𝔹𝔸𝔹 𝟙𝟟(bayaran buang kecoa)

3.2K 53 1
                                    

Note:part pendek!

                          ♧ Happy Reading ♧

"AAA AXEL GAK MAU! JAUHIN!"

Asha terus berlari kencang karena Axel akan menyusulnya. Lelaki itu dengan santai berlari sembari memegang se ekor kecoa.

Ya, Asha takut dengan kecoa, dan Axel tau itu. Tapi cowok kampret itu malah sengaja menakutinya dengan memberikan kecoa yang tadi terbang hinggap ke hidung Axel.

Axel terbangun karena kecoa itu.

"Kok takut, baby girl? Orang ini lucu,"

"LUCU MATA LO! DIA MIRIP MONYET, AXEL!"

Axel berhenti mendadak, "kecoa, mirip monyet?"

Asha yang tidak tahu Axel berhenti pun langsung menabrak punggung lelaki itu. Larinya memang berputar, jadi terasa bolak-balik.

Dugh!

Asha membuka matanya perlahan ketika dirinya tidak merasakan apa-apa. Kok punggung nya tidak menghantam lantai?

Mata gadis itu langsung melotot ketika menyadari Axel yang menahan pinggang nya sembari menyeringai. Alarm tanda bahaya milik Asha sudah berbunyi.

"Xel, lo tau 'kan gue takut sama kecoa?"

"Hm, ya. Kenapa?" tanya Axel santai. Lelaki itu sangat menikmati raut ketakutan Asha yang terlihat sangat jelas.

"Tolong, jauhin..." pinta Asha dengan mengeluarkan puppy eyes nya. Asha tahu, lelaki itu tidak akan tahan melihat wajahnya yang sudah begini.

Dan benar saja, Axel langsung melempar kecoanya ke sembarang arah. Dan naas nya juga, Axel kembali mendekatkan badannya dengan badan Asha sehingga badan mereka menempel.

"Xel--"

"Lo tau 'kan di dunia ini gak ada yang gratis?" tanya Axel serak.

Asha menelan salivanya susah payah kemudian mengangguk kaku,

"Jadi, gue mau minta pungutan biaya dari lo, sebab lo udah nyuruh gue buat ngebuang kecoa," Axel tersenyum smirk sambil menatap Asha dari atas sampai bawah.

Asha semakin tidak karuan melihat Axel. Ini Axel kok semakin mirip om-om pedo, sih?!

Asha refleks menatap Axel ketika lelaki itu mengangkat dagu nya dengan tangan kanan yang tidak menyangga pinggangnya.

Perlahan namun pasti, Asha menutup matanya kala bibir Axel menyapu bibirnya yang sudah sangat dingin. Benda manis dan kenyal itu kini menyapu luas seluruh bibirnya.

Asha meremas punggung Axel sehingga baju seragam lelaki itu di pastikan kusut karena pelampiasan gadis itu. Asha tak tahu, tapi jika dengan Axel dirinya pasti tidak akan bisa berdaya seperti ini.

Asha membuka mulutnya sendiri supaya Axel mempunyai celah dan bisa menciuminya lebih dalam. Gadis itu kembali merasakan sensasi aneh yang bergejolak di tubuhnya.

"Bales ciuman gue, baby girl," bisik Axel di sela-sela pangutannya.

Asha lalu mencoba menuruti Axel meskipun ia ragu. Gadis itu membalas ciuman Axel meskipun dengan gerakan sedikit kaku. Rasa manis mendominasi bibir nya. Ia tidak tahu bahwa bibir Axel semanis ini. Iya yakin selalu melihat lelaki itu merokok. Namun bibirnya selalu terlihat merah muda merona.

Cukup lama mereka saling berpangutan sampai Axel melepas bibir mereka.

Mereka sama-sama terengah dengan mata sayu yang saling menatap. Axel tersenyum sembari mengelus bibir Asha yang masih tersisa saliva, "gue gak tau lo bisa sejago itu, baby girl," godanya.

Asha memukul bahu Axel lumayan keras. Pipi gadis itu sudah merona dari dia membalas pangutan Axel,

Axel terkekeh. Ia kemudian mengecup singkat bibir dan juga pipi Asha sebelum memeluk gadis itu kembali. Kapan Asha bisa menjadi gadisnya?

"Gue pengen milikin lo.." geram Axel di pelukan Asha.

Asha mengelus punggung Axel. Ia tahu seberapa frustasi Axel ingin memilikinya. Ia tahu seberapa besar harapan Axel agar bisa bersanding dengannya. Ia tahu. Sebab ia juga kini merasakannya.

Asha mengelus pipi Axel ketika pelukan mereka terlepas. Gadis itu tersenyum lembut sembari menatap Axel teduh sehingga lelaki itu tenggelam di manik mata Asha.

"Gue pengen terus sama lo, Xel. Gue gak mau sama orang lain,"

Axel melihat cahaya manik itu meredup, di gantikan dengan kesedihan dan harapan yang amat besar. Axel menatap Asha, "Sha, lo--"

"Gue gak tau," Axel menghela napas lelah mendengar itu.

"Tapi gue usahain, supaya gue gak ragu lagi sama perasaan gue," Asha tersenyum manis setelahnya.

Axel mengangguk saja. Lelaki itu lalu mengajak Asha untuk keluar dari gudang.

                                       .... Next ....

"Abis dari mana lo?" tanya Siya mewakili teman-teman nya saat Asha memasuki kelas.

"Bolos," singkat, padat, dan merugikan.

Qila dan Siya menatap Asha tidak percaya, "lo bolos sama  Axel? Wah bener-bener tuh cowok. Masa ngajak bestie gue bolos? Sesat banget,"

Asha terkekeh mendengar ucapan Siya yang kelewat lucu, "bolos sekali-kali gak papa, 'kan?"

"Ya iya gak papa. Eh tapi kok tumben si Axel ngajak lo bolos?" tanya Qila.

"Dia katanya ngantuk, jadi nyuruh gue nemenin dia buat tidur,"

"Kok bisa? Kok Axel malah nyuruh lo bukan Kiran, ya? Secara 'kan Kiran di kabarin lagi deket sama Axel,"

Asha memandang Siya datar. Gadis itu, bisa tidak jangan membahas ulat bulu di sini? Badan Asha 'kan langsung gatal.

"Tapi gue lihat si Axel kayak nya gak suka deh sama Kiran," ujar Qila. Gadis itu tau tatapan lelaki mana yang suka sama perempuan. Jangankan menatap Kiran memuja, Axel akan terus memandang Kiran dingin. Jadi, Axel tidak mungkin menyukai Kiran, bukan?

"Iya juga ya," Siya tampak menyetujui.

"Udah ah, guru masuk, tuh." Ujar Asha agar mereka diam.

                                ♧ Bersambung ♧

Maap bnget kali ini aku nggak bisa ngetik panjang, ngebosenin lagi😭
Soalnya aku bnyak ngerjain tugas buat besok, besok muali sekolah.
Di kalian masuk sekolah kapan nih?

Maap bnyak' yaaaaa😓🙏

ABANG TIRI KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang