Menyerah untuk selamanya mungkin bukan solusi, tapi aku tetap memilih jalan itu demi kebaikan semua.
....
Setelah lama menunggu ayahnya pergi, Athala langsung bergegas menuju atap rumah. Kebetulan tempat itu paling tinggi dan berbahaya, karena tidak ada pagar di setiap sisinya.
Beberapa kali aksesnya juga ditutup, tapi karena ini bu Naura sendiri yang meminta. Wanita yang telah lama mengatakan tugas dari ibu kandung Athala. Kebetulan juga Athala selalu memegang kunci aksesnya.
Sebelum Naura datang, Athala lebih dulu menaruh sebuah pot bunga di bagian pojok. Agar kamera tersembunyinya bisa merekam secara menyeluruh.
Setelah selesai baru wanita yang dipanggil ibu itu datang. Sang nyonya rumah yang biasanya dikelilingi oleh pelayan kini datang sendiri, dan Athala tau apa maksudnya.
Dengan sengaja Athala berdiri di tepian atap. Bisa saja dia jatuh jika melangkah satu pijakan lagi. Tapi memang itulah tujuannya.
Naura yang memang dasarnya angkuh tapi pura-pura sebagai ibu peri selama berada di depan Eglard, suaminya yang didapat dengan susah payah.
"Kamu tahu, kan. Di sini saya berdiri untuk siapa? Saya rela melakukan apapun untuk siapa?"
Athala tersenyum sinis, dia hanya ingin mual jika mendengar wanita itu pura-pura sengsara dan berkorban.
"Jadi Rion hanya bisa mendapatkan haknya jika kamu mati. Rion harus menjadi pewaris utama, dan sudah cukup tenang hidup saya mengetahui kamu lumpuh." Naura berbicara tanpa ada rasa takut, karena ia sudah biasa melakukan ini di depan Athala. Namun, selama ia mengatakan itu, Athala tidak pernah mengadu kepada ayahnya.
Sejak tahun pertama pernikahannya, Naura sudah menunjukkan kulit aslinya, dan itu hanya kepada Athala.
Tanpa mau menanggapi, Athala terus menunggu wanita itu bicara sampai bosan.
"Kalau sudah begini saya hanya punya dua tujuan, dan kamu bisa menentukannya." Naura memainkan kuku-kuku jarinya sendiri sambil meniupnya lembut. "Saya bisa menyakiti ayah kamu hingga perusahaan jatuh ke tangan saya, lalu dengan mudah akan jatuh ke tangan Rion. Kamu tahu, kan. Sebagai seorang ibu saya bisa melakukan apapun untuk Rion."
"Jujur saya muak mendengar kalimat sok baik itu. Tujuan Anda hanya untuk diri sendiri, jadi stop membaws nama Rion!" Athala berbicara dengan nada yang sangat muak. Berapa lama lagi wanita itu egois sendiri?
Dengan penuh perhitungan Athala memang sudah membawa jawaban. "Dan ... saya yang akan pergi sebelum anda menyetuh ayah saya."
Wanita itu langsung tertawa, ia tepuk tangan riang. Karena itu yang memang dia harapkan. Kesenangannya memandang Athala yang akan jatuh, dan setelahnya pewaris utama pindah ke tangan Rion.
Sebelum Athala benar-benar melompat, Naura lebih dulu berseru. "Tunggu ... tunggu, sebelum kamu mati dan arwahmu bergentayangan, saya akan memberi tahu kamu beberapa fakta," ucap Naura sambil memberi intruksi kalau Athala belum boleh melompat.
Sementara Athala hanya memandang datar ibu tirinya yang jahat, bahkan tidak pernah ada yang bisa membayangkan kalau ibu tiri sebenarnya bisa sejahat Naura.
"Soal anda yang membuat anakmu sendiri membeci saya. Bahkan, Taqia yang baru lima tahun selalu berbuat onar di kamar saya. Para pelayan yang dipengaruhi, dan membuat hidup saya susah sehingga saya akan bunuh diri karena frustasi merasakan hidup selalu di neraka. Baik di sekolah maupun di rumah," ungkap Athala yang sudah tahu betul bagaimana hidupnya dibuat susah selama ini.
Suara helaan napas juga terdengar setelah Athala selesau bicara. Benar-benar wanita yang tidak punya hati.
Namun, respon Naura hanya senyum lebar yang mengerikan. "Sayangnya bukan hanya itu," balas Naura yang menyembunyikan lebih banyak lagi.
"Saya yang telah menculik adik kamu, dan saya juga yang telah membunuh ibu kamu!" Naura tertawa jahat, dia mendekat kepada Athala hingga mereka bisa berdiri berhadapan dengan jarak yang sangat dekat.
Wajah Athala mengeras, ia dengan keji berkata. "Benar-benar wanita iblis!"
Naura kembali tertawa, dia gila? Itu sudah dari dulu.
Naura yang penuh ambisi mendapatkan semua keinginannya dengan sempurna, apalagi saat melihat wajah Athala yang tidak bisa percaya.
"Sialnya lagi, ayah kamu sudah tahu dan ia tidak bisa melakukan apa-apa." Athala semakin mengepalkan tangannya kuat di masing-masing sisi tubuhnya.
Ia pernah mendengar ayahnya mengatakan ingin bercerai setelah menemukan Variel, tapi karena penyakit jantung Rion, ayahnya lebih memilih untuk menunda perceraian.
Mereka pura-pura romantis padahal hanya demi menjaga penyakit jantung Rion tidak kambuh lagi.
"Setelah menemukan fakta ini kamu tidak bisa merubah keputusan untuk lompat." Naura menunjuk dasar lantai yang berada di rumah. Rumah mereka yang berada di lantai lima sudah pasti bisa membuat Athala mati di tempat.
Sialnya lagi Athala memang tidak bisa apa-apa, dia telah membuat keputusan ini dengan matang, jadi semua sudah terencana juga. Kalau Athala mundur, maka semua akan sia-sia, rencananya gagal total. Ia ingin Rion mendapat kehidupan lebih sehat sekarang.
Athala juga sudah di akhir hidupnya, ia tidak akan masalah jika mati sekarang. Jadi setelah menatap Naura penuh benci, Athala benar-benar melompat dari atap rumah. Tidak ada yang mendorongnya, ia melompat atas gerak tubuhnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athala (END)
Teen FictionAthala hanya remaja lumpuh yang banyak berkorban untuk keluarga. Di saat dirinya yang berada di ambang kematian karena penyakit yang diteritanya, dia masih memikirkan tentang orang lain yang sudah dianggap keluarga. Dia remaja kuat yang mampu mengge...