BAB 5.1

1K 120 10
                                        

Aera berjalan tertatih dengan dibantu Haerak yang ogah-ogahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aera berjalan tertatih dengan dibantu Haerak yang ogah-ogahan. Melihat Ilha yang tengah berlari ke arah mereka lantas saja gadis itu melupakan kakinya yang sakit, mendorong tangan Haerak yang tengah memapahnya. Ia lalu berlari tanpa malu merentangkan tangan bersiap menyambut pelukan hangat pujaan hati tercinta.

Namun ekspektasi Aera tak menjadi nyata. Realita yang ada Ilha melewatinya dan berlari menghampiri Haerak yang tampak berantakan sebab perang dengannya.

"Ya Woo Haerak! Kau tak apa?!"

"Ya Kwon Ilha! Tentu saja aku baik-baik saja!"

Aera menatap sinis Haerak dan Ilha yang tengah berpelukan layaknya teletubbies. Terutama Haerak yang tengah menjulurkan lidah meledek ke arah dirinya. Mengacungkan jari tengah Aera lantas memalingkan wajah mendengar panggilan Bora.

"Aera!"

Dengan bibir plumnya yang diturunkan kebawah Aera merentangkan tangan bersiap menyambut pelukan Bora yang tengah tergopoh-gopoh ke arahnya. "Bora," suaranya dengan rengekan.

"Astaga bayiku! Apa ini kenapa dahimu seperti ini?!"

Merenggangkan pelukan mereka Bora lantas menangkup pipi tirus Aera guna melihat lebih jelas keadaan dahi yang terdapat kasa itu.

"Apa ini? Luka cakaran? Kau bertarung dengan siapa?" Tanya Bora setelah melihat goresan kuku pada pelipis Aera. Sang empu yang ditanya sontak saja menyeringai licik mendengar pertanyaan itu. Tanpa basa-basi ia menunjuk pemuda berambut sarang burung di belakang yang masih sibuk saling memiting dengan pujaan hatinya. "Haerak! Dia dengan ganas mencakar wajah cantikku. Dia iri dengan kecantikanku di tengah perang ini." 

"Hei Aera! Kau—akh Bora maaf! Maafkan aku! Iya ini salahku!"

Aera cekikikan melihat Haerak yang berusaha menghindar dari serangan Bora. Menyiksa Haerak adalah hal paling menyenangkan kedua di muka bumi ini setelah menggoda Ilha tanpa rem.

"Kupikir aku tidak akan melihatmu lagi," suara anak lain yang entah siapa terdengar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kupikir aku tidak akan melihatmu lagi," suara anak lain yang entah siapa terdengar.

Aera tidak tahu sebab ia tengah memejam berusaha tidur dalam keadaan goyang di kendaraan.

DAS : VIVA LA VIDA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang