Ini cerita absurd tentang Xiao Zhan dan Wang Yibo, dua pria yang sangat berbeda sifat dan sikap berlatar SMA.
Tidak ada konflik berat, bukan pula cerita angst hanya cerita remaja biasa yang sempat bingung arti kata cinta.
Cerita ini sangat pasaran...
Sementara di tempat lain, tepatnya di rumah kediaman Wang Yibo yang sehari-harinya lebih sering sepi itu. Ada Wang Yibo yang tengah duduk di bangku belakang rumah sambil memangku gitar. Ia menatap ke depan, dimana ada satu petak hamparan tanaman bunga dandelion yang sengaja ia tanam dulu dan sekarang sudah sangat banyak membentuk koloni seperti semak-semak tapi begitu bunga dandelion itu tua lalu menjadi benih maka bunga berwarna kuning itu akan berubah berwarna putih seperti bola bulu kecil yang rapuh kemudian akan terbang tertiup angin, jika benih itu mendarat di permukaan tanah yang lembab dan subur maka ia akan tumbuh menjadi tanaman bunga dandelion baru.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Angin sore menerpa kulit pipi Wang Yibo, tapi bukannya merasa dingin-ia malah merasa sesak. Ah, melodrama yang menyesakkan dada. Wang Yibo tidak suka ini.
Senar gitar di petik, lantunan irama merdu nan tersirat akan pilu itu mengalun dari bibir tipis Wang Yibo.
Dandelions Ruth B
Maybe its the way you say my name Mungkin memang sudah begitu caramu menyebut namaku
Maybe its the way you play your game Mungkin memang sudah begitu caramu mempermainkan ku
But it's so good, I've never known anybody like you Tapi itu sangat menyenangkan, aku tidak pernah kenal orang sepertimu
But it's so good, I've never dreamed of nobody like you Tapi itu sangat menyenangkan, aku tidak pernah membayangkan (bertemu dengan) orang sepertimu
And I've hear of a love that comes once in a lifetime Dan kudengar-dengar cinta (sejati) hanya datang sekali seumur hidup
And I'm pretty sure that you are that love of mine Dan aku sangat yakin bahwa kau adalah cintaku
'Cause I'm in a field of Dandelions Karena hatiku berbunga-bunga
Wishing on every one that you'll be mine, mine Berkata kepada semua orang bahwa kau akan menjadi milikku
And I see forever in your eyes Dan aku melihat keabadian di matamu
I feel okay when I see you smile, smile Aku merasa senang ketika melihatmu tersenyum
Wishing on dandelions all of time Memohon kepada bunga dandelion sepanjang waktu
Praying to God that one day you'll be mine Berdoa pada Tuhan agar suatu hari nanti kau menjadi milikku
Wishing on dandelions all of the time, all of the time Memohon kepada bunga dandelion sepanjang waktu..
"Dandelions, in-to.." Wang Yibo menarik nafas dalam, ia tidak bisa melanjutkan nyanyiannya. Entah kenapa terasa begitu perih, begitu sesak di kerongkongan dan rongga dadanya, jadi ia meletakan gitarnya di samping lalu mendongak menatap langit yang mulai menitikan buliran-buliran air pertanda hujan akan segera turun namun bukannya segera masuk ke dalam rumah karena takut terkena hujan, ia malah berharap hujan deras segera menerpanya detik itu juga.
