Chapter 3 [Di Entot Tukang Kebun]
Cast: Pawat x DPRIan
Jam sudah menunjukan pukul 8 pagi tapi sejak semalam tidak bisa tidur karena selalu terbayang apa yang dia lakukan kemarin bersama bapak kostnya.
Pawat pria normal tapi jujur dia menikmatinya, bahkan sangat menikmati bagaimana Bright memainkan kontolnya dengan lidahnya yang panjang dan basah, bagaimana Bright menjilati jembutnya dan bagaimana Bright mengulum dan menghisap kontolnya kuat-kuat sampai dia crot banyak sekali.
Pawat mengusap wajahnya kasar, mengingatnya saja sudah buat kontolnya ngaceng, untung hari ini Pawat libur jadi bisa menjernihkan pikirannya.
Pawat keluar dari kamarnya dengan handuk yang melilit di bawah pusar, berniat untuk mandi. Kostan sangat sepi mungkin karena anak kost sudah pergi kerja, kuliah dan sekolah.
Tapi begitu Pawat mau membuka pintu kamar mandi dia mendengar suara gaduh di halaman belakang kost, kostan ini memang punya halaman belakang yang cukup luas yang biasa mereka gunakan untuk kumpul dan bakar-bakar kalau tahun baru.
Karena berpikir ada maling tanpa pikir panjang Pawat langsung berlari ke belakang, tapi begitu dia membuka pintu belakang ternyata di sana ada Ian yang sedang membersihkan halaman belakang.
Christian atau biasa anak kost memanggilnya Ian merupakan tukang kebun di kostan ini, pria itu memiliki wajah yang cukup tampan.
Ian sudah memiliki istri dan 5 orang anak di kampung. Padahal usianya masih 30an tapi sudah punya anak 5.
Mendengar cerita anak-anak kalau Ian ini hiperseks, karena jauh dari istri hampir setiap Minggu Ian menyewa pelacur untuk dia ewe. Pantas saja anaknya banyak, mungkin kalau di kampungnya bisa sehari lima kali Ian ngentotin istrinya.
"Pagi mas Pawat," sapa Ian dengan ramahnya dan tidak lupa tersenyum pada Pawat yang terdiam di depan pintu sambil menatapnya.
"Pagi," balas Pawat pelan, sedari tadi mata Pawat tidak bisa terlepas dari tubuh Ian yang lumayan berotot itu.
Ian kerja dengan bertelanjang dada, memperlihatkan tubuhnya yang bertato basah oleh keringat. Tubuh itu terlihat mengkilap di bawah sinar matahari.
Mata Pawat semakin turun kebawah atau lebih tepatnya ke selangkangan tukang kebun itu, Pawat melotot begitu melihat kontol Ian keluar menjuntai dari sela celana pendek yang di pakai dia, posisi Ian saat ini sedang berjongkok, mungkin karena saking panjang dan besarnya kontol itu sampai keluar dari celana.
Bisa-bisanya dia kerja tidak pakai celana dalam? Apa Ian habis ngentot dengan janda belakang? Ya, di kostan ini ada janda gatal yang rumahnya tepat di belakang kostan. Janda itu tidak akan ragu-ragu mengangkang untuk kalian, tapi anak kost ini malah jijik karena sudah tidak terhitung lagi berapa kontol yang sudah menggenjot memek itu.
"Nggak kerja mas?" Tanya Ian, dia sedang fokus mencabut rumput jadi tidak sadar kalau sedari tadi mata Pawat tidak terlepas dari kontolnya.
"Libur mas," balas Pawat seraya duduk di kursi yang ada di sana, kontol lebih menarik dari pada mandi.
Kontol itu sedikit berwarna hitam dengan kepala yang berwarna merah, pasti istrinya selalu menjerit memeknya di genjot kontol segede itu.Pawat hampir tersedak ludahnya sendiri begitu Ian menggaruk selangkangannya, kontol itu lebih keluar dari celananya dan Pawat bisa melihat jembut Ian yang sangat lebat sama seperti miliknya.
Pawat melirik selangkangannya sendiri, di sana terdapat gundukan besar kontolnya yang sudah ngaceng. Ingin sekali Pawat menyibak handuknya yang mengocok kontolnya di depan Ian sambil membayangkan mengentoti pria itu.
Ian berulang kali menggaruk kontolnya yang gatal karena bergesekan dengan rumput, dia sadar kalau kontolnya keluar dari celananya tapi dia malas memasukannya kembali karena nanti pasti keluar lagi.
Ian sedikit berbalik dan dia terkejut melihat Pawat sedang meremas kontolnya sendiri sambil memandanginya, apa pria besar itu sange melihatnya?
Ian pernah berulang kali di goda bapak pemilik kost ini untuk dia ewe tapi selalu di tolak Ian karena dia tidak pernah ngewe sama pria, seram saja membayangkan lubang yang biasa keluar tai di sodok kontol yang ukurannya seperti pentungan satpam.
Ian beberapa kali melihat kontol Bright karena pria itu selalu memamerkan kontol gedenya berharap dia akan tergoda.
Ian terdiam sambil melirik Pawat, pria itu terus memainkan kontolnya yang sudah benar-benar keras. Kalau di perhatikan tubuh Pawat ini lumayan mulus meskipun warna kulitnya Tan dan berotot, apa di gas saja? Sudah lebih dari seminggu lan tidak ngewe.
"Kenapa mas kontolnya di remes-remes gitu, gatel?" Tanya Ian tiba-tiba yang membuat Pawat terkejut mendengarnya, dia baru sadar kalau sedari tadi tukang kebun itu memperhatikannya, Pawat terlalu sibuk dengan pikiran kotornya.
Tangan Pawat langsung berhenti mengocok batang kontolnya, wajahnya merah padam karena malu."i-iya mas gatel." Balas Pawat sedikit terbata, karena malu Pawat langsung berdiri dan hendak pergi tapi sialnya handuknya malah tersangkut di kursi yang membuat handuk itu terlepas seketika dari pinggang Pawat.
Pawat langsung melotot begitu juga dengan Ian melihat tubuh bugil Pawat yang ternyata sangat montok.
Pawat berbalik menarik handuknya, pantat besarnya ikut bergoyang begitu Pawat berusaha menarik handuknya.
Sialan, Ian sudah tidak bisa menahannya lagi. Ian langsung berdiri dan menghampiri Pawat yang masih sibuk dengan handuknya.
"Biar saya bantu mas," ucap Ian yang sudah berdiri di belakang Pawat, bahkan pria itu menempelkan tubuh berkeringat nya pada tubuh bugil Kai. Ian bisa merasakan kontolnya menyentuh pantat semok pria itu.
"Tu-tunggu," Pawat jadi gugup seketika begitu merasakan sesuatu yang keras menekan pantatnya, itu kontol Ian?
"Nakal ya, mau goda saya hmm?" Bisik Ian di telinga Kai sambil menggesekkan kontolnya di pantai Pawat.Plakkk!!
"Ahhh.." Pawat melenguh begitu tangan kasar Ian menampar keras pipi pantatnya sampai memerah.
"Ja jangan di remes nggh.. ahhh.."Pawat mencoba menyingkirkan tangan Ian yang sedang meremas kedua pantatnya, Ian menekan punggung Pawat sampai sedikit menungging. Tangan Pawat langsung bertumpu pada meja kecil di depannya, dia bingung Ian akan melakukan apa di belakang sana.
Ian berjongkok di depan pantat Pawat lalu membuka belahan pantatnya, Ian tersenyum melihat lubang bool Pawat yang masih sempit dan perjaka.
SlurppSlurppSlurpp
"Ahhh.. a-apa itu aahhh.. sshhh.. be-berhenti ahhh.." Pawat merasakan sesuatu yang lunak dan juga basah menyentuh lubangnya, dia sedikit menengok kebelakang dan ternyata Ian sejak menjilati lubang pantatnya. "Be-berhenti i itu kotor ahhh.. anjing!" Tangan Pawat mengepal kuat merasakan lidah itu masuk kedalam lubangnya dan mengobeli lubangnya dari dalam. Kedua kaki Pawat semakin terbuka lebar agar lidah Ian semakin masuk ke dalam lubangnya.
"Ahh.. te terus, terus jilat lubang gua ahhh.. sshhhh.. anjing enak lubang bool gua di jilatin!"
Pawat sudah mulai menikmati permainan lidah Ian di lubangnya, kontolnya semakin deras meneteskan precumnya.
Ian menggesekkan wajahnya di belahan pantat Pawat, lidahnya semakin masuk kedalam bahkan pantat Pawat lebih wangi dari janda belakang.
Cuih!Cuih!Cuih!
Ian berkali-kali meludahi lubang pantat Pawat yang sudah becek karena liurnya, Ternyata lubang pantat tidak kalah enaknya dari memek.
Ian pun berdiri dan menurunkan celananya, kontolnya yang sudah ngaceng dia kocok dulu lalu melumuri batangnya dengan ludahnya sebagai pelumas.
Ian mulai menekan kepala kontolnya ke lubang pantat Pawat yang masih perjaka.
"Sialan susah banget!" Umpat Ian karena lubangnya terlalu kecil dan rapat.
Pawat menahan rasa perih begitu kepala kontol Ian berusaha masuk ke lubangnya, meskipun tidak sesuai keinginannya yang ingin mengentoti Ian tapi Pawat suka bagaimana Ian menjilati lubangnya tadi, itu benar-benar nikmat.
"Mas Pawat jangan tegang kontol saya susah masuknya, mau saya kontolin kan?" Ucap Ian sambil meremas dada bidang Pawat.
Ian terus mendorong sampai batang kontolnya perlahan masuk ke lubang pantat Pawat.
"Ssshhhh.. ngghh.. pe-pelan, sa sakit mas." Pawat mendesis merasakan perih begitu kontol Ian membobol masuk ke lubangnya, rasanya lubang Pawat terbelah dua oleh kontol jumbo itu.
"Akhhh.. sa sakit bangsat!" Seru Pawat, kontol Ian sudah tertancap sempurna di lubangnya yang kini terasa penuh.
"Lubang mas Pawat sempit banget, kontol saya di jepit banget. Baru pertama kali ya mas?" Tanya Ian sambil menggerakkan pinggulnya pelan karena Pawat masih meringis kesakitan.
"Ahhh.. mmpphhhhh.. pe-pelan, masih perih ahhh.."
Pawat memegangi pinggul Ian yang mulai bergerak maju mundur menggenjot lubangnya, Pawat tidak pernah membayangkan kalau ada kontol besar yang menggenjot lubangnya.
"Kalo pelan nggak berasa mas, nanti juga bakal enak saya kontolin, janda belakang aja ketagihan sama kontol saya". Ucap Ian
PlokkPlokkPlokkk
"Aahhh.. anjing! La-lagi, lebih dalem lagi ahhh.. enak mas"Pawat di buat gila begitu kepala kontol itu menyentuh sesuatu di dalam tubuhnya, lubangnya panas karena bergesekan dengan urat-urat yang ada di batang kontol Ian.
"Gini mas?"Jlebb!
"Nghhh.." Pawat langsung mendongak dengan mata yang terpejam erat begitu Ian mendorong lebih dalam lagi kontolnya.
"Udah mulai ketagihan sama kontol saya mas?" Tanya Ian dan semakin beringas menggenjot lubang Pawat sampai tubuh besar Pawat ikut tersentak di buatnya.
"Anjing kontol lu anjing, fuck!" Racau Pawat .
Pawat benar-benar sudah seperti pelacur, mendesah dengan kencang karena kontol yang keluar masuk dengan kasar di lubangnya.
CrottCrotttCrottt
Tanpa di sentuh kontol Pawat menyemburkan pejuhnya dan berceceran di lantai cukup banyak, Pawat sudah lemas tapi Ian masih bersemangat menggempur lubangnya.
"Eh," Pawat terkejut begitu Ian membalik tubuhnya dan mengangkat tubuh besarnya dengan mudahnya.
"Bangsat, terlalu dalem ahh.. sshhh.. anjing!"
Ian mengentotinya dengan posisi berdiri, Ian sangat gagah menggendong Pawat dan mengentoti lubangnya.
"Lubang gua bangsat!" Umpat Pawat karena kontol Ian semakin masuk mengocok lubangnya.
CrotttCrotttCrott
Kontol Ian baru saja menembakan pejuhnya di lubang Pawat, pejuh itu langsung keluar dari lubang Pawat dan mengalir ke kontol Ian dan terus berjalan ke paha tukang kebun itu dan berakhir menetes ke rumput.
Ian langsung menurunkan tubuh Pawat kebawah setelah pelepasan, yang tadi itu benar-benar luar biasa. Ian melirik kontolnya yang masih berlumur pejuh.
Ian mendekati Pawat yang masih berbaring di atas rumput lalu menyodorkan kontolnya.
"Bersihin kontol saya mas," ucap Ian.Pawat melirik kontol berlumuran pejuh itu, dia belum pernah sepong kontol orang.
"Ayo mas isep kontol saya, tadi kan udah saya kasih enak." Ucap Ian lagi karena Pawat hanya diam saja.
Pawat pun membuka mulutnya, menjilati kepala kontol Ian yang masih memerah. Pawat bisa merasakan pejuh di ujung lidahnya.
"Lain kali mau ya saya entot lagi mas?"
Pawat hanya mengangguk saja karena dia terlaku fokus sepong kontol Ian yang kembali ngaceng lagi.
TBC