031

2 1 0
                                    




📖📖📖📖📖

031

" aku mau bawa kamu ke suatu tempat "

" tempat apa?"

" nanti juga kamu tau " ucap ravin menghentikan mobilnya di perkiraan sebuah toko perhiasan.

" kita ngapain kesini? "

" nanti juga kamu tau, ayo keluar "

" jawab dong vin, aku kan penasaran "

" iya biar aku jawab kamu keluar dulu "

jena pun mengikuti ucapan ravin ia keluar lalu masuk kedalam bersama ravin.

" aku mau beli cincin untuk pernikahan kita " bisik ravin ketika berhenti di depan kotak kaca yang di penuhi berbagai perhiasan di dalam nya.

Jena yang mendengarnya ingin menangis ia terharu dengan apa yang ravin lakukan padanya, ia ingin sekali memeluk ravin tapi melihat kondisinya yang saat ini tidak tepat jena menundanya setelah keluar dari sini jena berjanji akan memeluk ravin dan menciumnya.

" kamu yang pilih ya " ucapnya menyarankan jena untuk segera memilih cicin pernikahan mereka.

Jena tersenyum manis lalu memerhatikan perhiasan mana yang menurutnya cocok untuk mereka berdua.

" ini cantik deh vin aku suka "

" yang mana, yang ini? " tanya nya menunjuk cincin yang disukai jena.

" iya aku suka itu "

" mbak boleh lihat yang ini? "

" oh maaf Pak, buk perhiasan ini sudah ada yang pesan " ucap pegawai toko perhiasan itu dengan sopan .

" terus kenapa gak di simpan mbak kenapa malah di pajang kan kami gak tau kalau itu udah ada yang pesan? " tanya jena kesal.

" iya karena orang nya lagi pergi keluar sebentar buk, dia juga masih mau memilih cincin yang lain kebetulan beliau lagi ada urusan sebentar,makanya cincinnya belum di bungkus, kami minta maaf Pak buk atas ketidaknyamanannya "

" yaudah gak papa mbak kami pilih yang lain aja "

" enggak aku gak mau, kita ke toko lain aja"

" kenapa gitu jen, disini aja "

" gak papa kita pergi aja dari sini " ucap jena pergi lebih dulu keluar dari toko perhiasan itu.

Ravin menghela nafasnya sebelum keluar dari toko perhiasan itu ravin meminta maaf pada pegawai toko di sana lalu keluar menemui jena yang sudah duduk di dalam mobil nya.

" kamu kenapa sih jen? " tanya ravin setelah masuk ke dalam mobilnya dan duduk di samping jena.

Jena menatap ravin dengan wajah cemberut.

" aku suka cincin itu vin kan kamu tau kalau aku udah suka sama satu barang gak mau yang lain maunya itu " jelas nya dengan kecewa karena merasakan jika ravin tidak mengerti dirinya.

" iya aku tau jen, tapikan itu udah ada yang punya cincinya "

" yaudah kalau gitu kita gak usah beli cincin " jena menatap ravin dengan mata yang berlinang " aku gak butuh cincin itu vin cukup nikah sama kamu aja aku udah bahagia, aku gak butuh yang lain aku butuhnya kamu " ucap Jena dengan tulus

Ravin terharu mendengarnya ia ingin menangis mendengar perkataan jena tersebut tapi di tahannya dia gak mau terlihat cengeng di depan Jena sudah pasti dia malu, ravin menggenggam jemari jena lalu menciumnya dengan lembut.

" kita pasti nikah, tapi kita harus ada cincin pernikahan juga setidaknya kita beli ya gak perlu yang tadi yang lain aja, ya sayang ? " tanya nya lembut berharap jena setuju.

Jena menarik jemarinya dari tangan ravin membuat ravin kaget dengan reaksi Jena.
" terserah kamu aja, aku gak peduli mau ada cincin atau gak ada , tapi cincin nya jangan yang heboh yang sederhana aja, tapi cantik indah di pandang ya " ucap Jena , dan ravin terkekeh mendengar nya

" iya tuan putri yang paling cantik sedunia " goda ravin membuat Jena tersenyum geli mendengar nya.

˙Maaf˙  ⟬karena Aku Terlalu Mencintaimu ⟭  RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang