalnya, tidak?"

Aldrian melirik tajam Faruk sambil menghela napas perlahan.

"Bisa kau antar aku ke tempat klub tempat kerjanya bekerja? Setelah itu aku akan memberikan nomor teleponnya padamu."

Aldrian ingin memastikan, apakah ucapan pria itu benar mengenai kekasihnya.

***

Aldrian memasuki kelab malam yang terasa asing baginya bersama pria bernama Faruk itu. Tujuan Aldrian tentu saja mencari keberadaan Clara, ia ingin memastikan apakah wanita itu benar-benar bekerja di sini.

Lama mengitari ruangan gelap itu, ia tidak menemukan tanda-tanda keberadaan Clara.

"Sudah kubilang ia sudah tidak pernah ke mari. Lagi pula percuma kau mencarinya di lantai ini, Clara biasanya melayani klientnya di lantai atas," kata Faruk semakin membuat telinga Aldrian panas saat mendengarnya.

Not A Bitch Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang