♥
│
│
│📖📖📖📖📖
33
Jena tersenyum- senyum sendiri saat duduk sendiri di dalam ruangan kerja nya ia teringat dengan kejadian di pantai semalam dimana untuk pertama kali setelah menjalin hubungan dengan ravin Jena mencium ravin, ia tidak menyangkan akan melakukan hal bodoh itu semalam.
" kamu kenapa senyum-senyum? " tanya ravin ketika masuk kedalam ruangan nya.
" ah?? " tanya Jena terkejut karena orang yang sedang ia bayangkan ada di depannya.
" kamu mikirin aku ya? " ucap ravin percaya diri.
" ihh kepedean kamu aku gak mikirin kamu kok "
" terus kamu kenapa senyum-senyum sendiri kamu udah gila, tergila gila sama aku "
Jena bergidik ngeri mendengarnya " kamu tuh yang udah gila " ucap Jena memalingkan pandangannya dari wajah ravin karena Jena tidak kuat untuk tidak melihat bibir indah milik ravin yang semalam sudah mengambil ciuman pertamanya.
" kamu mau yang semalam "
" apa.?? " Jena tau ke mana arah pembicaraan ravin. " aku gak lagi mikirin kita ciuman semalam ya " ucapnya berusaha membantah
" terus kenapa kamu malingin muka kamu kamu malu lihat aku? " tanya ravin masih menggoda Jena.
Dia tau Jena pasti lagi salting karena masih kepikiran dengan apa yang mereka lakukan semalam, karena dia pun sama merasakan seperti yang Jena rasakan namun dia berusaha untuk tetap santai .
" aku gak mau lihat bibir kamu, akh " ucap Jena menutup mulutnya dengan telapak tangannya.
Jena menutup matanya ia sudah keceplosan padahal Jena sudah berusaha menahan untuk tidak mengatakan itu pada ravin tapi apakah dayanya semuanya sudah terjadi, sekilas matanya melirik pada ravin yang berjalan menuju ke arahnya.
Ravin membungkuk mensejajarkan wajahnya dengan wajah Jena, dengan perlahan ravin melepaskan lengan Jena yang menutup mulutnya.
" kamu masih terbayang-bayang? " tanya ravin dengan wajah polosnya membuat Jena hanya diam sambil mengedipkan matanya beberapa kali.
Dia gugup memandang wajah ravin sedekat ini apalagi bibir indah miliknya membuat Jena terbayang kembali kejadian di pantai semalam.
" terbayang-bayang apa aku gak terbayang apapun? " ucapnya namun matanya tertuju pada bibir indah ravin
Ravin tersenyum kecil mendengarnya, tanpa ijin dan tanpa aba-aba ravin kembali mengecup bibir Jena sekilas membuat Jena melotot diam di tempatnya.
Setelah membuat jantung cewek itu copot ravin pergi begitu saja tidak mempedulikan efek samping dari apa yang sudah ia perbuat pada calon istrinya itu.
Jena memegang jantung nya, detakan nya begitu kencang sama persis saat ia jatuh cinta pada juan, namun kali ini jantung itu berdetak karena ia mencintai ravin bahkan sangat mencintai dia.
Jena menyentuh bibirnya lalu tersenyum kecil mengingat kejadian yang beberapa menit terjadi antara ia dan ravin, tidak lama namun membuat Jena ingin melakukannya lagi .
Jena merasa dirinya sudah benar-benar gila, gila karena tergila-gila pada ravin.
KAMU SEDANG MEMBACA
˙Maaf˙ ⟬karena Aku Terlalu Mencintaimu ⟭ Revisi
Teen FictionMaaf Karena aku terlalu mencintaimu apakah ini salah?, Menyimpan rasa cinta pada seorang pria yang mungkin tidak akan pernah bisa bersama kita itu salah?. hal yang pertama kali harus kita lakukan adalah meminta maaf pada diri kita sendiri. ...