10. Mantan

46 4 0
                                    

Varesa yang sedari tadi hanya melamun menatap bukit itu dengan tatapan yang sedih, namun entah mengapa ia tidak bisa mengeluarkan air matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Varesa yang sedari tadi hanya melamun menatap bukit itu dengan tatapan yang sedih, namun entah mengapa ia tidak bisa mengeluarkan air matanya. Entah karena ayahnya atau sesuatu yang lain.

"Hai"

Tiba tiba suara seorang cowok terdengar di telinga Varesa. Cowok itu menghampiri Varesa dan duduk disamping Varesa dengan tersenyum.

"Kamu?" heran Varesa memiringkan kepalanya.

"Iya aku yang dibully sama geng Amon waktu itu" jawab cowok itu.

"Eh btw makasih udah nolongin aku, dan maaf waktu itu aku sedikit emosi" jelas cowok itu kembali.

"Ooh kamu, iya iya aku ingat, gapapa maklum pasti kamu emosi gara gara habis dibully ya?" jawab Varesa mengangguk anggukan kepalanya.

"Iya"

"Kenalin aku Varesa" ujarnya sambil memberikan tangannya.

"O-oh iya aku Edsa" balas Edsa menerima jabatan tangan Varesa.

"Kamu anak kelas mana Edsa?" tanyanya.

"Aku IPA 12E" jawabnya.

"Kalo kamu?" tanya Edsa.

"Kalo aku IPS 12A" jawab Varesa sambil tersenyum.

"Kamu habis nangis Res?" tanya Edsa setelah melihat mata Varesa yang sedikit memerah.

"O-ohh ini nggak kok itu tadi mata aku kemasukan serangga terus aku kucek kucek jadi merah gini, hehe" jawabnya berbohong sambil mengusap usap matanya.

"Ohh, kalo gitu aku duluan ya Res, takut dicariin temen aku, dadaa" ujar Edsa pergi.

"Iyaaa Saa" teriak Varesa.

Dirinya pun berdiri dan melangkahkan kakinya untuk kembali ke tendanya karena sebentar lagi semua murid harus berkumpul untuk pemberitahuan mengenai kegiatan apa saja yang telah dibuat oleh ketua OSIS.

Sesampainya di tenda, "Haii lama gakk" ujar Varesa sambil duduk di dekat Hazzel.

"Lamaaa banget tau gk lo, katanya 5 menit, taunya satu abad" jawab Naera dengan wajah yang kesal.

"Hehe, iya iya maaf" maafnya pada Naera.

Naera hanya meliriknya sinis dan memutar bola matanya malas, dan Hazzel yang hanya tersenyum dengan tingkah Naera ketika kesal.


⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅

Semua murid pun duduk melingkar di lapangan tempat persami dilaksanakan tidak jauh dari tenda mereka, dan katanya akan ada pembina sementara mereka, pembina ini masih baru lulus kuliah lebih tepatnya masih berumur 22 tahun.
Tidak lama setelah itu Pak Denka datang bersama pembina persami sementara ini.

ELVARES [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang