Awal Dimana Semuanya Dimulai

2 0 0
                                    

Jakarta, 18 Juni 2022

Keadaan sore hari ini sangatlah kacau, suara sirine mobil polisi yang disusul oleh suara sirine mobil ambulans, saling bergantian memasuki parkiran salah satu sekolah elite kawasan selatan kota Jakarta.


Bahkan langit seolah semakin membuat semuanya terlihat kacau, dengan mengirim hujan di tengah kehebohan yang terjadi di halaman SMA Tri Sakti itu.

Kerumunan yang semakin banyak mengerumuni satu tempat di halaman sekolah yang luas hanya untuk menonton apa yang sedang terjadi, banyaknya pasang mata yang menyaksikan dan banyaknya kamera yang merekam membuat sore itu sangatlah kacau.

Petugas ambulans mencoba membelah kerumunan untuk mencapai pusat kerumunan, dan petugas polisi yang mencoba memasang garis polisi di area itu, serta guru kesiswaan dan beberapa pihak keamanan yang mencoba membantu kedua pihak itu dengan membubarkan kerumunan.

Hal itu adalah hal baru bagi SMA Tri Sakti, dan pihak sekolah sama sekali tidak memiliki sedikitpun persiapan untuk menghadapi kehebohan yang sedang terjadi.

Dimana dua puluh lima menit yang lalu, seorang siswi sekolahnya ditemukan tergeletak di tengah halaman yang luas dengan darah di sekelilingnya, disaat siswa-siswi dan guru-guru SMA Tri Sakti tengah menjalani proses belajar mengajar di sekolah itu.

"Jangan menghalangi proses pemindahan!," Pinta salah satu petugas polisi yang mencoba mengamankan TKP.

"Nafasnya melemah, Pak!"

"Cepat pindahkan ke mobil!," Perintah petugas ambulans itu kepada rekannya.

"Pasien, akan lewat. Tolong beri jalan!." Pintanya lalu mereka membawa tandu itu menuju mobil ambulans yang telah siap untuk membawa mereka menuju rumah sakit terdekat.

"Gila!"

"Itu kan si Nabila!,"

"Anjir gue gak nyangka dia lompat dari atas!"

Sirine mobil ambulans kembali terdengar dan kali ini mobil itu perlahan melaju meninggalkan area sekolah untuk pergi ke rumah sakit terdekat dari sekolah itu.

"Perhatian untuk semua siswa-siswi SMA Tri Sakti baik yang ada di halaman maupun di lantai 2, 3, 4 dan 5. Dimohonkan untuk kembali ke kelas masing-masing dan melanjutkan proses pembelajaran dengan tertib."

"Kepada guru pembimbing dimohonkan untuk menertibkan siswa-siswi yang ada di kelas dan memastikan semua anak untuk tetap berada di dalam kelas, sampai instruksi lanjutan diturunkan."

"Terima kasih."

Suara Guru kesiswaan terdengar melalui pengeras suara yang berada di setiap sudut gedung sekolah, yang tak lama membuat kerumunan baik di halaman maupun setiap lantai gedung sekolah membubarkan diri mereka.

"Lo yakin ini gak bakal jadi masalah kan?." Tanya seorang gadis yang tengah menatap ke arah gerbang sekolah.

"Ya menurut lo?!." Lelaki di sampingnya terlihat ketakutan melihat apa yang baru saja terjadi.

"Guys, gue takut!" Gadis lainnya menggigit jarinya, saat ini kedua tangannya sudah terlihat gemetar.

"Apa yang perlu kalian takutin?." Suara berat itu tiba-tiba terdengar, membuat gadis dan lelaki yang sejak tadi menatap takut ke arah gerbang sekolah menoleh ke arahnya.

"Lo pada kenal tu cewek?." Tanya pemilik suara berat itu dan menatap dingin ke arah tiga orang yang merupakan temannya.

Mereka bertiga terdiam, mata itu seolah memperingatkan bahwa mereka harus menutup mulut, dan mempercayakan semua hal kepada pemilik suara berat itu.

MONARCH : FIND YOU THEN I FOUND MYSELF Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang