2

330 28 5
                                    

Sakuya berdecak kagum, kedua tangannya meraih tangan Ryo yang duduk berhadapan dengannya.

"Kak Sion terlihat sangat baik, tapi kenapa kau tidak merekomendasikan dia sejak lama untuk jadi pasangan Yushi?"

"Aku tidak begitu dekat dengannya"

"Kalian kan keluarga, bagaimana bisa tidak dekat? Ingat kak Sion kan juga kakakmu"

"Iya sayang aku paham maksudmu ko, tapi sejak ia datang bersama ibu ke rumah, ia hanya tersenyum dan menyapa sekedarnya. Ia tidak pernah mengobrol sekalipun itu dengan ayah, aku kira dia tipe orang yang tertutup"

"Lalu ketika kau tau jika kak Sion adalah tipe orang yang seperti itu kau malah mendiamkannya?"

"ya, memangnya aku harus bagaimana? Setidaknya aku tidak sejudes Riku padanya"

'sepertinya hubungan keluarganya cukup rumit'

"Ekhem"
Sakuya berdehem bermaksud mengalihkan topik, ia paham Ryo tidak begitu suka membicarakan tentang keluarga nya.

"Kenapa sayang? Mau minum?"

"Tidak.. o-oh lihat mereka benar-benar cocok, iya kan Ryo menurutmu bagaimana?"

Didepannya Ryo hanya mengangguk ragu.

"Kenapa? Kau seperti tidak suka mendengar perkataanku barusan?"

"Emm.. aku hanya ragu, apa kau yakin dengan mereka berdua? Maksudku mereka-   Aku kira kurang cocok"

Sakuya melepas kedua tangan mereka yang semula bertautan dengan gerakan menghempas kemudian bersikap acuh.

'loh salahku apa sih? Bukannya tadi minta pendapatku yah? Tapi aku bicara malah diacuhkan'

Yushi merebahkan tubuhnya di atas ranjang kamarnya. Ia tersenyum, mengingat tadi Sion mengantar nya pulang Sampai di depan rumah. Di perjalanan pulang mereka membicarakan banyak hal, bisa di bilang mereka lumayan akrab walaupun ini baru pertemuan pertama mereka.

Padahal tadinya Yushi mengira orang pendiam seperti dirinya dan orang serius seperti Sion akan butuh waktu lama untuk bisa akrab, tapi nyatanya berbeda dari perkiraannya.

'Sepertinya kak Sion orang yang baik...'

Mengingat Sion mengingatkannya pula pada sosok seorang lelaki di kafe tadi, lelaki yang sempat bertemu pandang dengannya, lelaki yang sempat melempar senyum tampan padanya.

Saat di kafe tadi ia sempat melihat lelaki itu memberi tatapan tajam pada Sion, ah..
entahlah sepertinya dia itu merasa badmood atau entah apalah itu karena setelah nya ia keluar dari kafe.

Tak lama ada panggilan masuk dari Sakuya, mereka mengobrol lewat telpon hingga hampir satu jam lamanya, memang seakrab itu mereka.

Hubungan antara Yushi dan Sakuya memang dekat sekali, Yushi sendiri sudah menganggap Sakuya seperti adiknya sendiri tapi walaupun umur mereka terpaut sekitar 5 tahun tapi Sakuya yang merasa akrab tidak mau memanggil nya dengan sebutan kakak, Lebih asik memanggil nama katanya sih.

Karena Sakuya seperti itu Ryo pun jadi ikut-ikutan kurang ajar pada Yushi, memanggil Yushi dengan sebutan kakak hanya akan membuat mereka terlihat seperti canggung katanya.

Yushi pun tidak mempermasalahkan hal itu karena kedua bocah kelas 2 sekolah menengah atas itu adalah teman-teman terbaiknya, mereka adalah orang-orang baik yang selalu ada untuk Yushi walaupun sikapnya memang agak sedikit kurang sopan.

Beberapa Minggu berlalu, Yushi dan Sion sudah berada di zona teman dekat. Sejak hari bertemu, hampir setiap harinya mereka bertukar kabar, membicarakan sesuatu bahkan Sampai yang tidak penting untuk di bahas, keduanya bahkan kini tahu tanggal ulang tahun masing-masing.

At his first || YURIKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang