35. Kambuh

48 2 0
                                    

Assalamualaikum, halo, ketemu lagi dengan Babang di chapter tiga puluh lima.☺️

Jangan lupa vote, komen serta follow 🤗

Babang akan update chapter selanjutnya dalam waktu dekat. Jadi tetap
Semangat untuk membaca cerita absurd ini juga menjalani hidup dan selalu tersenyum walaupun hari ini tidak berpihak padamu. 💪💪💪








Selamat membaca





"Udah, Pah," ucap Gasha yang berusaha menjauhkan Badai agar tidak lagi memukuli Anggara.

"Lepaskan, Gasha Alghifhari!!!" hardik Badai menepis tangan Gasha.

"Gak, Pah, papa berhenti!" tolak Gasha yang tetap menarik tangan Badai untuk menjauhinya dari Anggara.

Badai yang sudah kepalang emosi, menatap tajam Gasha lalu menamparnya pipi sang anak dengan keras yang membuat tubuhnya terjerembab ke lantai.

"Bangun kamu!!!" pintanya menarik kasar tangan Gasha lalu ia kembali menampar beberapa kali wajah sang anak.

"Om, jangan pukuli lagi Gasha," ucap Anggara menahan tangan Badai yang hendak menampar Gasha lagi.

"Ada apa in–, Gasha!" teriak Quinnsha saat dirinya melihat sang anak sudah lemas di lantai dengan dipenuhi luka di wajahnya, "nak, kamu kenapa?" tanyanya mengangkat kepala Gasha lalu ia letakkan di pahanya.

Tadi pada saat Quinnsha menyiapkan makan siang, ia mendengar suara gaduh di depan. Maka dari itu dirinya berjalan ke depan untuk mengecek keadaan depan rumah. Sesampainya di depan rumah, wanita dengan 7 anak itu mendapati anak ketiganya tergeletak di lantai dengan luka robek di sudut bibirnya.

"Nak, kenapa? Pah, apa yang kamu buat sama anak kamu, hah?!" tanya Quinnsha mendongak menatap sang suami yang berdiri dengan tangan terkepal.

"Dia udah buat aku malu! dia berzina sama bangsat ini!!!" jawab Badai menunjuk Anggara yang berjongkok dekat Gasha.

"Betul itu, Nak?" tanya Quinnsha menatap Gasha.

"Bukan Gasha yang melakukannya, Tante. Tapi aku, aku yang memperkosa Gasha. Maaf, Tante. Saya janji akan secepatnya menikahi Gasha." Bukan Gasha yang menjawab, melainkan Anggara. Dirinya menjawab sembari menundukkan kepalanya.

"Kenapa kamu ngelakuin itu?" tanya Quinnsha dengan mata berair.

"Maaf, Tante, saya khilaf," ungkap Anggara yang tangannya menggenggam tangan Gasha.

"Gak akan saya biarkan kamu nikahi anak saya! kamu harus dipenjara!" hardik Badai menarik tangan Anggara lalu membawanya.

"Om, gak om, saya gak mau dipenjara. Saya mau bertanggung jawab," tolak Anggara berusaha melepaskan tangannya dari cengkeraman Badai.

"Gak akan, kamu harus mendekam di penjara!" tampik Badai terus menarik lengan Anggara untuk pergi ke kantor polisi.

"Om, saya mohon, saya gak mau dipenjara. Saya janji akan nikahi Gasha," ucap Anggara memohon dengan air mata yang terus berjatuhan.

Badai mendorong tubuh Anggara hingga tersungkur ke tanah dan kepalanya membentur batu yang menyebabkan darah langsung mengalir dari keningnya. Nafasnya memburu dengan mata memerah akibat terlalu emosi dan marah. Saat hendak memukul Anggara kembali, Badai merasakan sesak di dadanya. Ia memegang dada yang semakin sesak.

"Argh!" rintih Badai yang kemudian terjatuh pingsan. Untungnya Anggara dengan sigap menahan tubuh Badai sehingga tidak jatuh ke tanah.

"Om, om kenapa?" tanya Anggara yang tidak kuat menahan bobot tubuh Badai.

02. My Husband Is a Student Part 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang