•|| BAB 1 ||•

2 0 0
                                    

Kenapa semua menyalahkan aku?

Memangnya pernah ya aku meminta kalian untuk menyelamatkan aku?

Enggak kan? Terus kenapa selalu aku yang kalian salahkan?

Mau nyerah, tapi dengan begitu pengorbanan adek sia-sia dong?

Emeralda menutup matanya, detik berikutnya ia membuka kembali netra coklat cerah itu. Menarik nafas pelan lalu ia hembuskan kembali. Ia terus melakukan itu, seolah rasa sakit di dadanya terbang seiring nafasnya berhembus.

Emeralda menyandarkan punggungnya ke kursi yang saat ini sedang ia duduki. Menatap matahari yang mulai terbenam dengan semburat jingga di langit. Indah, sangat indah. Tidak seperti hidupnya.

"Pah, mah, kenapa sih kalian selalu aja nyalahin aku? Selama ini aku berusaha buat jadi yang terbaik seperti yang kalian inginkan, kenapa kalian tetep jahat sama aku? " Gumamnya dengan suara lirih yang terdengar sangat pasrah.

"Ini bukan salah aku, mah, pah. Aku gak minta ini semua terjadi, kalo aja waktu itu aku bisa milih, selametin adek atau aku, aku mau adek yang hidup. " Suara emeralda tercekat di tenggorokan, seolah ada sesuatu yang mengganjal di sana, membuat suaranya tidak bisa keluar sempurna.

Pikiran emeralda yang terapung kemana-mana, termenung memikirkan nasibnya saat ini membuatnya terkejut saat mendengar suara ketukan pintu.

Tok Tok Tok

"Da!! Alda!! " Panggil seseorang dari luar pintu kamarnya, suara yang sangat familiar membuat emeralda sedikit takut.

Gadis itu segera mengusap kasar air matanya, lalu berdiri sambil membalas suara itu. "Iya ma?? Ada apa? " Kata emeralda dengan suara hangatnya.

"Cepat turun! Makan! Jangan lupa jantung krystal ada di dalam tubuhmu!" Teriaknya, sebelum suara langkah kaki menjauh dari kamar emeralda terdengar.

Emeralda mengangguk pelan, dadanya seperti di tusuk ratusan pisau yang sangat tajam. Sesak dan perih di sana membuatnya sangat tersiksa.

Ya, krystal....

Krystal axelio...

Saudara kembarnya yang tidak selamat saat kecelakaan waktu kecil. Karena kondisi yang darurat dan krystal tidak memiliki cukup peluang untuk hidup, akhirnya, jantung krystal di donorkan pada emeralda.

Karena itulah ia sangat amat di benci oleh keluarga besarnya, termasuk ayah dan ibunya sendiri. Dengan lambat emeralda berjalan, membuka pintu dan bergegas ke ruang makan untuk melaksanakan perintah sang ibu.

"Tuh kan, krystal. Kayaknya yang pantas lahir itu kamu, bukan aku. Toh mama papa sayangnya kamu doang, kan?" Gumamnya menarik kursi yang akan ia duduki, sambil menatap sepiring makanan di atas meja makan.

𝐕𝐨𝐭𝐞 𝐚𝐧𝐝 𝐜𝐨𝐦𝐦𝐞𝐧𝐭!!

EMERALDA AXELLOISS | Perubahan CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang