02

359 27 0
                                    

02. Kekasih shaman muda






***











.
.
.
.

Fourth segera masuk setelah mendengar suara riuh di dalam. Ia harus berhimpit-himpitan melewati kerumunan yang terdiam, hal itu membuatnya heran. Takut jika mereka telah menemukan harta karun miliknya.

"S-siapa?" Fourth ikut terkejut.

Menoleh ke arah salah satu dari mereka yang ternganga, pandangan ikut terarah pada objek yang ditatap. Dia indah. Seseorang mengenakan pakaian putih, postur tubuh tinggi, rambutnya belah tengah memiliki poni sedikit panjang menampilkan senyum simpul.

Seharusnya yang ditemukan adalah rubah emas mengapa yang ada malah sosok pria cantik? Fourth tidak pernah membawa ataupun menculiknya. Bagaimana mungkin seorang bidadari ada di gubuk kecilnya?

Fourth terdiam beberapa saat mengamati sosok itu yang juga tengah menatap binar ke arah dirinya.

" .... "

"Siapa kau?"

Orang lain segera tersenyum simpul lalu menjawab, "Aku adalah kekasih shaman muda itu." Dengan percaya diri dia menunjuk ke arah Fourth.

Seketika semua warga menoleh ke belakang. Fourth mematung tidak tahu apa yang sedang terjadi dan mengapa orang asing mengatakan demikian. Tetua desa menghampiri Fourth menepuk pundaknya kuat lalu mencoba berbicara.

"Siapa dia dan di mana rubah emas itu?" tanyanya mencengkram kuat bahu Fourth sementara sang korban meringis kesakitan.

Fourth berusaha menjelaskan. Ia mengatakan bahwa tidak ada rubah emas di rumahnya, yang ada hanya kekasihnya. Fourth mengklaim orang asing berpenampilan bak bidadari adalah miliknya kekasihnya.

Setelah mendengar pernyataan dari Fourth semua orang berbondong-bondong keluar menyeret biang kerok untuk sidang di aula desa. Mereka pergi dalam keadaan marah sekaligus kecewa meninggalkan Fourth yang bernafas lega. Kakinya merosot terduduk di lantai dingin.

Orang lain segera menghampiri lalu berjongkok tepat di depan Fourth membawa usapan pada pucuk rambut. Tidak tahu apakah orang tersebut gila atau tidak namun, jujur Fourth sangat menikmati sentuhannya.

"Katakan siapa kau," ucap Fourth menatap pupil yang membesar itu.

"Kau yang membawaku," balasnya.

"Rubah?"

.
.
.
.
.

Di pagi harinya Fourth mendapatkan koran harian dari kotak pos. Jarang-jarang sekali ada berita kecuali berhubungan dengan bencana alam yang akan terjadi.

Fourth membawa lembaran kertas masuk ke kediamannya duduk di kursi kayu kecil kemudian membuka lembaran baru. Di halaman pertama ia sudah mendapatkan berita bagus, Fourth tersenyum puas lalu membuangnya di perapian.

'Shaman Gara tiada setelah muntah darah bercampur paku.'

Kutukannya berhasil. Fourth membalas dendam pada orang yang telah bermain-main padanya, Shaman tua yang malang telah tiada. Orang itu telah terbakar menjadi abu untuk tenggelamkan pada sungai.

"Kau, aku ingin mandi." Fourth segera menoleh. Mendapati jelmaan rubah emas tengah tersiap membawa kain mori sebagai handuk dan tentunya juga alat untuk menggosok punggung.

"Kau tidak mempunyai pakaian,"

"Apa yang harus kupakai?"

Bukannya menjawab pertanyaan dari orang lain, Fourth bangkit meraih benda-benda yang sudah bertengger di kedua sisi tangan siluman itu. Menautkan kedua tangan membawanya keluar dari rumah. Dia mengajaknya ke pasar untuk membeli pakaian dengan ukuran yang pas.

Little Fox || FourthGemini On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang