Assalamualaikum, halo, ketemu lagi dengan Babang di chapter empat puluh tujuh.☺️
Jangan lupa vote, komen serta follow 🤗
Babang akan update chapter selanjutnya dalam waktu dekat. Jadi tetap
Semangat untuk membaca cerita absurd ini juga menjalani hidup dan selalu tersenyum walaupun hari ini tidak berpihak padamu. 💪💪💪
Selamat membaca
★
★
★
★
★"Naufal," panggil Badai saat sambungan telponnya sudah terhubung dengan Naufal.
"Iya, Om," sahut Naufal di seberang telpon yang sedang berjalan menuju jendela kamarnya.
"Kamu benar udah lamar Naysha?" tanya Badai yang saat ini duduk di sofa ruang tv. Dirinya mendengar kabar tentang Naufal yang melamar sang anak dari anak keduanya, ia memang memberikan tugas kepada Daysha untuk melaporkan tentang adik-adiknya jika terjadi sesuatu disaat mereka sedang berlibur di Bali.
Sekitar tiga hari setelah ia mengunjungi Gasha, Daysha menelpon dan memberi taukan kepadanya tentang Naysha yang dilamar Naufal. Badai pada saat itu sedang sibuk mengurusi Gasha yang syok karena mendengar sudah tidak bisa lagi punya anak, mengabaikan aduan Daysha. Baru hari ini dirinya ada waktu senggang dan bisa mengurus Naysha.
"Benar, Om. Saya akan melamar Naysha secara resmi secepatnya, Om," jawab Naufal. Ia memang sudah janji pada Naysha untuk meresmikan hubungan keduanya, ia juga sudah memberitahu perihal ini kepada kedua orang tuanya.
"Saya pegang janji kamu, btw kamu di mana sekarang?" ujar Badai bertanya.
"Em, Malaysia, Om," jawab Naufal melirik menara yang sebagai ikon negara yang berada tepat dihadapannya sekarang.
"Hah, Malaysia? bukannya kamu kemarin di Bali?" tanya Badai kaget dengan Naufal yang cepat sekali pindah negaranya. Baru sekitar tiga hari yang lalu ia diberi tahu tentang keberadaan Naufal ada di Bali, sekarang anak itu sudah di Malaysia saja.
"Hehehe, iya, Om. Baru tadi pagi saya sampai di Malaysia, Om," jawab Naufal menggaruk belakang kepalanya. Akibat pekerjaan yang menumpuk, membuatnya mau tidak mau harus terbang ke negeri Jiran, "tapi dua hari saja saya di sini, Om," sambungnya menutup gorden jendela lalu berjalan menuju kasur dan mendudukinya.
"Oh, ya udah kalau gitu. Saya tutup ya telponnya," pamit Badai ingin mematikan sambungan teleponnya dengan Naufal.
"Iya, Om. Makasih," jawab Naufal mengangguk walaupun tidak terlihat oleh lawan bicaranya.
Badai mematikan sambungan telepon dan meletakkan benda berbentuk pipih itu ke atas meja didepannya lalu mengambil cangkir berisi teh dan meminumnya. Ia mengedarkan pandangan untuk mencari sang istri. Namun, sejauh mata memandang, dirinya tidak menemukan Quinnsha. Di mana istri tercintanya?
"Sha!" teriak Badai agar Quinnsha yang entah di mana keberadaannya, mendengar.
Karena sang istri tidak kunjung datang ataupun menyahut, akhirnya Badai memutuskan untuk mencarinya di seluruh penjuru rumah. Sampai di depan pintu utama, ia melihat pintu gerbang masih tertutup rapat, itu artinya Quinnsha tidak keluar rumah. Pria yang sudah memiliki dua orang cucu itu pun kembali masuk hingga ke dapur, barulah ia menemukan sang istri yang sedang memas. Badai berjalan mengendap-endap agar Quinnsha tidak mengetahui keberadaannya, lalu memeluk pinggang wanitanya dengan erat.
![](https://img.wattpad.com/cover/356350067-288-k878794.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
02. My Husband Is a Student Part 2 [END]
RandomFOLLOW DAN VOTE DULU SEBELUM MEMBACA‼️ ★Alghifhari The Series★ 🔞 Kelanjutan dari "My Husband Is a Student" Bisa di baca terpisah, tetapi disarankan membaca season sebelumnya dulu biar ngerti alur. 🙃 ★★★★ Kisah rumah tangga Alghifhari Badaindra dan...