3

261 14 3
                                    

>> Tepat pukul 5 pagi, alarm ponsel fourth selalu berbunyi nyaring untuk membangunkannya. Tanpa bantuan alarm, pria mung itu kesulitan bangun tepat waktu. Perlahan kelopak mata-nya itu membuka. Bola mata nyaris keluar kala melihat wajah sosok kakak tertuanya yang terpaut jarak tidak lebih dari lima sentimeter di hadapannya.

"Kak gem?" Gemini tersenyum tipis, Jari telunjuknya menyingkirkan anak rambut milik fourth yang berhamburan di wajahnya.

"Morning, sayang" gumam gemini.

fourth diam tidak menyahut sapaan kakaknya yang lebih pantas menjadi sapaan seorang kekasih daripada kakak pada adiknya. "Kenapa kakak ada di sini? Nanti kalau mae sama pao tau, gimana?"

"Yang jelas kakak nemenin kamu. Bukan cuma nemenin, kakak juga yang meluk kamu sepanjang malam. Nyaman, kan?"

fourth menggelengkan kepala. ia benar-benar tidak percaya pada sosok di hadapannya ini adalah gemini kakaknya yang pemarah. "Kenapa kakak tidur di sini? Ini nggak boleh, kita itu saudara. kita udah dewasa–"

"Dan orang dewasa bisa ngelakuinn hal itu. Kamu takut kakak ngelakuin itu sama kamu? Sayangnya ketakutan kamu bakalan terjadi, cepat atau lambat. Lihat aja seberapa jauh kakak bisa nahannya," ucap gemini lalu menyingkapkan selimut yang menutupi tubuhnya.

gemini berdiri, mengancingkan piyama tidurnya yang terlepas. Sebelum melenggang, gemini membungkukkan badan dan menjangkau kening adik bungsunya dengan bibir sexynya. Laki-laki itu melenggang dengan santai. Tidak ada penjelasan atas tindakannya pada fourth yang kini terdiam di ranjangnya sibuk bergulat pada pemikirannya tentang gemini.

"gem? Kok kamu keluar dari kamar adek sepagi ini?" Baru saja menutup pintu kamar fourth, gemini dikejutkan oleh suara mile, paonya

"Eh pao, ngagetin aja. Itu tadi ada kecoak di kamar mandi. Adek minta tolong gemkni buat ngusir kecoaknya," sahut gemini berdusta..

"Oh. Kamu mau pulang ke apartemen pagi ini?"

"lya pa. gemini ke rumah kalau weekend doang. Kejauhan kalau bolak-balik kantor ke rumah," ujar gemini. gemini memang tinggal terpisah dengan orangtuanya. Hanya saat weekend saja gemini tinggal di rumah. Selama hari kerja, gemini menetap di apartemennya. Sendirian.

Tapi gemini yakin, sebentar lagi la tidak akan sendiri. Ada fourth yang menemani. Berduaan bersama. dengan kecilnya. Lihat saja nanti.

"iyaa udah. Papa mau ke bawah dulu, ngopi." ujar sang pao berlalu

"Aku juga mau ke kamar, siap-siap."

fourth sudah siap dengan seragamnya dan nampak sangat imut. ia menuruni anak tangga dengan langkah pelan. dia yang awalnya menunduk, kini mendongak dan pandangannya tidak sengaja bertemu dengan laki-laki dengan stelan formalnya yang tengah memegang secangkir kopi yang masih mengeluarkan kepulan asap. Langkah fourth menjadi grogi saat mata elang gemini tidak terlepas darinya. Ditambah senyum tipis gemini yang membuat pria mungil itu merinding sendiri. "Pagi." sapa fourth pada anggota keluarganya yang sudah duduk di kursi makan menunggu apo selesai menyiapkan sarapannya.

"Tumben baru turun, dek? Biasanya kamu paling cepet," tanya phuwin saat fouerth sudah duduk di kursi yang biasa ia tempati, berhadapan dengan

Gemini.

"Tadi nyari bukunya lama banget kak. Enggak tahunya udah di tas. Adek lupa," sahut si bungsu.

"Makanya, lain kali yang teliti. Buku disiapin dari malam. Jadi paginya nggak perlu ribut nyari buku. Belajar disiplin," ujar gemini dengan wajah datar tanpa ekspresi. Tatapannya tajam ke arah fourth. Sontak fourth itu menunduk, menatap ke arah celana yang ia kenakan.

brother [geminifourth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang