Maaf jika ada persamaan dalam, karakter, tokoh, alur, dll. Karena cerita ini murni bikinan saya sendiri dan murni imajinasi saya.
Wajib follow author dulu sebelum membaca, ya! storyzaaa
Selamat membaca semua!!!
•
•
•
•
•Sambil menunggu Akira ditangani oleh dokter, Adnan merasa gelisah. Dia memutuskan untuk pergi mencari toko baju di dekat rumah sakit. Setelah berkeliling sejenak, akhirnya ia menemukan toko yang menjual berbagai pakaian.
Dengan cepat, Adnan memilih baju gamis yang sederhan, lengkap dengan hijab dan dalaman. Setelah membayar, Adnan segera kembali ke rumah sakit, hatinya berdebar-debar.
Setibanya di rumah sakit, ia langsung menuju depan ruang UGD. Dia terus memeriksa jam di tangannya, khawatir akan keadaan Akira.
"Nak, kamu dari mana?" tanya Azizah dengan nada cemas.
Adnan menatap Bunda Akira sejenak, mencoba menenangkan dirinya sebelum menjawab.
"Adnan pergi mencari baju untuk Akira, bunda. Akira tadi belum sempat ganti baju," jelasnya, mengangkat totebag yang baju gamis dan hijab yang baru saja dibelinya
Setelah beberapa saat, pintu ruang UGD terbuka dan dokter keluar dengan ekspresi serius. Adnan pun langsung menghampiri dokter tersebut, diikuti oleh Bunda, Ayah, dan Abizar.
"Kondisi istri Anda stabil, tapi kami perlu memantau lebih lanjut. Dia mengalami dehidrasi dan kelelahan akibat stres," jelas dokter.
Adnan menghela napas lega, meskipun masih merasa cemas.
"Bisa saya lihat dia?" tanyanya.
"Silakan, tapi satu orang saja," jawab dokter.
Adnan mengangguk, ia pun menatap kedua orangtua Akira lalu melangkah masuk ke dalam ruang UGD.
Adnan menatap wajah Akira yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Wajah pucat istrinya yang biasanya ceria kini tampak begitu rapuh. Napas Akira teratur, namun Adnan tahu hatinya mungkin sedang terluka lebih dalam daripada tubuhnya.
Rasa bersalah menggelayuti hati Adnan. Ia mengusap lembut tangan Akira, tetapi rasa dingin di tangannya membuat ia merasa semakin jauh dari sang istri.
"Maafkan saya, Akira," gumamnya lirih, suara itu hampir tak terdengar, bahkan oleh dirinya sendiri.
"Seharusnya saya lebih memikirkan perasaanmu sebelum semuanya terjadi."
Ia menunduk, memegang tangan Akira lebih erat. Air matanya perlahan jatuh tanpa ia sadari, membasahi jari-jari istrinya yang kecil. Perasaan bersalah dan tak berdaya menguasai dirinya.
Ketika setetes air mata jatuh ke tangan Akira, Adnan cepat-cepat menghapusnya dengan kasar, seolah tak ingin terlihat lemah.
"Saya harus kuat... demi kamu," ucapnya pelan, mencoba meyakinkan dirinya sendiri.
Tak lama setelah itu, Adnan pun keluar dari ruang UGD dan mencari Bunda Akira.
*****
Ia merasa perlu meminta bantuan untuk menggantikan baju Akira yang basah kuyup.
"Bunda, bolehkah Bunda membantu menggantikan baju Akira?" tanya Adnan dengan nada pelan, menahan kegundahan yang sejak tadi menghantuinya.
Bunda Akira mengangguk tanpa ragu. "Tentu, Nak," jawabnya lembut.

KAMU SEDANG MEMBACA
My sweet heart [revisi]
AléatoireAkira, seorang gadis pemberani dari geng motor, hidup dalam kebebasan dan gemerlap jalanan. Di balik sikap kerasnya, ia adalah anak bungsu yang sangat disayangi orangtuanya-meski kasih sayang itu justru membuatnya semakin larut dalam pergaulan yang...