Matahari perlahan merosot di cakrawala, dan langit yang sebelumnya berwarna jingga kini berubah menjadi biru tua, menandakan kedatangan malam.Suasana didalam villa dipenuhi dengan hiasan bunga yang memukau, dan di ruang tengah terdapat kue pengantin yang menarik perhatian di atas meja.
Di kamar di lantai atas, Farka terlihat sibuk merapikan jas hitamnya dan mengikat dasi kupu-kupu dengan rapi di kerah baju pernikahannya.
Dia berdiri di depan cermin yang panjang, memperhatikan tampilannya dengan wajah yang bersinar dan bibir berwarna pink.
Pemilik tubuh atletis ini tampak mengambil beberapa napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri yang diganggu oleh kegugupan.
"Fiuhh... Tenanglah, Farka, kamu bisa!" ucapnya kepada bayangan dirinya di cermin.
Setelah Farka keluar dari kamarnya, langkahnya berat saat ia menuruni anak tangga menuju lantai bawah.
Hatinya berdebar-debar, penuh dengan campuran kegembiraan dan kegelisahan.
Ia tahu bahwa saat ini adalah saat yang ditunggu-tunggu, saat ia akan melihat Cassandra, wanita yang akan menjadi istrinya.
Dengan tangan gemetar, Farka mengetuk pintu kamar Cassandra beberapa kali.
Setelah beberapa detik yang terasa seperti berabad-abad, pintu itu perlahan terbuka dan ia melihat wajah cantik Cassandra melalui celah pintu yang terbuka.
"Sayang! Sudah siap?" bisik Farka dengan hati yang berdebar.
Di balik pintu terlihat Cassandra, memakai gaun pengantin putih yang ringan dan elegan. Gaun itu melambangkan kemurnian dan keanggunan, dan sesuai dengan kulit putihnya yang mulus.
Rambut Cassandra digerai dengan indah, dihiasi dengan mahkota kecil yang membuatnya terlihat seperti seorang putri. Riasan ringan di wajahnya menambah pesona alami gadis itu.
Meskipun sedang hamil, cantiknya Cassandra tak terbantahkan. Ia benar-benar tampak seperti malaikat turun dari surga.
Farka terpaku melihat kecantikan Cassandra. Matanya membelalak dan mulutnya terbuka tak percaya. Ia tak mampu berkata apa-apa, hanya bisa terpesona oleh pesona istimewa wanita di hadapannya.
"Sudah, ayo!" ucap Cassandra dengan senyuman lembut, sambil berjalan mendekati Farka yang masih terpana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Call Me Papa Anka's [TERBIT]
RomanceGue nggak peduli ayah dari bayi ini,benih yang ditanam di rahim lo ini! Yang pasti gue cuman ingin menjadi ayah untuk bayi ini, meskipun ini bukan darah daging gue,gue akan memperlakukan layaknya anak kandung. Dan gue juga nggak bakalan melarang lo...