•|| BAB 4 ||•

0 0 0
                                    

BRAKKKK

emeralda terkejut mendengar suara yang begitu kencang dari arah luar. Ia lalu berdiri membalikkan badannya menatap pintu kamar.

Emeralda cukup heran karena tidak ada apa apa, pintunya masih terkunci dan semua barang barangnya baik baik saja. Jadi darimana asal suara itu?

Perlahan emeralda berjalan ke arah pintu lalu membukanya sedikit, ia mengeluarkan kepalanya sedikit ke luar kamar, ingin melihat apa yang sebenarnya terjadi.

Pranggg

"KAMU GAK AKAN MENGERTI AKU DV!! " Sebuah teriakan yang membuat emeralda terperajat kaget, suara itu suara sang mama dan berasal dari kamar kedua orang tuanya.

Sebenarnya ada apa?

Kenapa ribut sekali?

Pintu kamar itu setengah terbuka, walaupun tidak jelas, emeralda bisa melihat bayangan kedua orang tuanya dari sana. Terlihat dari bayangan mereka tampaknya mereka sedang beradu argumen.

Bertengkar? Jarang sekali kedua orang tuanya ini bertengkar, ada masalah apa mereka berdua sampai sampai bertengkar dan teriak teriak seperti itu.

Emeralda kembali menatap kamar kedua orang tua nya saat mendengar suara deritan pintu, emeralda bisa melihat sang ayah yang berjalan keluar dengan tergesa-gesa seperti orang yang emosi.

Karena penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi, emeralda berjalan ke luar mengendap-ngendap. Kembali menatap kamar yang masih terbuka itu, terlihat margareta sedang duduk sambil mengepal.

Emeralda takut, ia ingin kembali ke kamarnya. Namun saat dirinya hendak memasuki kamar, tanpa sengaja emeralda menyenggol vas bunga di sampingnya sampai jatuh dan pecah.

Pranggg

Emeralda reflek menutup telinga, gadis itu terperajat kaget, sontak mundur beberapa langkah. Saat sedang terkejut, emeralda mendengar suara langkah kaki mendekat seiring dengan teriakan yang menggelegar.

"EMERALDA!! NGAPAIN KAMU!? " Suara yang sangat tinggi itu berhasil membuat emeralda bergetar ketakutan, dengan sedikit keberanian ia mulai mengangkat pandangan menatap margareta.

Terlihat wanita dewasa itu menatap emeralda dengan begitu tajam, rahangnya mengeras, nafasnya memburu, tangannya mengepal, wajahnya memerah, emeralda sangat takut melihat sang mama seperti itu.

"M-maaf ma... Alda gak sengaja nyenggol---"

PLAKKKKK

"ANAK TIDAK TAU DIRI!! KAMU GAK TAU HARGA VAS ITU?? KAMU TAU GAK ITU VAS SEPENTING APA? " Bentak margareta mencengkram kuat kerah baju yang emeralda kenakan.

PLAKKKK

"VAS INI PEMBERIAN IBU SAYA!! KAMU TIDAK TAU DIRI SEKALI!! KAMU BERANI MEMECAHKANNYA?! KAMU PIKIR KAMU SIAPA!? BISA KAMU GANTI INI?! " Margareta kembali berteriak setelah menampar pipi emeralda dengan kuat, tanpa tega, Margareta mendorong tubuh emeralda hingga gadis itu terjatuh ke lantai.

"Hiks... Hiks... Maaf... Maaf ma.... Alda gak sengaja... Hiks.." Tangis emeralda memohon pada Margareta, ia benar-benar takut saat ini.

"MAAF!? HAH!! BULLSHIT SIALAN!! " Margareta mengambil vas bunga kecil yang berada di meja sebelahnya, kemudian mengangkatnya tinggi tinggi.

"SEKARANG RASAKAN INI, ANAK TIDAK TAU DIRI SEPERTI KAMU LAYAK!! SANGAT LAYAK DI PERLAKUKAN SEPERTI HEWAN!! DASAR B*JINGAN!! " Margareta sedang dikuasai emosi. Gelap mata sudah wanita itu. Tanpa ragu ia membanting vas tadi ke arah emeralda....

PRANGGGGGG!!!

Emeralda sontak mengangkat lengannya untuk melindungi diri, benar saja, Margareta memang tidak memiliki hati nurani. Dengan tega ia lempar vas bunga tadi ke arah emeralda sampai pecah.

Tangis emeralda langsung pecah ketika Margareta tanpa perduli berbalik dan meninggalkan emeralda yang sedang menangis kesakitan. Bagaimana tidak? Tangannya berdarah terkena serpihan vas tadi, sekaligus sedikit lebam.

Bayangkan saja? Vas itu terbuat dari tanah liat!! Tanah liat yang sudah mengering itu sangat karas, dan tangan emeralda di lempari itu sampai vas nya pecah. Oh, bagaimana tidak sakit coba.

Emeralda meringkuk, memeluk kedua lututnya yang di tekuk. Menangis sesegukkan di sana, tangannya memang sakit karena vas tadi, tapi hatinya terasa jauh lebih sakit.

Hatinya terasa seperti di koyak koyak, sangat sakit dan begitu perih. Tangis emeralda semakin kencang, air matanya jatuh seiring darah dari luka di tangannya juga menetes.

"Emeralda salah apa ma? Hiks.... Emeralda sebenarnya punya kesalahan apa? Hiks.... Sakit ma... Hiks... SAKIT!! Emeralda juga manusia... Hiks.. MANUSIA YANG PUNYA HATI MA!! hiks... "

'Emeralda kuat, lu harus kuat. Gak boleh nyerah, ya? '

'Alda itu kuatttt bangettt, jangan nyerah'

Bayangan perkataan para sahabatnya tiba-tiba muncul di benak emeralda. Dukungan dan dorongan sahabatnya selalu ikut serta saat emeralda sedang terpuruk. Tapi tetap saja, emeralda lelah. Emeralda sakit. Emeralda takut. Emeralda.... Putus asa.

"Hiks... AAARRRGGG!! " Emeralda memukul pecahan vas di lantai membuat kepalan tangannya berdarah.

"CAPE!!, BULLSHIT!! "

Sekarang bisa kalian lihat, bahkan seseorang yang begitu sabar dan lembut, bisa kehilangan kesabaran dan akalnya saat dirinya sudah benar-benar mencapai batas.

Seseorang yang selalu terlihat paling ceria dan paling bahagia di depan, juga bisa bersedih dan emosi. Bahkan menyimpan sebuah dendam atau kemarahan yang sewaktu-waktu bisa saja meledak.

Seseorang yang terlihat kuat, bisa saja ingin menyerah saat dia sudah mencapai titik terendah dalam hidupnya. Semua orang yang terlihat baik baik saja juga memiliki banyak luka tersendiri.

Seseorang yang banyak senyumnya, juga banyak menangis nya.

Seseorang yang banyak bahagia nya, juga banyak sedihnya.

Seseorang yang banyak diamnya, juga banyak masalahnya.

Seseorang yang banyak bicara nya, juga banyak diamnya.

Semua ini masih terpaut jadi satu, yaitu karena kita semua manusia.

"Kalian jadiin aku rumah, aku juga pengen kok punya rumah." Emeralda axelloiss.

                     𝐕𝐨𝐭𝐞 𝐚𝐧𝐝 𝐜𝐨𝐦𝐦𝐞𝐧𝐭!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EMERALDA AXELLOISS | Perubahan CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang