Chapter 2 [Di Sepong Bakap Kost]
Cast : Bright x Ohm Pawat
"Baru pulang kerja Pawat?"
Pawat yang melewati rumah Bright pun langsung menoleh, dia tersenyum sebagai sapaan pada bapak pemilik kost itu. "Iya pak," balas Pawat.
"Sini mampir dulu kita ngopi." Tawar Bright.
Sebenarnya Pawat sangat lelah dan ingin langsung istirahat tapi dia tidak enak menolaknya, Pawat pun bergabung dengan Bright yang sedang bersantai di teras rumah.
"Keliatannya cape banget kamu," ucap Bright.
Bright tidak tahan dengan bau tubuh Pawat yang sangat jantan tercium oleh hidungnya,
Pawat ini cukup seksi dengan bibir tebal dan kulit tan nya tapi sayangnya Bright belum pernah merasakan lubang pria itu, kontolnya sudah tergiur sejak lama ingin mencicipi lubang sempit Pawat yang masih perjaka itu
"Iya pak lagi banyak kerjaan di kantor," balas Pawat seraya melonggarkan ikatan dasinya dan entah kenapa itu terlihat sangat seksi di mata Bright, apalagi saat Pawat menggulung lengan kemeja, tangannya yang berurat sangat mengiurkan.
"Berhenti aja kalo gitu."
"Kalo berhenti saya nggak bisa bayar uang kost pak, saya makan darimana?"
Kai ini anak kost paling rajin, dia tidak pernah telat bayar maka dari itu Bright belum pernah mencicipi tubuhnya.
"Kalo uang kost mah ya gampang lah, kalo kamu lapar ya tinggal ke rumah bapak aja."
"Maksud bapak?" Pawat tidak mengerti dengan apa yang di ucapkan oleh bapak kostnya itu, apa hanya sekedar gurauan saja atau apa?
"Nggak, bukan apa-apa." Ucap Bright,"nggak kerasa ya besok udah waktunya kamu bayar uang kost."
Mendengar itu wajah Pawat jadi berubah."Kenapa?"
"Gini pak, aduh gimana ya? Sebenarnya saya nggak enak.""Udah cerita aja, kamu kenapa?"
"Kalo boleh sama minta keringanan pak, kayaknya bulan ini saya bayar telat, uangnya ke pakai, tadi pagi ibu nelpon minta duit untuk beli seragam sekolah adik saya, udah kekecilan katanya."
"Aduh, gimana ya Pawat? Kamu udah tau peraturan kost ini bukan? Kalo kamu telat kamu bisa di denda 25ribu sehari, kalo kamu nggak keberatan sih bapak gapapa."
Bright tersenyum miring, ini kesempatan baginya untuk mencicipi tubuh Pawat.Bright sudah bosan ngewe sama remaja. Pawat tampak berpikir, mungkin dia baru bisa bayar tanggal 10 sedangkan kostan nya jatuh tempo tanggal 1. Dendanya terlalu besar untuknya.
"Gimana Pawat?" Bright mulai mendesak."Dendanya terlalu besar pak, saya baru bisa bayar tanggal 10 nanti." Jawab Pawat,
kalaupun harus pindah kostan sangat sulit bagi Pawat dapat kostan yang dekat dengan tempat kerjanya, lagipula kostan milik Bright ini terbilang murah dengan fasilitas cukup lengkap.
"Sebenernya saya bisa aja kasih kamu free satu bulan ini, nggak usah bayar.""Maksud bapak? Saya nggak perlu bayar untuk bulan ini?"Bright mengangguk, "asalkan.." Bright menggantungkan perkataanya membuat Pawat penasaran, Bright mendekatkan wajahnya ke telinga Pawat.
"Kamu mau ngewe sama saya," bisiknya.
"Apa?! Bapak jangan gila!" Pawat langsung mendorong jauh tubuh Bright darinya, sialan ternyata bapak kostnya homo sialan!
"Kalo kamu nggak mau yasudah, saya nggak maksa." Ucap Bright.Bright melirik Pawat yang masih terlihat marah dengan wajahnya yang memerah tapi tidak pergi.
"Asal kamu tau aja, hampir semua penghuni kost ini udah saya ewe karna nggak bisa bayar kost, dan semuanya ketagihan sama kontol saya." Ucap Bright dengan bangganya.
"Coba kamu liat kontol saya, gede bukan? Kontol ini bisa buat mereka jerit keenakan, udah banyak lubang perjaka yang pecah karna kontol saya."
Tanpa malu Bright mengeluarkan kontolnya dari celana, menggoyangkan batang kontolnya di depan Pawat.
Pawat menatap horor kontol milik bapak kostnya itu, kontolnya sangat besar panjang dan gemuk, batangnya sangat kekar di hiasi dengan urat yang menonjol. Kontol Pawat tidak sebesar itu.
"Gimana? Mau cicipi kontol saya? Saya yakin kamu bakal keenakan saya kontolin sampe mentok."
Pawat menelan ludahnya kasar begitu membayangkan kontol jumbo itu masuk ke lubangnya yang sempit, apa tidak sakit?
"Kamu tenang aja, awalnya emang sakit tapi abis itu kamu bisa ngerasain surga dunia."Pawat tampak ragu untuk menerima penawaran bapak kostnya, tapi apa yang di janjikan Bright sangat membantunya, Pawat bisa mengirim lebih untuk ibunya di kampung.
"Kesempatan nggak datang dua kali Pawat."
"Tapi saya bukan gay pak, saya cowok normal."
"Kamu pikir semua anak kost di sini gay? Semuanya normal tapi ketagihan waktu saya entot."Pawat masih ragu tapi dia tidak punya pilihan lain, "oke saya mau, tapi cuma sekali ini aja pak, bulan depan saya pasti bayar tepat waktu."
"Liat aja nanti, ayo masuk ke rumah saya."Bright membawa masuk Pawat ke rumahnya dia juga tidak lupa mengunci pintu rumahnya takut kalau ada maling masuk.