01. Ulang tahun

507 75 16
                                    

Mata indah itu masih tertutup rapat, dikala sinar mentari pagi mulai menyinari seisi kamarnya. Hingga suara ketukan lembut dipintu kamarnya mulai menyapa indra pendengaran anak tersebut.

"Selamat pagi den, sudah waktunya den bersiap, hari ini adalah hari pertama den mengikuti perkuliahan"

Tepat setelah itu, Zion bangun dari tidurnya dan langsung berlari pelan menuju kamar mandinya seraya berteriak kecil.

"Iya bi ini Zion udah mandi kok. Tinggal pakai pakaian aja"

Bohong Zion yang sebenarnya baru saja tersadar dari alam mimpinya.

Zion bergegas mandi dengan cepat, takut-takut dia akan terlambat mengikuti perkuliahan dihari pertamanya.

Setelah selesai bersiap, Zion langsung saja menuju ruang makan untuk menghabisi sarapannya yang sudah disiapkan pelayan pribadinya. Atau yang biasa Zion panggil Bi Nini.

"Seperti biasa, Zion selalu saja makan sendirian"

Gerutu Zion yang sudah bosan dengan suasana yang sama terus setiap saatnya.

"Den sih susah dibangunin, udah jam berapa ini? Sudah pasti tuan besar dan yang lainnya sudah berangkat ke kantor dan kampusnya masing-masing"

Sindir bi Nini sembari mencubit kecil pipi gembul Zion. Sedangkan Zion hanya mempoutkan bibirnya menerima serangan kecil bibi kesayangannya itu.

"Terus Zion ke kampusnya bareng siapa? Zionkan maba"

Pasrah Zion menatap bibinya sendu dengan mata yang mulai memerah menahan tangisnya.

Zion yang tidak mendapatkan kasih sayang bundanya sedari kecil membuatnya selalu manja dengan bi Nini, karena bi Nini lah yang merawatnya saat bundanya mulai sakit-sakitan dan akhirnya meninggal dunia.

"Kan ada pak Danang yang bakal ngantarin den ke kampus"

"Tapikan pak Danang ngga bakal ngantarin Zion sampai kedalam kampusnya bi, masa Zion harus planga plongo nyari kelasnya Zion nanti"

"Loh den emang waktu ospek atau apalah itu, ngga ada pengenalan lingkungan kampus ya?"

"Ada, tapi Zion lupa. Kan bibi tahu sendiri Zion pelupa"

"Bi, tolong ambilin laptop aku dikamar, diatas meja belajar ya bi"

Perbincangan kecil antara Zion dan bi Nini harus terpotong saat Celvin, abang keenam Zion tiba-tiba saja kembali ke mansion karena lupa membawa laptopnya.

"Oh iya den Celvin, bibi ambilkan dulu dikamar"

Jawab bi Nini dan langsung bergegas ke kamar Celvin.

"Bang, Zion boleh sama abang ke kampus?"

Diam, tak ada balasan apapun dari Celvin. Dia justru serius menatap handphonenya, melihat jam yang terus berjalan tanpa niat berhenti sedetik pun.

"Ah, oke"

Pasrah Zion, dan mulai membereskan piring dan barang-barang nya yang lain bersiap menuju ke pak Danang yang sudah menunggunya.

Tepat saat itu, bi Nini juga datang sambil membawa laptop Celvin.

"Ini den laptopnya"

"Terima kasih bi, Celvin berangkat dulu"

"Iya den, ngga bareng sama den Zion aja?"

Lagi-lagi Celvin tak menjawab, dan langsung meninggalkan bi Nini yang menatap lekat punggung kedua saudara tersebut.

Zion yang akan masuk kedalam mobil pak Danang, langsung dicekal oleh Celvin, dan menariknya untuk masuk kedalam mobilnya.

Zion yang terkejut hanya mengikuti kemana dia akan dibawa oleh abangnya itu.

ZionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang